| LIMA BELAS |

608 40 7
                                    

Sepulang dari kantor aku langsung menggurung diri di kamarku, aku tidak ingin bertemu siapapun dan melakukan hal apapun. Aku lelah, terlalu lelah untuk melakukan sesuatu.

Hal ini ku lakukan hampir beberapa hari ke depannya, dan itu tidak berahkir baik.



Valen tidak terima karena belakangan hari ini aku selalu melanggar aturannya, yang tidak ikut serta dalam makan malamnya.

Tapi aku tidak ingin berdebat dengannya, seharusnya ia mengerti bahwa aku tidak ingin di ganggu.

Sampai ahkirnya aku jatuh sakit, astaga aku tidak tahu kalau aku sedang sakit. Aku hanya merasa tidak bertenaga untuk melakukan apapun. Lesu yang berkepanjangan.






Aku berusaha menutupi kondisi ku yang sakit, aku tidak ingin bolos kerja. Terlalu membosankan jika tinggal di mansion valen seharian tanpa siapapun.

Aku berdiri di depan cermin, seusai mandi tentunya. Ada garis hitam di bawah mataku terlihat seperti kantung mata yang hitam, bibirku kering sekali.

Aku segera mencari peralatan kosmetik ku, berdandan seperti biasanya. Memakai seadanya dan menutupi wajah asliku. Kecuali satu, aku tidak bisa menutupi raut wajahku yang terlihat lesu.

Bagaimana ? Aku memikirkan sesuatu di dalam kepalaku supaya membuatku semangat.

Kemudian turun ke bawah dan sarapan pagi sebelum berangkat kerja, valen sedang berbicara dengan pembantunya. Samar-samar, aku bahkan tidak mendengarnya dengan jelas.

Aku duduk terdiam, sambil menatap hidangan pagi ini.

"Aku ada urusan sebentar, kau makan saja duluan" ucap valen sambil menepuk bahuku,

"Kemana ?" Aku berbalik menghadapnya, dan ia nampak seperti terburu-buru.

"Tunggu saja disini, tidak perlu ikut" kilahnya cepat.

"Aku tidak akan makan tanpamu" ancamku, setidaknya ia memberitahuku akan kemana.

Tunggu. Aku terdiam sebentar, sedangkan valen menatapku terkejut, matanya berbinar-binar setelah mendengar ucapanku. Apa kataku barusan..

Aku tidak akan makan tanpamu..

Oh astaga ana, ada apa denganmu ?? Aku menundukkan kepalaku, rasanya ingin sekali aku menutup mulutku ini dengan lakban hitam.

Kenapa aku berkata seperti itu ?




"Pastikan gadis arogant ini memakan makanannya !!" perintah valen tegas kepada pembantunya yang berdiri di pintu dapur, "Ana jangan membantahku, aku hanya sebentar saja" tambahnya lalu berjalan terburu-buru.

"Apa kau pergi ke kantor duluan ?" tanyaku lagi masih penasaran.

"Tidak, selesai sarapan kita akan pergi bersama-sama" jelasnya kemudian ia menghilang setelah keluar dari pintu belakang.

Aku ingin membuntutinya, tapi pembantu valen menatapku. Ia seperti melarangku untuk melakukan hal itu, baiklah aku kembali pada sarapanku. Aku tidak yakin akan makan dengan cepat, aku hanya mengambil beberapa di antaranya.



15 Menit Kemudian..
Valen kembali, ia seperti habis marah-marah. Entahlah wajahnya terlihat parah, campur aduk begitulah. Aku menunggunya sampai duduk, ia hanya memakan beberapa roti kemudian segera berdiri.

"Apa kau baik-baik saja ?" tanyaku memastikan, ia seperti memikirkan sesuatu.

"Aku rasa pagi ini, kita tidak akan ke kantor" jawabnya serius sambil mengambil nafas panjang.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang