| ENAM BELAS |

690 44 1
                                    

Sarapan kali ini kami lalui tanpa bicara sedikitpun. Aku tidak menyapanya seperti biasanya ia pun juga begitu, bagus.
Karena aku memang tidak ingin berbicara padanya !!

Setelah selesai sarapan, aku meninggalkan meja makan terlebih dulu dan segera ke kantor tanpa satu kendaraan dengannya. Ia juga tidak menghentikan ku seperti biasanya.



Sepanjang hari di kantor, aku menggurung diri di ruanganku, aku tidak keluar kemanapun. Karena aku tidak ingin, hari ini aku mengenakan kemeja biru gelap dan dua kancing atas bajunya tidak ada.

Aku tidak bisa menutupi kiss mark yang ada di balik kemejaku. Aku malu, aku tidak ingin orang lain melihatnya.

Padahal aku sudah berniat untuk tidak tidur semalaman, tapi bagaimana aku bisa ketiduran ? Sekarang aku harus menerima akibatnya..
Memalukan !!





Tidak ada panggilan apapun dari ruangan valen, padahal hari ini ada jadwal meeting. Ia juga tidak memanggilku untuk ikut serta dalam meetingnya.

Ada apa ?? Apa ia juga berpikir, sesuatu pasti telah terjadi semalam ??

Pulang dari kantor, aku melihatnya berjalan ke arahku. Aku segera berbalik dan menghindar tapi ia sudah berada di sampingku.


"Kita perlu bicara" bisik valen.

"Tidak, tidak perlu !!" tolakku, aku mempercepat langkahku dan nyaris saja berlari darinya.

"Kemari.." Ia menarik lenganku dan membuka sebuah pintu kecil di lorong kantor.

"Valen.." aku menolak dan ia justru menutup mulutku.


Kami masuk ke ruang penyimpanan barang bekas, entah dari mana datangnya ide bodoh ini. Bagaimana ia bisa mengajakku berbicara di ruang sempit dan gelap seperti ini.

Valen melepaskan tangannya dari mulutku dan bersandar di balik pintu, menghalangiku untuk tidak keluar.



"Apa apaan kau ini !!" seruku, aku langsung berkeringat di ruangan sempit ini.

"Dengar, tolong katakan apa yang terjadi tadi malam" pintanya, suaranya sangat pelan.

"Aku tidak tahu" dusta ku, siapa juga yang ingin mengatakan apa yang terjadi semalam. Aku menyesal telah menolongnya, seharusnya aku mengunci pintu dan membiarkan valen tidur di luar.



"Lalu kiss mark itu milik siapa ??" bisiknya, ia bahkan tersenyum padaku.
Astaga, laki-laki ini tidak tahu malu sama sekali..

Ini ulahmu bodoh !!
Teriakku dalam hati, aku menatap tajam kedua matanya. Ia juga membalas tatapan tajamku.

"Maafkan aku, semalam aku sangat kacau. Aku pasti sangat memalukan" imbuhnya lagi. Aku memalingkan wajahku, rasanya pipiku seperti terbakar.

"Bagus kalau kau sudah sadar, sekarang boleh aku pergi !!" gertakku, aku melawannya.




"Aku tidak mendengar kata maaf darimu" tolaknya, ia masih tidak bergesar.

"Apa itu penting ??" aku sudah tidak tahan lagi. Laki-laki ini sangat menyebalkan.. Aku benci padanya, sangat benci..

"Sangat bagiku. Kalau kau memaafkanku, kita akan saling menyapa. Tapi tadi pagi kau sangat marah padaku, jadi tolong maafkan aku" ucapnya menyakinkan ku. Suaranya di penuhi dengan rasa bersalah.

"Aku akan memaafkanmu kalau tanda yang kau buat ini sudah hilang !!" balasku masih kesal.

"Ayolah ana, itu akan memakan waktu hampir seminggu. Aku tidak akan bisa berdiam diri tanpa berbicara padamu selama seminggu" kilah valen, ia terkekeh di hadapanku. Memangnya ini lucu ??

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang