An: Maaf kalo gak nge-feel:(
Happy reading guys!:)*********************
"Malam ini Prilly pergi ke Jakarta!"
Teriakan dari Sarah sukses membuat Ali diam mematung di depan pintu cafe. Tangannya mengepal kuat mungkin siap menghantam apapun yang ada di depannya saat ini namun Ali mencoba menahan emosi saatnya kali ini demi mendapatkan informasi tentang Prilly.
Ali kembali menghampiri tempat duduk Sarah dan menatap Sarah dengan pandangan tajam, jelas menyorotkan kemarahan.
"Jangan coba-coba boongin gue!" kata Ali sambil menggebrak meja.
Sarah berdecak kemudian menggeleng, "Gue gak boong,Li! Gue dengar sendiri kalo Prilly mau pergi ke Jakarta hari ini," ucap Sarah sesantai mungkin. "Hmm lebih tepatnya malam ini," lanjutnya lagi.
Ali terduduk lemas di kursi yang sempat ia tempati tadi, Ali menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi dan memejamkan matanya. Sarah hanya diam menatap Ali, mungkin Ali butuh waktu untuk memikirkan apa yang ia harus lakukan saat ini.
"Gue terlambat," ucap Ali tiba-tiba. Tangannya sibuk mengacak rambutnya sendiri yang sudah acak-acakan, seragam Ali juga sudah terlihat kusut. Namun itu tidak sebanding dengan apa yang sedang Ali rasakan saat ini. Perasaannya benar-benar campur aduk, Ali telah kehilangan cinta untuk kedua kalinya. Tapi, Ali merasakan perbedaan saat kepergiaan antara Lisa dan Prilly. Ali benar-benar merasakan takut kehilangan seorang Prilly, berbeda dengan Lisa dulu.
Sarah menepuk bahu Ali pelan, "Lo belum terlambat,Li, lo bisa temuin dia ke bandara. Pesawatnya take off jam 20.00" kata Sarah memberikan Ali saran. Sarah benar-benar peduli dengan hubungan Ali dan Prilly.
Ali menggeleng, "Udah gak bisa,Sar! Cinta gue udah pergi untuk kedua kalinya," Ali menghembuskan nafasnya kasar, "Perasaan gue ke Prilly benar-benar beda ketika perasaan gue Lisa,Sar! G..gue...gue cinta banget sama Prilly," kata Ali terdengar lirih kemudian menundukkan kepalanya enggan menatap Sarah.
Entah sadar atau tidak, Ali meneteskan air matanya. Ya! Seorang Aliando Syarief baru kali ini meneteskan air mata untuk seorang perempuan yang sangat dia cintai, dan perempuan itu Prilly Latuconsina. Bukankah pepatah pernah bilang bahwa 'Seorang lelaki hanya menangisi wanita jika wanita itu adalah orang yang sangat ia cintai' mungkin itu sedang berlaku untuk Ali. Ali tidak peduli dengan air matanya, Ali tidak peduli dengan harga dirinya menangis di depan Sarah, Ali tidak peduli menangis di tempat umum, Ali tidak peduli dianggap cengeng karna menangis, yang ia pedulikan sekarang adalah Ali tidak ingin Prilly pergi dari hidupnya.
Sarah tertegun dengan ucapan Ali, sebesar itukah cinta Ali terhadap Prilly bahkan Ali rela menangis demi Prilly, "Li, kalo lo cinta sama Prilly, lo harus kejar dia! Lebih baik terlambat atau nggak sama sekali,"
Ali menatap Sarah dan menghapus air matanya secara kasar, "Gue gak mau kehilangan Prilly,Sar!" Ali menghela nafasnya sejenak, "Malam ini gue akan temuin Prilly di bandara," ucap Ali serius.
Sarah tersenyum dan mengangguk, "Gitu dong! Good luck bro," kata Sarah memberikan semangat. Tangan Sarah siap ber-tos ria dengan Ali, Ali tersenyum dan membalas tangan Sarah.
"Gue pulang dulu, ya!" pamit Ali seraya berdiri dan merapikan penampilannya sedikit.
"Iyaa, good luck semoga lancar!!" teriak Sarah karna Ali sudah pergi berlalu saja dari hadapan Sarah. Ali menoleh sejenak sebelum membuka pintu dan memberikan jari jempol ke udara, barulah Ali benar-benar menghilang disaat pintu cafe tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything has Changes
Fanfiction[ RE- PUBLISH ] Akibat sebuah taruhan semata, seorang Prilly Latuconsina selaku wakil ketua cherrleader harus bisa merubah sikap badboy dari seorang kapten basket bernama Aliando Syarief. Namun Prilly melupakan misi awalnya, ia telah jatuh cinta kep...