Ali terus menggendong Prilly tanpa berhenti atau bahkan sekedar berisitirahat sejenak. Prilly yang melihat Ali kelelahan pun merasa tak tega
"Li, kayaknya kita berhenti dulu deh" ucap Prilly tepat di telinga Ali, karna posisi kepala Prilly memang tepat di telinga Ali
"Gausah, tanggung dikit lagi nyampe"
"Keringet lo udah banyak banget, kita berhenti sebentar ya?" ucap Prilly lagi
"Gapapa"
Prilly tahu Ali sangat keras kepala, Prilly mulai memikirkan bagaimana caranya membuat cowok keras kepala ini menuruti kemauannya
"Gue laper,Li, belum makan dari tadi pagi, kita makan dulu ya" kata Prilly sedikit memelaskan wajahnya
"Serius?"
"Iya gue laper banget, ya?" kata Prilly lagi
"Yaudah, kayaknya ada warung kopi di ujung sana. Kita kesana aja,ya?" ajak Ali sambil menengok ke arah Prilly
Dan saat itu juga! Mata mereka sama-sama bertemu, hidung mereka sama-sama bersentuhan, nafas keduanya pun terasa, wajah mereka saat ini benar-benar sangat dekat. Jantung Ali dan Prilly pun kembali berdebar sangat cepat, darah yang mengalir seakan berhenti. Pandangan keduanya tak lepas sama sekali, seakan terkunci satu sama lain
Ali yang menyadari bahwa jantungnya berdegup lebih cepat, langsung membuat suasana menjadi biasa
"Hm, sorry" ucap Ali terbata-bata
"Gapapa" kata Prilly sedikit memberikan senyum
Tak ada percakapan lagi, semuanya kembali hening. Tempat warung kopi yang lumayan jauh, membuat keduanya harus menempuh perjalanan melewati perkebunan teh dan hamparan sawah yang sangat indah
"Masih lama ya,Li? Gue turun aja deh" tukas Prilly
"Lumayan sih,"
"Yaudah gue turun disini aja, turunin,Li" ucap Prilly tak sabar
"Tapi kaki lo masih sakit, jangan dipaksain" kata Ali sambil membungkukkan badannya agar Prilly mudah turun dari punggungnnya
"Gapapa, luka kecil doang kok" ucap Prilly sambil berusaha berdiri
Badan Prilly oleng karna kakinya belum mampu menopang tubuh Prilly, dengan cepat Ali langsung merengkuh badan Prilly. Mata mereka kembali bertemu, jantung mereka kembali berdegup sangat cepat. Ada perasaan janggal di hati keduanya
"Kan udah gue bilang, kaki lo itu belum sembuh, bandel banget sih!" ucap Ali kesal
Ali langsung mengambil sebelah tangan kanan Prilly dan mengalungkannya ke leher Ali. Sedangkan sebelah tangan Ali yang kiri, merengkuh pinggang Prilly
Prilly hanya diam memperhatikan perlakuan Ali terhadapnya, senyum terus merengkah di wajah cantik Prilly. Tanpa sepengetahuan Prilly, Ali sangat senang bisa berlama-lama menghabiskan waktu bersama Prilly.
Mereka berdua kembali melanjutkan langkahnya menuju warung kopi yang sudah terlihat di ujung jalan sana
"Maaf ya selalu ngerepotin lo" ucap Prilly tiba-tiba
"Hm"
"Waktu ini bakal gue abadikan.."
Prilly melirik jam yang berada di tangannya sebelum melanjutkan ucapannya, Ali hanya diam melihat Prilly
"Tepat pukul 07.35.26 gue jalan berdua sama lo melewati perkebunan teh yang sangat amat indah, makasih ya" ucap Prilly begitu tulus
Ali menghentikan langkahnya, dan kini posisi Ali menggenggam tangan Prilly agar gadis itu tidak jatuh kembali. Posisi Ali juga berhadapan dengan Prilly, Prilly mengerutkan keningnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything has Changes
Fanfiction[ RE- PUBLISH ] Akibat sebuah taruhan semata, seorang Prilly Latuconsina selaku wakil ketua cherrleader harus bisa merubah sikap badboy dari seorang kapten basket bernama Aliando Syarief. Namun Prilly melupakan misi awalnya, ia telah jatuh cinta kep...