Chapter 9

7.7K 667 0
                                    

An: Maaf baru update, aku lagi sibuk dan gak mendapat inspirasi sedikitpun. Maaf juga kalo part ini pendek:(

Cuss langsung baca aja yaaa!!!:)

*****

Malam ini adalah malam terakhir diadakannya camping. Bagian yang paling ditunggu saat camping adalah malam keakraban atau sering disebut makrab. Tepat pukul 10.00 malam, seluruh siswa diwajibkan berada di depan api unggun sambil membuat lingkaran besar

Malam keakraban diisi dengan berbagai macam acara seperti, menyanyi, membaca puisi, bercerita, bersendau gurau, atau bahkan bermain game. Seluruh siswa diwajibkan mengisi acara, tak terkecuali siapapun

Sebagian siswa sudah mengisi acara, ada yang berduet sambil bernyanyi, ada yang menari dance modern, ada yang bermain cup song, ada yang bercerita dari pertama masuk sekolah sampai kelas 12 dan masih banyak lagi

Kini giliran Ali dan Prilly yang belum mengisi acara, semua siswa menyuruh mereka untuk berduet. Tetapi, Ali tidak mau dan itu semakin membuat Prilly geram

"Ayolah,Li, sekali aja, plis" ucap Prilly untuk kesekian kalinya

"Lo nyanyi aja sendiri, nanti gue nyanyi sendiri" kata Ali datar tanpa menatap Prilly

"Bener ya, lo nyanyi. Janji?" ucap Prilly sambil menautkan jari kelingkingnya ke depan muka Ali

Ali tak menggubris aksi Prilly, pria itu tetap diam menatap api unggun yang sudah hampir padam

"Janjinya mana Aliiii" rengek Prilly

"Iyaiya gue janji" ucap Ali mengalah, jarinya ia tautkan dengan jari kelingking Prilly. Senyum pun merekah di wajah Prilly, usahanya tidak sia-sia

Prilly mulai berdiri di tengah lingkaran dan menghadap ke seluruh teman-temannya. Wajahnya terlihat sangat cantik meskipun hanya di terangi api unggun. Prilly mengambil sebuah gitar yang sudah disiapkan pihak sekolah, kebetulan juga Prilly bisa bermain gitar. Prilly mengambil nafas dalam-dalam sebelum bernyanyi. Prilly memposisikan duduknya di kursi yang sudah ada. Matanya menatap ke arah Ali, karna Ali-lah yang membuat Prilly nyaman dan tidak grogi. Merasa dipehatikan, Ali menengok ke arah Prilly. Ali mengerti jika Prilly sedang grogi, Ali menganggukkan kepalanya dan tersenyum ke arah Prilly seakan berkata, "Lo pasti bisa!"

Alunan musik mulai terdengar tepat saat Prilly memetik sinar gitarnya, kini semua pasang mata menatap ke arah Prilly---termasuk Ali

Waktu semakin terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi dihati

Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa

Teringat disaat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita

Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa

Alunan gitar berhenti dengan tempo yang sangat merdu beriringan dengan lagu yang telah diselesaikan Prilly. Tepuk tangan dan tangisan haru pun bercampur menjadi satu. Lagu yang dinyanyikan Prilly sangatlah cocok untuk saat ini, saat dimana masa SMA akan berakhir, masa dimana semakin dekatnya perpisahan, masa dimana semua orang sibuk menata masa depan, dan masa dimana tidak ada lagi kenakalan dan kejailan saat dikelas. Prilly sengaja memilih lagu itu, karna Prilly merasa lagu itu sangat pas untuk acara camping hari ini dan sangat cocok untuk kita----seluruh siswa kelas 12 SMA Pertiwi. Prilly mengucapkan terima kasih dan kembali duduk di samping Ali

Acara kembali diisi dengan siswa lain yang ingin memainkan drama teater. Prilly hanya diam setelah menyanyikan lagu itu. Prilly hanya menundukkan kepalanya. Sifat Prilly yang diam secara mendadak, membuat Ali heran. Ali menepuk pundak Prilly agar gadis itu mengangkat kepalanya. Namun Prilly tidak berkutik, gadis itu tetap diam

Ali pun mengerti keadaan gadis ini, Ali mengerti jika Prilly sedih. Tadi, saat Prilly menyanyi, Ali selalu menatap mata Prilly. Mata hazel yang biasanya menampilkan keceriaan mendadak menjadi tatapan sedih dan terluka. Ali mengelus punggung Prilly lembut. Usaha Ali membuahkan hasil, Prilly mengangkat kepalanya dan langsung memeluk Ali dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Ali. Awalnya, Ali cukup kaget karna sikap Prilly. Untuk pertama kalinya Prilly memeluk Ali dengan sangat erat. Namun, lama-kelamaan Ali membalas pelukan Prilly, memberikan ketenangan bagi Prilly

"Jangan nangis, kita semua juga sedih mau pisah" ucap Ali sambil membelai rambut Prilly

Tak ada sahutan dari Prilly, Ali hanya mendengar suara isakan tangis Prilly

"Liat gue deh," ucap Ali, Ali melepaskan dekapan Prilly dan menangkup kedua pipi Prilly

"Dalam sebuah pertemuan bakalan ada perpisahan, entah itu karna maut atau takdir. Dan kita berpisah bukan karna maut melainkan karna takdir, takdir yang menggariskan kita berpisah. Tuhan memberikan takdir bukan tanpa alasan, kita berpisah untuk menentukan kehidupan kita di masa depan. Suatu saat kita bakal ketemu lagi" ucap Ali bijak, Ali kembali menghapus air mata Prilly yang sudah mereda

"Gue gak mau pisah sama temen-temen gue,Li.." ucap Prilly

"Gue gak mau pisah sama guru yang udah sabar banget ngadepin gue selama ini.." lanjutnya

"Dan, gue juga gak mau pisah sama..." ucapan Prilly terpotong, ia menghapus air matanya yang sudah terlihat sembab. Ali hanya diam menunggu kelanjutan ucapan Prilly

"Dan, gue gak mau kepisah sama lo. Gue gak mau kehilangan lo,Li" kata Prilly lirih, akhirnya Prilly merasa lega telah mengeluarkan perasaannya selama ini. Perasaan yang selalu membuat dirinya tak mau kehilangan Ali

Ali terlihat kaget mendengar ucapan Prilly, ternyata perasaannya sama dengan Prilly. Ali juga tidak ingin kehilangan Prilly, Ali tidak ingin kehilangan gadis yang telah membuat hidup Ali kembali berwarna, Ali tidak ingin kehilangan gadis yang selalu memaksanya. Ali tidak mau!

"Gue udah ngerasa nyaman sama lo,Li, gue belom berani ngartiin perasaan ini ke lo. Yang gue tau, gue gak mau kehilangan lo" lanjut Prilly setelah beberapa saat terdiam

Ali kembali menarik Prilly ke dalam pelukannya, memberikan kenyamanan yang selama ini Prilly suka. Ali mendekap Prilly dengan sangat erat, seakan takut kehilangan gadis yang sudah membuat dirinya jatuh cinta---kembali

"Gue juga gak mau kehilangan lo,Prill. Gue sayang sama lo!" ucap Ali dalam hati, Ali belum berani mengungkapkan perasaannya dengan Prilly. Ali takut jika Prilly akan menjauhinya

Cukup lama mereka berpelukan sampai Ali tak sadar jika Prilly sudah tertidur, ralat! Lebih tepatnya tertidur di dekapan yang membuat Prilly merasa nyaman. Ali melihat wajah Prilly sejenak, ia singkirkan anak rambut yang menutup wajah cantiknya. Entah dorongan dari mana, Ali mendaratkan bibirnya ke kening Prilly. Tak ingin membuat Prilly kedinginan, Ali segera membopong tubuh Prilly kedalam tenda

"Li,Prilly kenapa?" tanya Ochi panik

"Gapapa cuma ketiduran, jagain dia ya?" ucap Ali sangat ramah

Ochi hanya mengangguk dan menatap punggung Ali yang menghilang dari dalam tendanya. Ochi bingung dengan sikap Ali, pasalnya selama ini Ali tidak pernah seramah itu

*****

Kayaknya cukup deh sampai sini, aku kehabisan ideeee:(( semoga suka part ini yaa! Jangan lupa vote dan comment, hargai aku yaa❤

Everything has ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang