1

16.7K 1K 119
                                    

Gadis itu berjalan santai dengan beberapa buku pada genggamannya. Terlihat seperti baru saja selesai dengan tugasnya.

Tangannya sesekali terangkat untuk membetulkan letak kacamata dan sekedar menarik surai rambutnya ke belakang telinga.

Angin bertiup sangat kencang di musim ini. Tak tahu sudah kali berapa bahu gadis itu kembali bergetar. Dengan bodohnya ia melupakan mantelnya.

Persetan dengan angin malam, toh dia sudah sampai di depan apartemennya.

Tangannya terangkat, benda yang terikat di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 11.37 p.m KST. Sudah malam, tentu saja. Gadis itu terlalu sibuk mengerjakan tugasnya di kampus.

Ia menekan tombol lift pada lantai lima, dan terdiam di dalam lift sendirian. Begitu pintu terbuka, ia kembali berjalan. Kali ini lebih cepat. Entah mengapa ia merasa takut dengan lorong remang ini, terlebih karena ruangan di lantai lima banyak yang tidak dihuni.

Namun baru selangkah keluar, tubuhnya berhenti. Menatap datar seseorang berpenampilan serba hitam di ujung lorong sana. Seketika lututnya melemas.

Pakaian yang terlihat kacau. Ripped jeans dan kaos putih polos yang tertutup jaket hitam tersusun agak berantakan. Persis seperti seorang kriminal.

Seseorang yang di duga pria itu terlihat memegang salah satu kenop pintu. Setelah menyadari kehadirannya, pria itu menegakkan tubuhnya, membenarkan masker yang sempat melorot.

Tatapannya lurus kedepan lalu menggerakkan kakinya, berjalan dengan tegap dan tenang. Langkahnya yang tegas terlihat menakutkan. Sialnya wajahnya tertutup oleh masker dan tudung dari jaket hitamnya.

Gadis itu tercekat.

Stalker? Spy? Pembunuh? Teroris? Atau... Psycopath?!

Kilatan matanya menyambar saat jarak mereka hanya lima meter. Gadis itu melotot. Sial! Pria itu benar benar menakutkan.

Dan ketika langkahnya mendekat, gadis itu terjatuh.

Pria itu berhenti.

Suasana menghening. Tegang.

Deruan nafas menjadi satu-satunya suara yang ada sepanjang lorong ini.

Pria itu menghembuskan nafas kasar.

Melirik ke arah gadis itu sebentar, lalu berjalan melewatinya.

Gadis itu baru berani menengok setelah pria misterius tersebut menghilang ditelan pintu lift.

Dan ketika ia berbalik, ia baru menyadari sesuatu, pria itu memegang kenop pintu ruangan yang berada tepat di sebelah ruang apartemennya.

.
.
.

***

"...namun nadanya terdengar persis di beberapa bagian. Beberapa netizen memberi komentar yang sama bahwa lagu itu benar-benar terdengar mirip dengan..."

Pria itu mendesah kecewa. Tangannya terangkat lalu membanting tabnya hidup-hidup.

Cklak!

Seluruh ruangan mendadak bungkam.

Pemilik Big Hit Entertaiment itu terlihat frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

"Sang Woo-ya... Kau menyadari hal ini?"

"Aku tidak terlalu menyadarinya. Aku hanya mengedit sedikit bagian instrumen saja... Jeoseonghabnida..."

Pria itu kembali meringis mendengar jawabannya.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang