Chapter 15

7.9K 634 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama Ali dan Prilly membuat dan menciptakan moment indah. Sulit memang, jika harus berpisah dengan orang yang sudah sangat dekat dengan kita ditambah lagi yang sudah membuat kita jatuh cinta. Itulah yang dirasakan Ali maupun Prilly.

Keduanya sudah sampai di sekolah tepat sebelum bel berbunyi. Semua pandangan menatap heran melihat Ali dan Prilly berjalan beriringan. Akhir-akhir belakangan ini baik Ali maupun Prilly memang selalu berangkat bersama. Itulah yang membuat keduanya semakin dekat.

"Ingat ya, hari ini kita belajar di rumah gue!" kata Prilly sebelum memasuki kelasnya.

Ali mengangguk, "Eh, kita ke rooftop aja,yuk?" tawar Ali

"Mau ngapain? Nanti lo gak konsen belajarnya, buang-buang waktu doang," ucap Prilly jengah.

Ali tertawa, "Hahahah nggak deh janji untuk kali ini nggak, sumpah!" katanya sambil mengangkat dua jari membentuk V ke udara.

Prilly mengangguk malas, "Yaudah, gue masuk duluan ya,bye!" kata Prilly memasuki kelasnya.

Ali memandangi punggung Prilly sampai gadis itu benar-benar duduk dan melambaikan tangan ke arah Ali. Tepat saat itu, bel masuk juga berbunyi. Ali harus memasuki kelasnya sebelum guru masuk.

*****

"Prill, lo udah pacaran ya sama Ali?" tanya Ochi sambil meminum es jeruk pesanannya.

Prilly yang awalnya ingin memasukkan sesuap nasi goreng jadi mengurungkan niatnya karna ucapan Ochi.

"Ngawur lo, siapa yang jadian sama dia?" kata Prilly acuh.

"Ya mana gue tau, dari keakraban kalian selama ini sih gue ngeliat kalo lo berdua makin klop," ucap Ochi lagi.

"Whatever lah,Chi," kata Prilly jengah.

Sarah dan Ody hanya menatap kedua sahabatnya sambil senyum-senyum. Pandangan Sarah berhenti melihat seorang cowok sedang duduk di pojok sana sambil menatap ke arah Prilly. Ya cowok itu Ali. Sarah bisa melihat bahwa tatapan itu adalah tatapan cinta. Sarah hanya diam melihat Ali, ia tak ingin memberitahu kepada Prilly entah apa alasannya.

"Pulang sekolah pada sibuk gak?" tanya Ody.

"Gue sih nggak,Dy, gatau deh kalo Sarah sama Prilly, emang kenapa?" kata Ochi sambil menguncir rambutnya yang berantakan.

"Lo gimana Sar,Prill? Gue mau ngajak ke pameran foto doang sih," kata Ody lagi.

"Maaf ya,Dy, hari ini gue ada janji sama Ali, next time deh ya," kata Prilly tak enak.

"Oke santai aja,Prill, lo gimana Sar?" tanya Ody lagi.

"Gue gak bisa juga,Dy, gue harus nemenin nyokap pergi nih, maaf banget ya," kata Sarah.

"Yaudah gapapa santai aja kali, Chi berarti kita berdua aja ya?".

"Iya gampang, kabar-kabaran aja nanti," kata Ochi.

Disisi lain pandangan mata Ali tak luput dari Prilly. Wajah Prilly berhasil membuat Ali terfokus hanya kepada gadis itu. Hal ini membuat Martin menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Li, makan dulu kek! Prilly gak kemana-mana kok," kata Martin sambil menyenggol lengan Ali.

"Gue udah kenyang ngeliat wajah dia,Tin," ucap Ali tanpa mengalihkan matanya dari Prilly.

Martin berdecak, "Lo beneran udah jatuh cinta sama dia,Li?" tanya Martin yang sukses membuat Ali menoleh ke arahnya.

"Gue belum berani nyimpulin semuanya sekarang,Tin, yang gue rasain sekarang, perasaan nyaman kalo deket dia," kata Ali sungguh-sungguh.

Everything has ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang