Prilly masih mematung mencerna semua ucapan Ali. Tubuhnya seakan kaku berada di pangkuan Ali. Posisi Ali yang memeluk erat pinggangnya serta menyenderkan kepalanya di bahu Prilly semakin membuat Prilly tak bisa berkutik. FIkirannya melayang entah kemana.
"Gue cinta sama lo," bisik Ali lagi entah sudah berapa banyak kata cinta yang Ali ucapkan untuk Prilly.
"Di dalam hati gue masih ada nama lo dan selamanya bakal begitu, gue cin-----"
"Cukup,Li! Semakin lo ucap cinta ke gue, semakin sakit hati gue dengar itu" kata Prilly lirih.
Prilly mulai berdiri namun dekapan tangan Ali semakin kencang. Prilly benar-benar tak bisa bergerak, semua tubuhnya dikunci erat oleh Ali.
"Kenapa sih lo jahat banget? Lo tega mainin 2 hati wanita sekaligus? Maksud lo apa sih!" gertak Prilly menatap Ali dengan tatapan benci dan penuh luka
Ali menggeleng cepat, "Demi Tuhan, gue cuma cinta sama lo gak ada cewek lain yang gue cinta kecuali lo,Prilly!"
Prilly berdecak "Semua yang Sarah bilang bullshit, semua kata cinta yang lo ucap buat gue juga bullshit! Semuanya bullshit"
"Gue sama Sarah gak ada hubungan apa-apa, Demi Tuhan!" ucap Ali meninggikan nada bicaranya.
"Gue sama Sarah cuma sahabatan, gue gak akan pernah bisa cinta sama Sarah! Gue cuma cinta sama lo,Prilly!" lanjut Ali lagi.
"Kalau lo gak cinta sama dia, kenapa tadi lo meluk dia?"
Ali menegang, "Itu refleks, gue cuma senang karna dapat kabar tentang lo! Udah itu aja, maaf"
Prilly bergeming diam tak menjawab apapun ucapan Ali. Hati Prilly benar-benar bimbang, ia tidak tahu harus melakukan apa. Pandangan matanya ia alihkan dari wajah Ali, tak berminat memandang wajah itu.
"Prill,"
Prilly diam.
"Prilly,"
Prilly masih diam.
"Please, lo harus percaya! Gue cinta sama lo," ucap Ali lirih.
"Demi Tuhan, di hati gue cuma ada nama lo! Gue cuma cinta sama lo,"
Prilly menoleh ke arah Ali. Mengangkat dagu Ali yang menunduk agar menatapnya. Pandangan mata Ali sendu dan kosong. Hati Prilly tersentuh, jujur di saat Ali begitu banyak mengucapkan kata cinta. Prilly merasakan kehangatan di hatinya, semburat merah di pipinya muncul. Tanpa Ali sadari, Prilly menahan senyumnya ketika Ali begitu sungguh-sungguh mengucapkan 'cinta' untuk Prilly. Prilly hanya ingin melihat keseriusan di mata Ali.
"Kenapa nangis?" tanya Prilly sambil menangkup pipi Ali dan menghapus airmatanya.
"Gue sedih ngeliat cewek yang gue cinta gak percaya sama gue,"
"Emang siapa ceweknya?" tanya Prilly jahil.
Ali menatap tajam ke arah Prilly. Sedangkan Prilly sudah susah payah menahan tawanya agar tidak meledak.
"Menurut lo? Ya, elo lah!"
"Oh lo cinta sama gue? Iya? Masa?" kata Prilly lagi.
Ali memicingkan matanya heran, Ali sadar jika nada suara Prilly mulai berubah. Apa Prilly sudah memaafkannya, pikirnya.
"Iya gue cinta sama lo, Prilly Latuconsina!" ujar Ali tegas.
Prilly terkekeh mendengar ucapan Ali. Ali yang merasa heran hanya diam menatap Prilly tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa ketawa? Emang ada yang lucu?" tanya Ali sakarstik.
Prilly menggeleng.
"Prill,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything has Changes
Fanfiction[ RE- PUBLISH ] Akibat sebuah taruhan semata, seorang Prilly Latuconsina selaku wakil ketua cherrleader harus bisa merubah sikap badboy dari seorang kapten basket bernama Aliando Syarief. Namun Prilly melupakan misi awalnya, ia telah jatuh cinta kep...