Chapter 1

26.1K 1.1K 17
                                    

Suasana kelas seakan mencengkam, tak ada yang bersuara sedikitpun hanya bunyi detik dari jam dinding kelas dan hembusan nafas seseorang. Disini, Prilly masih diam terpaku memikirkan tawaran Resti, si ketua cheerleader di SMA Pertiwi Bandung. Seluruh teman Prilly tengah menatapnya seakan menunggu jawaban dari Prilly

"Gimana,Prill? Mau gak nerima tawaran gue" tanya Resti lagi

"Lo yakin mau ngelibatin dia?" tanya Prilly was-was

"Yaampun seorang Prilly Latuconsina takut tantangan? Ahahahah" tawa Resti terdengar seperti orang meledek

"Bukannya takut, tapi lo fikir aja. Ali itu seorang kapten basket, sifat dia udah terkenal di sekolah ini. Lo gila mau ngelibatin dia di taruhan kita ini?" bentak Prilly sambil menatap Resti

Ya, Prilly harus bisa berurusan dengan Aliando Syarief si kapten basket yang memiliki sikap yang bisa dikatakan buruk. Panggilan cowok 'badboy' diberikan oleh anak SMA Pertiwi karna Ali selalu berbuat jahat kepada teman-temannya. Ali selalu mencari keonaran di sekolahnya, padahal Ali termasuk siswa yang berprestasi. Namun karna pergaulan yang salah, Ali menjadi anak yang bisa dibilang 'nakal' berbeda jauh saat dulu, saat dimana Ali menjadi siswa yang baik,ramah,pandai,dan selalu aktif dalam kegiatan sekolah. Entah apa yang membuatnya menjadi seperti itu

"Bukan alasan bodoh,Prill. Lo bisa ngerubah sifat dia secara perlahan, buat dia bertekuk lutut sama lo, buat dia jatuh cinta sama lo. Setelah lo berhasil ngerubah sikap dia kayak dulu, gue bakal ngasih jabatan ketua cheerleader ini buat lo!" ucap Resti lagi mencoba meyakinkan Prilly

Prilly masih diam mematung, fikiran dan hatinya sedang tidak singkron. Disisi lain, Prilly ingin sekali merebut jabatan sebagai ketua cheerleader, tapi disisi lain Prilly takut jika ia yang akan jatuh cinta kepada Ali

"Jadi gimana, lo mau gak? Inget ya,Prill, hadiahnya jabatan ketua cheerleader loh, fikirin baik-baik! Ayo guys kita cabut" ucap Resti, Resti dan teman-temannya pun meninggalkan Prilly yang masih diam mematung

Langkah kaki Resti berhenti karna ucapan dari Prilly

"Oke gue terima tantangan lo, hmm gue mulai dari besok" ucap Prilly lantang

"Oke selamat berjuang Prilly Latuconsina" ucap Resti dengan senyum penuh kemenangan

Gue harus ngerebut jabatan itu dari Resti, mau gak mau gue harus berurusan sama Ali. Batin Prilly nekat

*****

Keeskoan paginya, Ali terlihat sedang membuat onar di kantin, Ali sedang mengerjai seorang adik kelas yang bisa dibilang cukup culun. Ia menggunakan kacamata tebal serta menggunakan dasi kupu-kupu di seragamnya

"Bersihin gak!" bentak Ali

"Ampun kak, a..aku gak sengaja nabrak kak Ali. Gara-gara aku sepatu kakak basah" ucapnya dengan nada ketakutan

"Siapa suruh nabrak gue? Jalan itu pake mata, apa gunanya nih kacamata kalo masih nabrak orang? Siniin kacamata lo!" bentak Ali lagi

"Udah serahin aja daripada lo abis disini" ucap Martin, teman Ali

"Serahin gak!" gertak Ali yang langsung mengambil kacamata adik kelasnya itu dan menginjaknya

"Jangan diinjak kak, ampun" ucapnya dengan nada memelas, adik kelas itupun langsung berjongkok mengambil kacamata yang sudah diinjak Ali

Dari kejauhan ada sosok gadis yang jengah melihat perlakuan Ali, dengan segenap metal yang ia punya, Prilly melangkahkan kakinya mendekat ke tempat yang sudah di kerumuni siswa SMA Pertiwi

Prilly langsung menerobos ke kerumunan, dan melihat apa yang terjadi. Pandangan siswa SMA Pertiwi yang tadinya menatap adik kelas itu beralih menatap Prilly dengan tatapan yang sulit diartikan, termasuk Ali dan Martin yang heran dengan kehadiran secara tiba-tiba

Everything has ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang