| EMPAT BELAS |

603 38 6
                                    

Pagi ini aku berangkat ke kantor bersama valen, karena aku tinggal satu atap bersamanya sudah pasti aku juga akan berangkat bersamanya untuk setiap hari.

Aku tidak tahu kapan hal aneh ini akan berhenti, setidaknya sebulan saja.

Kalau tidak, aku akan memulai memikirkan sesuatu yang tidak pantas. Kejadian semalam itu saja juga sudah tidak pantas untung valen tidak mengungkit-ungkitnya lagi.

Saat kami tiba di halaman parkiran, aku dan valen keluar dari mobil bersamaan. Para karyawan yang baru saja datang juga terpaku melihat kami, aku tidak tahu kenapa mereka bereaksi seperti itu..


Setelah itu aku berpisah di lift, valen ke ruangannya dan aku juga ke ruanganku seperti biasanya.

"Anaa !!!" seru grace sambil memelukku. Ia menatapku dengan tatapan yang berbinar-binar. "Kau benar-benar.." tambahnya.

"Apa ?" tanyaku.

"Wanita penggoda" ledeknya, ia menatapku dengan bibirnya yang setengah terbuka.

"Kau baru sebulan bekerja di sini dan kau sudah menjabat sebagai sekertarisnya Mr. Aryandhi" lanjut grace, ia seperti iri padaku. Tapi aku hanya diam saja menanggapinya.




"Apa itu penting ?" selaku. Aku justru tidak ingin berurusan dengan valen. Tapi aku sudah terlalu jauh, aku melangkah melewati batasanku.

"Kenapa kalian bisa berangkat bersama ? Apa beliau menjemputmu ?" seru grace, ia mengamati wajahku.

Untung saja aku tidak mudah panik, aku hanya mengangkat satu alisku sambil tersenyum masam. Apa aku perlu bercerita padanya ? Tidak.

Tidak penting, aku tidak bisa terbuka kepada orang lain selain bella. Ralat, valen juga. Sejak semalam aku rasa aku mulai percaya padanya.





~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~






Setiap hari aku harus bolak balik dari ruanganku ke ruangan valen, aku menemaninya setiap ada meeting dan aku juga selalu mengerjakan tugasnya.

Aku mulai menikmatinya, semua terasa seperti rutinitas. Berlalu dengan mudahnya dan tidak banyak masalah.

Aku tidak lagi bersikap kasar padanya, ia juga tidak pernah mengangguku lagi. Ia tidak pernah memaksaku.

Itu yang aku sukai darinya, ia tidak pernah memaksaku lagi seperti biasa-biasanya..




Hari ini aku tidak pulang bersama valen, karena grace ingin mengajakku pergi. Ia bilang ingin berbelanja, jadi aku menyuruhnya pulang lebih dulu.

Aku juga sudah mulai hafal jalan menuju mansionnya.

"Hari ini kita jadi berpergian kan ?" tanya grace saat di depan pintu masuk kantor.
"Ya" balasku, kemudian kami berjalan ke parkiran dan masuk ke dalam mobilnya.


Kami menuju ke pusat pembelanjaan, kami makan bersama dan membeli barang bersama. Kami juga sempat berfoto bersama, hari ini grace benar-benar menyenangkan.

Ia terlihat bersemangat dan begitu ceria. Sekarang pukul 7 malam, grace mengantarku pulang tapi ia melewati jalan yang salah. Ia tidak menuju ke apartement ku, dan juga tidak menuju ke arah kantor.

Kemudian mobilnya tiba-tiba berhenti, di tengah jalan. Kanan kiri kami hanya hamparan tanah kosong dan tidak ada mobil yang lalu lalang.


"Ada apa ?" tanyaku panik.

"Mungkin mobilku mogok lagi, tunggu sebentar" balasnya, ia keluar dari mobil dan membuka bagian depan mobilnya.

Kami saling bertatapan bingung, aku sendiri juga tidak tahu banyak soal mesin mobil.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang