| TIGA PULUH ENAM |

822 36 6
                                    

3 Minggu Kemudian...

Butiran es berwarna putih pasih, jatuh membasahi bumi. Cuaca yang begitu dingin, menusuk relung hati. Keadaan di luar sana sungguh mengerikan.

Semuanya yang ada tertutup hamparan salju yang dingin, Musim salju turun lebih cepat dari bulan-bulan sebelumnya.


Bangunan-bangunan megah pun berubah menjadi beku, seperti bongkahan es. Lalu lalang orang melintasi jalanan dengan menggunakan pakaian tebal dan penutup kepalanya.

Meskipun badai salju tidak berhenti, mereka masih saja melanjutkan aktivitasnya. Mengatur jadwal untuk bekerja dan hal-hal yang lain.






~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~







Valen Aryandhi P.O.V

Aku masih setia duduk seseorang diri disini, di sebuah ruangan dengan ranjang pasien yang besar. Dan bunyi-bunyi alat kedokteran. Mereka terus berbunyi seperti alunan kematian. Dan seseorang sedang tertidur disana. Tertidur sangat pulas.

"Astaga, begitu pulasnya ia tidur ?"

Batinku, dengan pedih. Kenapa ia bisa tertidur terus menerus tanpa membuka kedua matanya. Apa ia tidak tahu, kalau aku selalu menunggunya. Kenapa ia tidak segera bangun !

Seharusnya ia tahu bagaimana perasaanku sekarang ?!!

Oh Anastasia yang angkuh..



Aku berdiri dari sofa, berjalan dengan lambat untuk mendekatinya. Lihatlah, Bagaimana ia sekarang ? Parasnya begitu indah, sempurna.

Tapi ia lemah, ia ringkih dan seperti tak bernyawa. Hatiku bergetar dengan pilu, rasa sakit menjalar dari sekujur tubuhku. Aku menyesal telah meninggalkannya. Aku sangat menyesal.

Aku tidak pernah berhenti untuk mengutuk diriku sendiri, aku benar-benar telah kehilangan dirinya sekarang. Dan aku takut. "Harus bagaimana lagi aku membangunkanmu ?"

Tidak ada jawaban sama sekali. Sunyi..

"Annaa..."

Ia bahkan tidak mendongak menatapku, aku menggenggam tangannya dengan erat. Aku yakin ia akan segera bangun. "Anaa ? Bangunlah.." bisikku.

Kenapa ia tidak menjawabku ! Aku mempererat genggaman ku. Aku tidak suka jika ia tidak membalas perkataanku.

"Anaa ?" Panggilku lagi sedikit keras.

"Anaa ayo bangung !" Suaraku berubah marah, ia tidak menjawabku sama sekali. Menyebalkan, aku benci melihatmu seperti ini, aku marah ana. Jadi bangunlah !!!





"Ku mohon ana ! Bangunlah" bentakku. "Kau tidak pernah tidur selama ini, Aku melarangmu tidur seperti ini. Kau tahu !! Anastasiaaa..." Butiran bening mengalir deras di sekelilingku. Menyebalkan, aku tidak sanggup lagi.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang