| TIGA PULUH TUJUH | Ending Part

1.3K 45 14
                                    

Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan lembut. Lalu lintas di jalanan juga mulai padat, sekarang pukul sembilan pagi. 

Kami sedang menuju ke Apartement, Aku dan valen akan mengurus sesuatu di pengadilan. Dan sesungguhnya aku benci harus mengurus hal tersebut. Karena aku harus terpaksa menitipkan Allena di apartement bersama Mrs. Aryandhi dan tania.

Begitu kita sampai di depan pintu, Mrs. Aryandhi langsung mengambil Allena. Dan kami tidak sempat untuk singgah sebentar, karena kami sudah hampir terlambat.

"Tenanglah, allena anak yang baik. Ia tidak akan rewel" ucap valen sambil menyetir, menuju ke pengadilan.

"Aku tahu. Bukan itu yang aku permasalahkan" balasku.

"Aku sejujurnya juga tidak ingin berurusan dengannya lagi. Jadi kita selesaikan semuanya sekarang juga" jelas valen tanpa bisa di bantah lagi.

"Aku benar-benar ingin hidup tenang" Balasku lelah.

Aku tidak menyangka valen akan melakukan semua ini, bayangkan ? SEMUANYA. Ia akan menuntut ashley, aku pikir itu langkah yang benar, tapi.. 

Semua permasalahan ini tidak akan berahkir, ashley akan terus membenci ku. Bahkan sampai kematian memisahkan kami. Ia tidak akan pernah melupakannya begitu pula diriku. Ya tuhan, bisakah aku hidup tenang ? kenapa selalu saja ada masalah. kenapa ?



Ia akan terus ada sebagai bagian dari masa lalu ku yang mengerikan. Ashley adalah bagiannya, Dan aku sudah melewati semua yang berasal dari masa lalu ku terutama Eric Robinson. Keparat tua itu, dan sekarang Ashley. 

Aku menghadiri pengadilan hanya untuk menyelesaikan mereka berdua, dan itu sungguh menyebalkan. Sama sekali tidak penting !! Dan aku tahu valen begitu menghargai segala bentuk aturan dan hukuman, jadi ia akan menyelesaikan semuanya menurut apa yang ia percayai.

Kami sampai di pengadilan, dan segera menuju ke ruang persidangan. Aku melihat seorang gadis duduk di kursi tepat di bagian depan hakim dan ia sendirian. 

Aku duduk di barisan kedua dari depan, di sisi kanan ku ada pengacara yang di sewa valen untuk menangani kasus ku. Kami sempat berjabat tangan dan kemudian menunggu sang hakim membuka proses pengadilannya.








"Katakan semuanya, jangan takut" Suara valen, sambil menggegam tanganku. Aku menghadap ke arahnya.

"Aku tidak pernah takut, selama kau berada di samping ku" Balasku menyakinkan.

Beberapa orang mulai memasuki ruangan, termasuk ketiga hakim utama. Dan beberapa menit kemudian semuanya sudah di mulai. Tidak ada kebisingan apapun selain pembacaan argument dari kedua belah pihak. 

Di satu sisi, aku berbicara sesuai apa yang aku alami. Sedangkan Ashley terus membantahnya, ia mengucapkan semua yang telah ia alami. Aku tidak tahan lagi, 

Seandainya kami tidak sedang berada di ruang persidangan. Akan ku pastikan, aku akan mencekiknya sampai mati. Sial !! Ia selalu saja mengatakan bahwa dirinya pernah hamil, dasar pembohong besar.

"Valen bukanlah orang yang baik !!!" teriak ashey sudah tidak terkendali lagi, "Ia meyuruhku untuk menggugurkan kandungan ku, ia laki-laki brengsek. Aku membencinya" Gertaknya. 

Semua orang bisa mendengar ucapanya yang hina itu, aku mengerang kesal. CUKUP !! Ashley sudah kelewatan.



"Kalau kau bisa membuktikan ucapanmu, maka aku akan mengakuinya !!" Sela valen, ia rupanya sangat tidak terima "Apa anda tidak bisa melihatnya ? Ia sudah gila !!" Ucap valen dengan geram.

"Bisakah anda putuskan sekarang juga ?!!" Valen mengatakan dengan penuh kebencian, ia seakan memerintahkan kepada sang hakim untuk segera memutuskan.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang