Chapter4

556 43 7
                                    

Bunyi bel rumah dan ketukan pintu membuat Ara terbangun dari mimpi indahnya. Ara membuka kedua matanya dan melihat jam dindingnya, waktu masih menunjukan pukul lima pagi dan seseorang sudah menganggu tidurnya.

Ara berdecak sebal dan menuruni anak tangga untuk membuka pintu. Ia yakin, ini pasti ulah Nata. Siapa lagi kalau bukan Nata?

Ketika pintu dibuka, Ara dibuat terkejut. Laki-laki itu bukan Nata.

"Damar?" Ara tak percaya, Damar datang ke rumah Ara dengan seragam putih abu-abu.

"Selamat pagi. Gue nganggu waktu tidur elo ya?"

"Lumayan sih. Elo ngapain kesini?"

"Gue mau jemput elo. Tapi gue nggak tau elo berangkat jam berapa. Terus gue mau jenguk elo, katanya elo kena diare mendadak ya? Udah minum obat?"

"Udah kok, gue udah sembuh. Kenapa elo nggak nelepon gue dulu?"

"Gue takut ganggu."

Damar mengikuti langkah Ara ke ruang makan dan melanjutkan obrolan mereka.

"Udah sarapan?" Tanya Ara.

"Belum."

"Sebentar ya, gue mau masak nasi goreng, telur mata sapi dan teh manis."

Damar tersenyum mendengar ucapan Ara.

"Ternyata lo masih ingat sarapan kesukaan gue."

Ara memilih untuk diam dan pergi ke dapur. Ia tak mungkin melupakan menu sarapan pagi kesukaan Damar. Bahkan, Ara masih ingat bagaimana cara Damar memakan nasi goreng dan telur mata sapi.

"Lo sarapan duluan ya, gue mau mandi dulu." Ara menyajikan sarapan untuk Damar.

Laki-laki itu mengacak rambut Ara.

"Makasih untuk sarapan paginya."

-------

Nata sudah siap untuk pergi ke sekolah. Ia terpaksa berangkat lebih pagi karena hari ini Nata harus naik angkutan umum. Motornya masih di rumah saudaranya.

Langkahnya terhenti ketika ia melewati rumah Ara. Ia melihat motor ninja milik seseorang yang ia kenal sejak tiga tahun yang lalu.

Nata mengetuk pintu rumah Ara. Namun, bukan tuan rumah yang membuka pintunya.

"Damar." Nata tersenyum sinis saat mengucapkan nama Damar. Dugaannya tepat pada sasaran.

"Lo Nata, kan? Sahabatnya Ara di SMP?"

Nata memutar matanya dengan kesal.

"Kalau lo nggak kena amnesia, lo pasti tau siapa nama gue. Lo ngapain kesini?"

"Mau jemput Ara. Lo sendiri ngapain? Bukannya kalian beda sekolah?"

"Gue mau ketemu sama bang Denis," jawab Nata dengan berbohong dan masuk kedalam rumah Ara.

"Ara dimana?" tanya Nata.

"Ara lagi mandi." Damar kembali duduk di meja makan dan melanjutkan sarapan paginya.

"Elo numpang buat sarapan di sini?" tanya Nata.

"Enggak, gue dibuatin sarapan sama Ara." Jawaban itu semakin membuat Nata kesal.

"Bukannya elo udah punya Rena? Kok masih ngejar Ara?"

"On the way putus dan on the way jadi gebetannya Ara. Lagipula dia masih jomblo. Nggak salah, kan?"

Nata hanya mendengus kesal dan berpura-pura tidak peduli.

"Nata, lo ngapain disini?" tanya Ara.

Hati Untuk AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang