| TUJUH BELAS |

594 42 4
                                    

Kami melewatkan makan malam dengan santai, sesekali tania juga berbicara dan sesekali tidak. Valen tidak terlalu menanggapi, ia hanya memperhatikanku.

Aku tidak begitu tahu apa nama makanan yang di hidangkan, hanya beberapa yang aku tahu. Seperti Taco, Burrito dan caviar (telur ikan salmon) salah satu makanan termahal di dunia.


"Baiklah, sambil menikmati makanan penutup. Aku ingin tahu beberapa hal tentangmu Mrs. Miller" ucap Mrs. Aryandhi ia mengelap bibirnya setelah menikmati minuman.

"Iya.." balasku gemetaran. Apa yang aku takuti telah terjadi.

"Aku dengar-dengar ia pindahan dari Baverly Hills" sambung tania, ia tersenyum jahat ke arahku.

"Iya, aku sebelumnya bekerja di Marvel Bin di baverly hills bersama sahabatku, kemudian pihak perusahaan mengirimku ke perusahaan Green Office Tower" jelasku perlahan-lahan, valen hanya mendengarkan di sampingku.

Aku akan menjawab semua pertanyaan yang mereka ajukan, aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan mereka. Aku pasti bisa mengatasi masalah ini.





"Kau tinggal bersama sahabatmu ? Lalu kemana kedua orangtua mu, keluargamu ?" Dahi Mrs. Aryandhi berkerut.

"Kedua orangtua ku meninggal, mereka mengalami kecelakaan udara saat pindah ke baverly" jawabku yakin, valen memperhatikan aku lebih tajam tapi aku tidak memperhatikannya.

"Maaf, aku tidak ber.." sela Mrs. Aryandhi, ia tidak yakin akan terus bertanya tentangku.

"Tidak papa Mrs. Aryandhi" imbuhku cepat.

"Lalu bagaimana kau bisa menjalani hidup ?" Tania masih penasaran rupanya, aku mengerjapkan mataku berkali-kali.

"Sebelumnya aku tinggal bersama bibiku, tapi itu tidak berlangsung lama. Beliau juga meninggal dunia karena penyakit jantung yang ia deritai" jelasku lagi.





"Begitukah ?? Keluargamu suka sekali mengidap penyakit !!" hina tania sambil tersenyum, tapi Mrs. Aryandhi langsung mengertak tania.

"Bagaimana kau menjalani hidupmu setelah bibimu tiada" tania masih terus bertanya, padahal aku tahu ia tidak peduli tentangku.

"Sebelumnya aku memang sudah mencari pekerjaan. Jadi aku tidak mengalami kesusahan hanya butuh waktu untuk menjalaninya" valen tiba-tiba menyentuh tanganku di bawah meja. Ia memandangku penuh kemarahan, sepertinya ia tidak suka cerita yang aku jelaskan pada keluarganya.

"Kau gadis yang kuat Mrs. Miller, biasanya tidak mungkin seseorang bisa menjalani hidup setelah di tinggalkan orang-orang yang mereka cintai" puji Mrs. Aryandhi, aku memang harus menjadi kuat. Karena ceritaku sepenuhnya bukan seperti ini dan aku masih belum siap membukanya, meskipun itu kepada valen.

Selesai makan malam, valen berpamitan akan mengantarku pulang. Kemudian kami pergi, sebelum keluar dari pintu Mrs. Aryandhi memelukku dengan erat.






~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~






Kami baru sampai di mansion, aku tahu valen akan menyerangku dengan rasa penasarannya. Sebelum itu terjadi aku segera naik ke lantai dua dan menuju ke kamarku.

Aku membuka pintu kamarku tapi tidak bisa, aku mencobanya lagi tapi tetap saja. Kemudian aku berbalik dan valen sudah berdiri di hadapanku.



"Apa yang kau ceritakan tadi, aku yakin itu bukan versi yang sesungguhnya" tebak valen, ia menatap jauh ke dalam mataku.

"Memang bukan" jawabku santai, kalau aku berbohong pada valen mungkin malam ini kami akan berdebat panjang lebar. Jadi jujur saja sekalian..



Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang