Chapter 12

8K 612 7
                                    

Pagi ini adalah pagi pertama Ali menjemput Prilly. Entah dorongan dari mana, Ali ingin menjemput gadis itu dan mengajaknya berangkat bareng. Namun yang Ali tahu, Ali hanya ingin terus bersama Prilly. Menghabiskan waktu bersama Prilly

Ali yang sedari tadi memainkan ponselnya langsung mengalihkan pandangannya saat mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat. Disimpannya kembali ponselnya ke dalam saku saat melihat Prilly berjalan ke arahnya

Prilly mengeritkan keningnya melihat kehadiran Ali di teras rumahnya. Sedangkan Ali hanya senyum-senyum gak jelas ke arah Prilly

"Lo ngapain kesini?" tanya Prilly

Ali berdiri, "Ya jemput lo lah, lama banget sih keluarnya!" ucap Ali saat posisinya berhadapan dengan Prilly

"Lagian kenapa gak bilang dulu kalau lo mau jemput gue? Tuh liat, gue udah mesen taksi" kata Prilly sambil melihat ke arah gerbang

Ali mengalihkan pandangannya juga ke arah gerbang, di sana memang sudah ada taksi yang akan menjemput Prilly. Ali langsung menghampiri taksi itu dan menyerahkan beberapa uang seratus ribu. Dan kembali menghampiri Prilly

"Lo ngapain? Kenapa taksi gue pergi? Gue naik apa ke sekolah? Ribet banget sih lo!" ucap Prilly tanpa berhenti

"Udah ngocehnya? Yuk berangkat!" ajak Ali sambil menarik Prilly

"Ingat ya, mulai hari ini sampai seterusnya lo bakal selalu gue jemput. Jadi jangan lama-lama" lanjut Ali kemudian memakai helmnya

Prilly tersenyum kecil, jadi Ali akan menjemputnya setiap hari? Ada kebahagiaan tersendiri bagi Prilly, Ali rela jauh-jauh ke rumahnya untuk mengajak Prilly berangkat bareng

"Naik cepetan nanti telat" pinta Ali lagi

Prilly langsung menaiki motor Ali. Tangannya sudah pandai melingkar di pinggang Ali. Kepalanya juga ia senderkan di punggung Ali. Posisi ini memang selalu membuat Prilly nyaman. Tak lama kemudian, motor Ali pergi meninggalkan pekarangan rumah Prilly

***

Bel pelajaran sudah berbunyi, tak lama lagi Pak Husen guru geografi akan masuk. Prilly siap mengeluarkan bukunya dan menunggu Pak Husen

Benar saja, 5 menit kemudian Pak Husen memasuki kelas Prilly. Semua mata memandang ke arah depan, bukan ke arah Pak Husen melainkan ke arah gadis yang berdiri di samping Pak Husen

Sepertinya anak baru, gadis itu cantik, matanya agak sipit dan memiliki pipi yang chubby seperti Prilly, rambutnya juga panjang sepinggang. Ochi mencolek lengan Prilly seakan bertanya siapa? Prilly mengangkat bahunya tanda tidak tahu

"Selamat pagi anak-anak, bapak membawa anak baru dari Jakarta. Ayo perkenalkan namamu" kata Pak Husen setelah lama terdiam

Gadis itu tersenyum, "Hai teman-teman, nama saya Sarah Alana, teman-teman bisa memanggil saya Sarah, semoga kita bisa berteman baik. Terima kasih" ucapnya terdengar sangat ramah

Murid-murid hanya mengangguk dan tersenyum. Tak terkecuali dengan Prilly, ia melemparkan senyum ke arah Sarah

"Baik Sarah, kamu boleh duduk di samping Ody" ucap Pak Husen sambil menunjuk kursi kosong di belakang Prilly

Sarah berjalan melewati Prilly dan tersenyum ke arah Prilly dan Ochi bergantian. Tatapannya sangat lembut, membuat Prilly ingin berteman baik dengannya

Tak lama setelah Sarah duduk, Pak Husen memulai pelajarannya. Keadaan kelas kembali tenang dan sepi. Hanya terdengar suara Pak Husen dan hembusan angin yang berlalu lalang dari jendela

***

Bel istirahat kembali berbunyi, setelah 4 jam belajar akhirnya bisa sejenak menetralkan fikiran yang sedikit lelah. Sebagian murid telah meninggalkan kelas, tersisa Prilly, Ochi, Sarah, dan Ody

Everything has ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang