| ENAM |

833 55 0
                                    

Terkonsumsi oleh duka dan amarah, seorang gadis kecil itu sekarang di hadapkan pada sebuah pilihan. Ia melihat lagi apa itu cinta, meskipun tidak terlalu dalam baginya..

Ia merubah segala hal tentang dirinya. Yang dulu penuh kelembutan dan sekarang berubah menjadi keras seperti batu, bahkan melebihi es.

Cinta adalah kebohongan, pengkhianatan terbesar yang pernah ia rasakan.

Sebuah tipuan yang di buat oleh orang kejam untuk orang yang lemah sepertinya..



Aku membantu bella bekerja di toko bunganya. Ini masih pagi jadi kami masih membersihkan bagian-bagian yang lain.

Ini juga salah satu mata pencaharian kami selagi tidak melakukan apapun, dan aku juga menjadikannya sebagai hal untuk menikmati liburan musim dingin.

Beberapa hari belakangan banyak sekali pesanan dan aku tidak tahu akan hal itu, jadi hari ini pasti akan menyibukkan ku. Nathan pagi-pagi sekali juga sudah datang membantu kami.

"Biar aku saja yang mengantar pesanan kalian" ucap nathan, sambil merebut bagianku.

"Tidak perlu nathan, aku bisa sendiri" bantahku, aku keluar dari toko dan menyalakan mesin mobil.

"Aku punya pekerjaan untukmu sayang, biarkan saja ana" teriak bella dari dalam toko, aku hanya mendesis.

Sayang, sayang, sayang baru dua bulan saja. Dari pada nanti telinga ku terbakar oleh panggilan mereka, lebih baik aku segera pergi dan mengantarkan barang-barang.

Aku menuju ke kota, mengantarkan pesanan satu persatu. Dari rumah ke rumah berikutnya, dan membeli kebutuhan makan di supermarket. Kemudian aku kembali ke toko, masih ada bella dan nathan disana.

"Ini uangnya, apa masih ada lagi pesanan yang lain.." tanyaku sambil berpapasan dengannya.

"Tidak ada, itu bagian nathan. Sudah istirahatlah, ada kue di meja dalam" sahutnya.

"Kenapa tidak berjualan keliling seperti biasanya" tanyaku sambil duduk di kursi depan.

Biasanya kami akan berjualan keliling, untuk lebih menarik pelanggan.

"Itu tidak perlu ana, aku kan sudah punya uang lebih" ucapnya sambil berkedip padaku.

"Oh.. Oh.. Dasar model kampungan" aku mengerti maksudnya.

"Ana.." teriaknya sebal..

"Siapa yang telah menawarimu pekerjaan itu, kau kan belum cerita padaku" pintaku, aku mengambil kue buatannya dan memakannya.

"Namanya Jesse, ia seorang photografer. Ia pernah memesan bunga untuk perayaan pesta pernikahan kakaknya dan sejak saat itu ia sering kesini dan tiba-tiba ia merasa iba padaku" cerita bella sambil merangkai bunga.

"Iba ?? Tidak mungkin bells, kau saja mungkin yang terlalu memasang wajah penuh penderitaan" tepisku, bella itu mudah sekali menangis dan terlihat kalut.

"Terserah padamu ana.." ia kembali kesal. Aku hanya tertawa lepas, aku senang bisa meledeknya hingga ia kesal. Wajahnya itu mudah sekali memerah kalau sedang marah.

Dan hidungnya bisa kembang kempis saat menahan tawanya. Itu mengapa aku selalu menyukai bella, ia itu sudah seperti kakakku. Andai bella tahu bahwa ia bernilai sangat tinggi bagiku..

Teman seperjuanganku.







~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•






Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang