Chapter 17

7.5K 595 0
                                    

"Aliiii stop!" kata Prilly sambil mengatur nafasnya.

"Kalian juga stop ya, kakak capek!" kata Prilly lagi kepada anak-anak panti asuhan Medika.

Siang ini, tepatnya setelah pulang sekolah Prilly mengajak Ali ke sebuah Panti Asuhan yang tak jauh dari sekolahnya. Ini sudah menjadi rutinitas Prilly setiap hari Rabu, Prilly selalu menyempatkan waktunya untuk berkunjung kesini. Bukan alasan, kebetulan Prilly memang suka dengan anak kecil dan Prilly juga dekat dengan Ibu Panti, Bu Ayu.

Awalnya memang sedikit susah mengajak Ali ke tempat ini. Ali mengatakan bahwa tempat Panti Asuhan adalah tempat yang paling menyedihkan dan membosankan. Akhirnya Prilly berhasil mengajak Ali kesini, dengan sedikit paksaan dan memberikan Ali sedikit pengertian tentang Panti Asuhan itu apa akhirnya Ali mengalah dan mengikuti kemauan Prilly.

Pertama yang Ali lakukan di tempat ini hanya diam dan hanya melihat anak-anak yang berlari atau bermain. Berbeda dengan Prilly yang sedang membagikan makanan dan bermain bersama dari mereka. Ali hanya diam melihat aktivitas Prilly. Ali baru tahu bahwa Prilly memiliki jiwa sosial yang tinggi, dan Prilly juga menyukai anak kecil sama seperti dirinya.

Pelan-pelan Prilly mengajak Ali bergabung dengan anak-anak Panti, mulai dari memperkenalkan nama Ali, bernyanyi bersama, makan siang bersama, dan bermain bersama. Ali mulai merasa nyaman berada disini, berkat Prilly ia jadi tahu betapa sedihnya anak-anak itu tanpa kasih sayang dari kedua orang tua kandungnya. Tetapi Ali jadi tahu, bahwa anak-anak itu tetap tersenyum meskipun hidupnya tidak seindah dirinya, Ali yang masih memiliki kedua orang tua yang lengkap. Ali bersyukur kepada Allah karna telah memberikan kesehatan kepada kedua orang tuanya. Ali juga bersyukur telah diajak Prilly ke tempat ini.

Dan sekarang Ali dan Prilly sedang bermain kejar-kejaran bersama beberapa anak Panti. Beberapa kali Prilly kalah dan harus mendapatkan hukuman. Dan kini Prilly benar-benar lelah karna harus berlari terus-menerus.

"Aku capek ah, aku kalah deh," kata Prilly sambil menghela nafasnya dan duduk sembarang di atas rerumputan.

Ali berhenti mengejar Prilly diikuti anak Panti lainnya. Ali berjongkok di hadapan Prilly dan menghapus keringat di dahi Prilly. Diselipkan juga anak rambut Prilly ke belakang telinganya.

"Capek banget ya, sampe keringetan gini," ucap Ali sambil meniup-niup dahi Prilly.

Prilly hanya diam mematung mendapatkan perlakuan manis Ali terhadapnya. Mata Prilly fokus menatap mata Ali. Senyum pun merekah di wajah Prilly. Pipi chubbynya tiba-tiba memerah karna malu.

"Noval," panggil Ali kepada salah satu anak Panti.

"Apa Kak?" jawabnya sambil berjalan ke arah Ali.

Prilly hanya mengerinyitkan dahinya heran.

"Kakak boleh minta tolong gak?" tanya Ali sambil mengelus pucuk kepala anak berbadan gemuk itu.

"Boleh, Kak Ali minta tolong apa?"

"Tolong ambilin minum dong buat Kak Prilly, bisa gak? Kasian dia kecapekan," kata Ali tulus.

"Boleh, tunggu bentar ya Kak," ucap Noval sambil berlari masuk ke dalam Panti.

Ali tersenyum menatap kepergian Noval. Pandangannya beralih menatap Prilly yang sedang menatap kearahnya. Tak lama setelah itu, Prilly menunduk salting.

"Tunggu ya, Noval lagi ngambilin minum buat lo," kata Ali yang kini duduk di samping Prilly.

Prilly mengangguk

"Udah berapa lama?" tanya Ali tiba-tiba sambil menoleh ke arah Prilly

"Apanya?" jawab Prilly bingung.

Everything has ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang