Chapter 3

10.4K 802 9
                                    

Prilly mengerjapkan matanya, badannya terasa lebih segar setelah beberapa jam tertidur. Perasaan janggal menyelimuti Prilly, matanya melihat isi kamar ini dengan tatapan yang susah di tebak. Kenapa kamarnya berubah? Sejak kapan kamarnya berubah menjadi suasana barcelona?

Prilly mencoba mengingat semuanya, tangan Prilly terasa berat untuk diangkat. Dilihatnya tangan itu susah payah, ternyata bukan berat karna kesemutan atau kram melainkan tertindih oleh kepala Ali

Tunggu, jadi? Prilly tidur di kamar Ali? Tidur bersama cowok yang ia permainkan? Tidak mungkin!

Dengan susah payah, Prilly melepaskan tangannya dari kepala Ali. Bukannya berhasil mengangkat tangan itu, justru Ali menggeliat

"Eh lo udah bangun, maaf ya gue gak sengaja gendong lo kesini. Abis gue gak tega ngeliat lo tidur duduk gitu" ucap Ali dengan suara serak khas orang bangun tidur

"Ngapain lo tidur disini juga?" tanya Prilly curiga

"Jangan mikir macem-macem, gue gak sengaja ketiduran waktu nunggu lo bangun"

"...Ohiya udah malem nih, gue anterin pulang ya" ucap Ali lagi

Hati Prilly terasa begitu senang karna mendapat perhatian dari Ali, Ali sudah bersusah payah menggendong Prilly dan sekarang Ali akan mengantarnya pulang, begitu jahatkah Prilly jika ia sudah membawa Ali ke dalam permainan konyolnya ini dengan Resti? Ali adalah sosok cowok yang sangat baik dan bertanggung jawab, bagaimana mungkin jika Prilly menyakiti hati cowok ini nantinya? Seribu pertanyaan muncul di benak Prilly, dengan buru-buru ia menepis itu semua

"Kita belom selesai belajar, kenapa gue harus pulang?" tanya Prilly sambil mencoba berdiri dari tempat tidur Ali

"Besok bisa kita lanjut, kayaknya lo kecapean deh. Pulang aja ya istirahat" ucap Ali terdengar sangat lembut

Entah ada dorongan dari mana, air mata Prilly menetes dengan sendirinya. Hatinya merasa sesak sendiri, mendengar ucapan Ali yang sangat tulus

Ali melihat punggung Prilly yang membelakanginya, bahu gadis itu bergetar. Ali berdiri dan mendekati Prilly, diangkatnya dagu Prilly agar menatapnya

"Lo kenapa nangis? Gue salah ngomong ya?" tanya Ali khawatir

"Hm..gue sedih aja gak jadi ngajarin lo hari ini" alasan lagi, dan alasan lagi yang bisa Prilly ucapkan

Ali tersenyum dan mengacak rambut Prilly dengan lembut, di hapusnya air mata Prilly dengan ibu jarinya. Hal itu sontak membuat tubuh Prilly menegang, untuk kesekian kalinya Prilly mendapat perhatian dari Ali

"Besok kita lanjut ya, dari mulai pulang sekolah sampai sore. Udah jangan nangis gitu, gue gapapa kok!" ucap Ali begitu tulus

"Maaf ya gara-gara gue juga, lo gak jadi nongkrong"

"Gapapa kali, ada yang bilang sama gue kalo yang suka nongkrong gak jelas itu tugas preman, dan gue bukan preman" kata Ali lagi

Senyum terhias di wajah Prilly, Prilly benar-benar bisa merubah sifat Ali secepat ini

"Gue anter pulang, yuk" ajak Ali diikuti anggukan dari Prilly

****

Motor Ali berhenti dengan mulus di depan rumah Prilly, rumah yang sangat minimalis namun terlihat asri

"Makasih ya, gue janji besok bakal ngajarin lo"

"Iya sama-sama, istirahat ya! Gue pulang dulu, bye" seiringan dengan motor Ali yang menghilang senyum Prilly kembali hadir

Prilly bingung kenapa hatinya seperti ini, ada perasaan sedih saat mengingat tujuan utamanya menyakiti Ali dan ada perasaan senang entah karna apa

Prilly memasuki rumahnya, dan membersihkan tubuhnya sebelum ia tidur

Everything has ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang