| DUA PULUH ENAM |

751 35 2
                                    

Tatapanku tidak pernah teralihkan, ashley begitu cantik. Rambutnya berwarna coklat kemerahan sebahu dan lurus. Bibirnya tipis dengan lipstick merah menyala, sekilas wajahnya memang mirip denganku.

Tapi tetap saja, bagiku itu berbeda. Valen sangat tidak menyukai ashley.



Aku tidak ingin valen membenciku, seperti ia membenci ashley. Memikirkannya sudah membuatku mual, aku menggeleng tidak terima.

"Jangan bersikap seperti itu valen, ashley kemari untuk membicarakan sesuatu denganmu. Kau harus membantu perusahaan miliknya" ucap Mrs. Aryandhi tegas. Wajahnya bersih tegang dengan valen.

"Aku tidak punya kerja sama lagi dengan perusahaan Mr. Greene" balas valen masih marah.

"Valen.." ashley menyebut namanya dan tangan kirinya berusaha menyentuh bahu valen, aku memperhatikan nya dari belakang.

"Jangan sentuh aku !!!" bentak valen, ashley terdiam.

"Maaf Mrs. Aryandhi kami baru pulang. Lebih baik ashley membicarakan masalahnya besok pagi" selaku, aku berusaha menengahi. Aku tidak ingin valen kelewat batas.

"Aku rasa itu benar. Baiklah, maaf sudah menganggu" ashley mengalah, lagi-lagi ia tersenyum ramah padaku tapi matanya tidak. Ada sesuatu di balik senyum manisnya.

Setelah ashley keluar, beberapa menit kemudian Mrs. Aryandhi menatapku marah. Aku benar-benar bingung. Ada apa ini ?
"Kalau begitu ashley bisa pulang, sekarang mom ingin berbicara sesuatu dengan ana" ucapnya. Aku memperhatikannya.

"Aku baru saja masuk ke dalam kamar kalian, dan aku menemukan ini" seru mrs. Aryandhi dan di tangan kanannya ada secarik kertas dengan tulisan-tulisan.

Aku menyipitkan mataku, astaga itu surat perjanjianku. Aku berubah menegang.

"Momm.. Sudahlah" valen membelaku. Aku semakin menegang.

"Valen diam !!! Siapa yang membuat perjanjian macam ini ??" bentak mrs.aryandhi  marah, aku semakin gemetaran. Sial kenapa ia menemukan surat itu.

"Mrs." sebutku ketakutan.

"Sebenarnya kalian menikah atas dasar saling jatuh cinta atau ada sesuatu. Perjanjian macam apa ini ?!! Kau tidak ingin melayani putraku ? Ada apa dengan valen, apa ia penyakitan ?!!" tatapan marah bercampur tidak suka semakin dalam aku lihat di mata mrs. Aryandhi, aku tidak lagi melihat sisi keibuan di dirinya.

"Mrs. Aryandhi bukan itu maksudku, aku.." aku berusaha menjelaskan tapi valen berdiri di hadapanku. Menyuruhku untuk diam, dan ia berbalik ke arah ibunya.

"Mom, aku yang membuat keputusannya. Aku tidak ingin menyentuh ana karena aku tidak menginginkannya" jelas valen tegas. Mrs. Aryandhi semakin geram menatap valen,

"Benarkah ? Jadi disini ana yang tidak bersalah ?" serunya tatapannya beralih ke arahku dan aku semakin merasa bersalah.

"Iya, dan satu lagi. Mom ini urusan rumah tangga ku bersama ana" seru valen,  "JANGAN IKUT CAMPUR" valen menaikkan suaranya pada ibunya. Kenapa ia melawan seperti itu..
"Valen.." potong ku. Aku ingin sekali mengahkiri perdebatan ini,






"Keluarga macam apa yang kalian bangun ini ?!! Tidak ada hubungan sex, apa kalian tidak ingin meneruskan garis keturan keluarga aryandhi !!" omel Mrs. Aryandhi lagi sembari berjalan keluar rumah, tapi ia berbalik lagi dan berdiri di hadapanku.

"Anastasia kau ini cantik tapi bodoh, jadilah istri yang berguna !! bukan hanya numpang tidur disini saja dengan.." hinanya, hatiku semakin sakit mendengar ucapannya. Air mataku mengenang di sudut mataku.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang