Chapter 6

8.7K 699 5
                                    

"Ali!!! Buruan ih nanti kita ketinggalan!" ucap Prilly dengan emosi yang sudah menyulut, pasalnya Ali sudah telat menjemput Prilly

"Sabar dong, santai aja sih" kata Ali dingin

"Ayoooo!!!!" gertak Prilly sambil menarik tangan Ali untuk memasuki bus yang akan membawanya ke acara camping

Ali hanya diam mengikuti kemauan Prilly. Sesampai di dalam bus, semua pasang mata tertuju dengan mereka----lebih tepatnya, Ali

Ali benci dengan posisi ini, posisi dimana ia menjadi pusat perhatian semua orang. Ali hanya memutar bola matanya dan mengangkat bahunya acuh

Prilly mengedarkan pandangannya mencari kursi yang kosong untuk dirinya---dan Ali. Dengan sigap, Prilly menarik tangan Ali untuk mengikutinya

"Bisa gak sih gak usah tarik-tarik tangan gue!" ucap Ali kasar

"Maaf ya, kita duduk disini ya?" tanya Prilly meminta persetujuan Ali

"Terserah lo!" ujar Ali sangat cuek

Ali dan Prilly pun langsung menempati kursi itu. Dengan posisi, Prilly berada di samping jendela sedangkan Ali berada di sebelahnya

Senyum pun menghiasi wajah Prilly, untuk pertama kalinya Prilly bisa mengikuti kegiatan sekolah dengan Ali. Inilah yang selalu Prilly inginkan sedari dulu

"Ingin rasanya ada di samping lo kayak gini terus. Entah cepat atau lambat, kedekatan kita bakal berakhir. Oleh karna itu, gue selalu nikmati tiap detiknya sama lo,Li" batin Prilly, dilihanya wajah Ali dari samping. Rupanya, cowok itu sudah menutup matanya, tak lupa, Ali selalu menutup telinganya dengan earphone serta lagu yang selalu membuatnya tenang

Prilly tidak ingin merasakan jenuh selama di perjalanan, karna bingung harus melakukan apa. Akhirnya, Prilly memilih tidur menyusul Ali. Diletakkannya kepala Prilly di bahu Ali sambil memeluk satu lengan Ali, posisi ini sangat disukai oleh Prilly. Prilly selalu merasa nyaman berada di samping Ali

*****

Ali merenggakan otot-otonya yang terasa kaku karna seperti tertiban beban atau sejenisnya. Disaat Ali sudah sepenuhnya sadar, diliriknya gadis yang sudah membuat lengan Ali kram. Rupanya tangan Ali terasa kaku, bukan karna tertiban beban melainkan di buat sandaran oleh Prilly---gadis pemaksa. Ali mengamati setiap detail wajah Prilly, gadis ini seperti begitu nyaman dalam tidurnya. Gadis ini, gadis yang selalu memaksa Ali untuk berbuat hal yang tak ia sukai. Namun, Ali tidak pernah benci dengan Prilly. Ali cuma merasa risih dengan sikap pemaksa Prilly, hanya itu. Entah sejak kapan perasaan itu muncul, perasaan nyaman dan bahagia yang selalu Ali rasakan ketika berada di dekat Prilly. Ali tak berani menyimpulkan jika ia mulai menyukai atau bahkan mencintai Prilly, Ali harus meyakinkan perasaannya

"Prill," panggil Ali sembari menepuk-nepuk pelan pipi Prilly

"Prill," gadis itu sedikit menggeliat dan mulai membuka matanya

"Buruan bangun, udah sampe daritadi. Gue turun duluan ya, ada temen gue juga disini. Tenda kita gak terlalu jauh kok, kalo ada apa-apa kabarin gue!" perintah Ali, tanpa menjawab apapun dari Prilly, Ali langsung meninggalkan Prilly yang masih mencoba mengumpulkan kesadarannya

"Kenapa dia jadi semangat gitu ya? Ah paling lagi moodyan doang" ucap Prilly acuh

Karna merasa kesal sudah ditinggal oleh Ali, Prilly langsung menuju tendanya dan bergabung dengan anak-anak lainnya

****

Malam harinya, seluruh siswa sudah mengitari api unggun. Para OSIS, sengaja mengadakan acara seru-seruan malam ini. Ada yang bernyanyi, bertukar cerita, memakan jagung bakar, berselfie ria, atau bahkan hanya diam saja sambil menikmati kehangatan yang dihasilkan dari api unggun

Everything has ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang