| DUA PULUH SATU |

647 38 2
                                    

Kau tahu betapa sakitnya menjadi diriku ?
Rapuhnya menjadi diriku ?


Aku memang terlalu bodoh untuk jatuh cinta pada dirinya. Berjuang untuknya dan juga menunggunya. Padahal aku tahu kalau ia tidak pernah membalas cintaku...


Tapi, cinta itu butuh sebuah pengorbanan serta perjuangan bukan ? Jadi aku akan menunggu dirinya untuk mencintai diriku. Sama seperti aku yang mencintainya dengan sepenuh hatiku...

•°°°•







Valen Aryandhi P.O.V

Aku menghubungi nomer ponsel tania, memberi kabar tentang kondisiku yang beberapa hari ini tidak muncul di kantor dan tidak pulang ke rumah.

Rupanya menghubungi tania adalah cara yang salah, aku harus pulang dan bertemu langsung dengan ibu. Kalau perlu aku juga akan membawa ana bersamaku, dan membicarakan nya langsung.


Hari ini bella dan ana sibuk bekerja di toko bunga nya, aku bahkan sudah menginap di baverly hills selama empat hari. Mungkin keadaan di New york sudah membaik, tidak ada lagi teror dari polisi.

Nathan membantuku mengumpulkan semua berkas-berkas yang di perlukan. Aku serius dalam hal ini, maksudku aku serius akan menyelesaikan masalah yang menimpa ana.

Dan menikahi dirinya, meskipun aku tahu ia akan membenciku seumur hidupnya karena tidak menginginkan pernikahan ini.

"Aku sudah menyiapkan semuanya, kartu keluarga. Kartu penduduk dan slip gaji ana selama bekerja. Kau harus segera mengajukan surat pernikahan mu" ucap nathan, ia muncul dari balik kamarnya sambil memasukkan berkas-berkas ke dalam map.

"Aku akan mengirimnya, aku hanya butuh memberitahu keluargaku" sahutku, aku mengambil map itu.

"Pasti sulit bagi mereka mendengar kabar ini" ucap nathan sambil menatapku, aku tahu yang ia maksud adalah keluargaku.

"Mereka tidak bisa membuatku membatalkan pernikahan ini, aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan hidupnya" balasku, aku menepuk bahunya. Sejauh ini tidak ada yang berani melawan keputusanku.



"Butuh usaha yang keras, kau tahu sendiri bagaimana ana ?" sindir nathan, ia mengantarku sampai ke luar rumah.

"Itu bukanlah diri ana yang sebenarnya, ia hanya sakit. Hatinya terluka terlalu dalam dan ia tidak menginginkan orang lain untuk menyembuhkannya" aku mencoba mengungkapkan penilaianku terhadap ana pada nathan. Seharusnya nathan tahu kalau ana lebih gelap hidupnya dari pada bella.

"Semoga kau hidup bahagia bersamanya" doa nathan, sembari tersenyum padaku.

"Tuhan akan memberkati keluarga kami" imbuhku, aku masuk ke dalam mobilku dan pergi menuju ke toko bunga.

Aku akan menjemput ana, dan kami akan kembali ke New york menemui ibuku lalu melaksanakan pernikahan di sana sebelum hal-hal buruk kembali menimpa kami.











~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~









Aku dalam perjalanan menuju ke mansion ku. Sore ini aku dan ana sudah sampai di New york, sepanjang perjalanan ana tidak bergeming sedikitpun.

Ia memilih tidak banyak bicara saat bersamaku. Menjelang hari pernikahan, suasana diantara kami semakin memburuk. Canggung dalam artian yang lebih buruk !!



Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang