An: Please! Ini udah panjang banget jangan ada yang bilang masih pendek-_-
Happy reading guys!
***********************
"Rapat kita tutup ya, besok kita lanjutin lagi dan semoga acara kita sukses seperti apa yang kita harapkan," kata Ali seraya berdiri dan menutup laptopnya.
"Besok kumpul disini lagi jam 10 ya,Li, gak pakai telat!" sergah Doni sekretaris rapat.
Ali mengangguk dan berlenggang keluar dari aula sekolah, Ali dipilih menjadi ketua pelaksanaan acara promnight sekolahnya. Menurut mereka, Ali-lah yang lebih pantas mengatur dan menjadi koordinator promnight. Ketika dirinya terpilih menjadi ketua, Ali tidak menolak ia justru senang dan tampak bersemangat, "Oke! itung-itung sebagai jasa terakhir gue di SMA ini," ucap Ali ketika itu.
Disaat Ali keluar dari aula, tangannya dicekal kuat oleh Ochi. "Eh lo,Chi, ada apa?" tanya Ali setengah kaget karna Ochi datang secara tiba-tiba.
Ochi menoleh ke kanan dan ke kiri seolah mencari situasi yang aman, "Nanti malam kita ketemuan di rooftop, ya?"
"Rooftop? Tempat yang sering gue dan Prilly datangin?"
Ochi mengangguk, "Jam 6 sehabis maghrib kita ketemuan disana ya,Li, ada yang mau gue kasih ke lo,"
Ketika Ochi ingin melangkahkan kakinya tangan Ochi buru-buru ditahan oleh Ali, "Tunggu, darimana lo tau tempat itu? Dan apa yang mau lo kasih?" tanya Ali sakarstik.
Ochi melepas tangan Ali dan lengannya, "Gue tau semua tentang lo," Ochi menghela nafasnya sejenak, "Dari Prilly, dari gadis yang sangat.... Udah ya,Li, gue duluan jangan sampai lupa jam 6!" lanjutnya sembari berlari meninggalkan Ali.
Ali menatap datar kepergian Ochi, memikirkan ucapan Ochi yang sempat terpotong membuatnya penasaran. Tak mau ambil pusing, Ali kembali menuju parkiran untuk pulang dan berisitirahat.
******
Ali terlihat putus asa ketika panggilan teleponnya dengan seseorang tidak kunjung diangkat. Rambutnya terlihat acak-acakan. Tak tinggal diam, Ali menekan beberapa teks untuk orang itu.
Prill dimana? Udah 3 hari belum ngasih kabar ke gue, gue kangen.
Send.
Ali meremas kembali handphone yang berada di tangannya dan merebahkan kembali tubuhnya ke ranjang. Menatap kosong langit-langit kamarnya, menetralkan degup jantungnya yang mendadak khawatir kepada Prilly.
Entah karena rasa kangen Ali berlebihan atau apa, bayangan wajah Prilly sembari tersenyum nampak sangat jelas di hadapan Ali. Gadis itu tengah tersenyum hangat kepada Ali, menatap Ali dengan tatapan rindu dan takut. Takut karna Ali akan marah padanya.
"Prill, itu beneran lo?" tanya Ali mengalihkan pandangannya ke arah meja belajar, tempat dimana Prilly berdiri.
Prilly diam namun tetap tersenyum.
"Prill, kenapa gak pernah angkat telepon dari gue?" tanya Ali lagi, kini posisi Ali sudah duduk di pinggir ranjang sambil menatap lurus ke arah Prilly.
Prilly tetap diam dan masih tersenyum.
"Kenapa diam aja? Gue kangen sama lo,Prill" ucap Ali lirih kemudian menunduk.
Seketika ada angin yang cukup besar dan berhasil membawa bayangan Prilly pergi. Ali mengangkat kepalanya, betapa kagetnya Ali bahwa itu hanya halusinasi saja. Rasa rindunya kepada Prilly terlalu dalam, sehingga Ali gampang sekali berhalusinasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything has Changes
Fanfiction[ RE- PUBLISH ] Akibat sebuah taruhan semata, seorang Prilly Latuconsina selaku wakil ketua cherrleader harus bisa merubah sikap badboy dari seorang kapten basket bernama Aliando Syarief. Namun Prilly melupakan misi awalnya, ia telah jatuh cinta kep...