"Gue cinta sama lo"
Hati Prilly semakin terluka. Bukan karena ia sedih,bukan! Bagaimana mungkin Ali bisa mencintai cewek sejahat Prilly? Prilly benar-benar tak tega melihat keseriusan hati Ali kepadanya.
Jika Prilly berani jujur, di dalam hatinya yang paling dalam Prilly ingin berkata ''gue juga cinta sama lo,Li" namun Prilly ingat, ini hanya sebuah permainan bodoh yang ia rencanakan dengan Resti. Prilly bingung harus berkata apa.
Prilly melihat di dalam mata Ali ada cinta yang tulus untuk dirinya. Seandainya ini bukan permainan, betapa bahagianya Prilly bisa mendapatkan cinta Ali. Namun balik lagi, ini hanya sebuah permainan. Prilly juga pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan mencintai Ali.
Namun cinta tak sebodoh itu. Cinta memang buta. Cinta tidak pernah memandang kepada siapa ia berlabuh. Karena cinta hanya tahu bahwa ia hadir karena kedua insan yang saling menyayangi. Mungkin itu yang Prilly rasakan, ia memang sudah menyayangi Ali. Tapi untuk mengatakan 'cinta', Prilly belum berani memyimpulkannya.
Perlahan cengkraman tangan Ali dilepaskan oleh Prilly. Prilly memberikan senyum kepada Ali.
"Gue gak pantas mendapatkan cinta lo," kata Prilly mencoba menahan sakit di dadanya saat mengatakan itu.
"Banyak wanita di luar sana yang lebih berhak dan lebih pantas mendapatkan cinta lo,Li," kata Prilly lagi.
"Cowok kayak lo harus mendapatkan pasangan yang selevel sama lo, bukan kayak gue," kata Prilly lagi.
Ali menggeleng, "Apa kurangnya lo sampai gue gak bisa bersanding sama lo? Lo pinter, lo baik, lo cantik, kurang apa lagi?" tanya Ali.
Prilly berdecak, "Jangan melihat seseorang dari luarnya, lo belum tahu dalamnya gue kayak apa. Gue gak sebaik yang lo fikirin,Li," kata Prilly.
"Apa yang gue gak tahu tentang lo?" tanya Ali sakarstik.
"Gue udah jahat sama lo, itu yang lo gak tahu tentang gue!"
Ali semakin tak mengerti maksud Prilly, "Apa yang udah lo lakuin ke gue sih sampai lo bilang kalo diri lo sendiri itu jahat," ujar Ali.
"Belum saatnya lo tahu," kata Prilly sambil tersenyum.
Ali hanya mengangguk paham dan sedikit tak peduli dengan ucapan Prilly yang tak masuk akal. Keduanya kembali terjebak keheningan.
"Eh hari ini mau kemana? Katanya mau quality time?" tanya Ali sambil menyamber tasnya. Ali tak ingin merusak harinya bersama Prilly. Biarlah rasa ini ia simpan sendiri. Ali yakin cintanya kepada Prilly akan bersatu, entah kapan.
"Oh iya, kita ke mall aja,yuk,Li, udah lama gak kesana," tawar Prilly.
"Yuk," keduanya meninggalkan rooftop. Dan pergi menuju mall terdekat.
*****
Ali dan Prilly sudah sampai di sebuah mall yang cukup besar di Bandung. Kebetulan sore ini sangat banyak pengunjungnya, karena ada beberapa film yang di keluarkan dan di rilis minggu ini. Para SPG dan sales sibuk menawarkan barang dagangannya. Ali dan Prilly belum menentukkan kemana mereka akan pergi.
"Kita mau kemana,Prill?" tanya Ali.
Prilly menoleh sebentar ke arah Ali, "Nonton aja,yuk,Li? Kayaknya ada film baru deh," tawar Prilly.
Ali mengangguk, "Yaudah," keduanya berjalan ke lantai 3 tempat XXI Cinema berada.
Diluar dugaan, ternyata bioskopnya sudah sepi karena memang ini tahap terakhir penayangan. Ali dan Prilly saling berpandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything has Changes
Fanfiction[ RE- PUBLISH ] Akibat sebuah taruhan semata, seorang Prilly Latuconsina selaku wakil ketua cherrleader harus bisa merubah sikap badboy dari seorang kapten basket bernama Aliando Syarief. Namun Prilly melupakan misi awalnya, ia telah jatuh cinta kep...