Chapter 18

7.9K 579 3
                                    

Ali terdiam, memandang wajah Prilly dengan tatapan lembut. Prilly tidak tahu apa arti tatapannya itu. Karna tak berani menatap Ali lebih lama, Prilly memutuskan untuk berdiri dan melangkah masuk ke dalam Panti.

Ali mengacak rambutnya kasar, fikirannya mulai bercabang mendengar perkataan Prilly tadi "Kita berbeda,Li," apa maksudnya? Apa dari semua makna itu? Ali terus memikirkanya. Tak ingin memikirkan hal yang tidak menemukan jawabannya, Ali berangsur berdiri mengejar Prilly.

"Maaf,Bunda, tapi ini udah sore, Prilly harus pulang"

Ali mendengar suara Prilly di dalam sana. Rupanya gadis itu akan pamit kepada Bu Ayu atau yang sering dipanggil dengan sebutan Bunda oleh anak-anak Panti.

"Nak,Ali, sini!" panggil Bu Ayu karna melihat Ali berdiri di ambang pintu.

Ali melenggang menghampiri Bu Ayu dan menyalimi tangannya.

"Kamu juga harus sering-sering kesini,ya? Temani Prilly kesini, kasian kalo dia kesini sendiri," kata Bu Ayu sambil memegang tangan Ali dan melirik ke arah Prilly.

Ali mengangguk, "Iya,bun, Ali bakal sering kesini sama Prilly," ucap Ali sambil tersenyum.

Bu Ayu juga tersenyum dan melepaskan genggaman tangannya dengan Ali, "Jaga Prilly baik-baik,ya? Kamu itu anak laki, jangan pernah nyakitin hati perempuan," ucap Bu Ayu menasihati Ali.

"...usahakan selalu buat perempuan tersenyum," lanjut Bu Ayu, ia menghela nafasnya sejenak, "Sejahat apapun perempuan ke kamu, jangan pernah buat kamu benci sama dia," lanjutnya lagi.

"Cobalah untuk memafkan, karna kesalahan perempuan tidak akan pernah fatal, seorang perempuan akan melakukan kesalahan karna di dasari oleh paksaan atau kondisi yang membuatnya terjebak," lanjut Bu Ayu sambil menatap ke arah Ali dan Prilly bergantian.

"Ibu bisa liat dari mata kalian, kalo kalian saling mencintai," ucap Bu Ayu lembut.

Hal ini membuat Ali dan Prilly mendongak ke arah Bu Ayu. Tak lama setelah itu, Ali menoleh ke arah Prilly begitupun juga Prilly yang menoleh ke Ali.

"Ingat ya, cinta itu suci. Separah apapun masalah datang menghampiri hubungan kelak, jangan salahkan cinta," kata Bu Ayu lagi.

"Karna cinta tidak akan pernah salah dan tidak pantas untuk disalahkan, percayakan semuanya sama Allah kalo cinta diantara kalian tumbuh karna Takdir," lanjutnya lagi.

Bu Ayu menghampiri Ali dan Prilly. Bu Ayu menarik kedua tangan keduanya dan menyatukan tangan Ali dan Prilly diatas genggaman tangannya. Senyumnya selalu ia pancarkan untuk Ali maupun Prilly.

"Kalo Takdir mengharuskan kalian bersatu, ingat pesan Bunda,ya? Jangan pernah berniat untuk membenci dan pergi, cobalah untuk memaafkan dan jadikan masalah sebagai pembelajaran kalian ke depan," lanjut Bu Ayu.

Ali dan Prilly hanya diam mendengar semua nasihat Bu Ayu yang berhasil membuat mereka benar-benar tak berkutik.

"Harus ada yang mengalah, jangan egois untuk menyelesaikan masalah. Kalo diantara kalian memang ingin pergi untuk meninggalkan semuanya, ingat waktu kalian menghabiskan waktu bersama, ingat pada saat kalian berjuang menahan gejolak cinta itu datang, dan ingat pada saat kalian merasakan jatuh cinta," lanjutnya lagi.

"Singkirkan ego kalian, jangan sampai karna ego yang menguasai kalian, kalian bisa kehilangan cinta sejati," katanya sedikit menghela nafas, "Karna Bunda yakin, cinta sejati hanya datang sekali, dan bunda bisa lihat dari sorot mata kalian saat memandang. Ada begitu banyak cinta tersirat di dalamnya," katanya sambil tersenyum.

Bu Ayu menatap Ali dan Prilly bergantian, "Nah udah, gak usah difikirin! Ayo katanya mau pulang, keburu malem loh!" katanya mengingatkan.

Ali dan Prilly tersadar dari lamunannya sambil mendengar semua nasihat Bu Ayu. Bu Ayu sudah dianggap sebagai ibu kedua oleh Prilly, setelah Mamanya yang berada di Jakarta.

Everything has ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang