Ara berjalan melewati ruang musik. Langkahnya terhenti di depan pintu, matanya mengamati Nata yang sedang bermain gitar.
Setiap alunan musik, membuat Ara kembali mengingat masa-masa dulu. Masa dimana Ara mengenal Nata karena insiden maling jambu. Nata yang selalu berterus terang terhadap perasaannya pada Ara. Nata yang jail, Ara yang suka menyusahkan Nata dan Nata yang tak pernah bosan mendengarkan curhatan Ara tentang Damar.
Semuanya berjalan begitu saja, semuanya masih sama seperti yang dulu. hingga perasaan itu datang. Butuh waktu yang lama untuk menyadari bahwa Ara menyukai Nata.
Dan semuanya sudah terlambat. Rasa suka itu datang beriringan dengan pudarnya rasa suka Nata pada Ara.
Ketika Ara berusaha untuk membuka hatinya untuk Nata. Laki-laki itu justru berusaha untuk membuka hatinya untuk orang lain.
"Ra, lo ngapain di depan pintu? Sini masuk," ucap Nata sambil menepuk kursi yang ada di sampingnya.
Refleks, Ara mengangguk dan masuk ke ruang musik. Ia duduk di samping Nata, sementara laki-laki itu kembali melanjutkan permainan gitarnya.
"Lo nggak mau request lagu?" Tanya Nata.
"Cinta datang terlambat."
Nata kembali memetik senar gitarnya.
Tak ku mengerti mengapa begini.
Waktu dulu ku tak pernah merindu.
Tapi saat semuanya berubah.
Kau jauh dari ku, pergi tinggalkan ku.Ya, dulu Ara hanya menganggap Nata sebatas teman dekatnya. Disaat ia jauh dari Nata, tak ada rasa rindu yang menyelimuti hatinya. Disaat ia dekat dengan Nata, semuanya terasa biasa saja.
Dalam sejekap, semuanya berubah. Semuanya berbanding terbalik. Disaat ia jauh dari Nata, rasa rindu itu mulai hadir. Disaat ia dekat dengan Nata, semuanya terasa nyaman.
Mungkin memang ku cinta.
Mungkin memang ku sesali.
Pernah tak hiraukan rasamu dulu.Berulang kali Nata mengungkapkan perasaannya pada Ara. Berulang kali Nata mencoba untuk menunggu perasaannya terbalas dan berulang kali juga Ara tak pernah menghiraukan perasan Nata.
Aku hanya ingkari, kata hatiku saja.
Tapi mengapa cinta datang terlambat.Ara berusaha untuk mengabaikan perasaannya. Ia berpikir, bahwa perasaan ini akan hilang dengan sendirinya.
Tetapi ia salah, semakin ia berusaha untuk mengingkari perasaan itu. Semakin ia jatuh cinta pada Nata.
Semuanya tidak semudah yang Ara pikirkan. Semuanya sudah berubah. Nata mulai menyukai Ana dan sekarang Ara harus merasakan apa yang pernah Nata rasakan. Yaitu, 'jatuh cinta sendirian'.
Cinta itu datang terlambat.
"Lagunya udah selesai," kata Nata yang membuat Ara tersadar dari lamunannya.
"Oh, udah selesai?"
"Lo ada masalah?" Nata mencoba untuk menerjemahkan ekspresi Ara dari raut wajahnya.
Ara menggelengkan kepalanya. "Gue cuma terbawa suasana sama lagunya. Gue sadar kalau tiap bait lagu itu nyindir gue."
"Nyindir elo?"
"Gue jatuh cinta sama orang yang udah jatuh cinta sama orang lain."
Nata menatap Ara. "Kadang cinta itu suka datang sesuka hati dan pergi sesuka hati juga."
"Lo nggak ngerti sama topik pembicaraan ini?" tanya Ara dengan raut wajah yang sedih.
"Kita lagi bahas arti lagu, kan?"
Ara tertawa hambar. "Sampai kapan pun lo nggak bakalan pernah ngerti, Nat."
"Cari topik lain aja deh, gue agak risih sama topik pembicaraan lo."
Ara menatap bola mata Nata. Tatapan hangat yang akhir-akhir ini selalu Ara rindukan.
"Gue takut, Nat."
"Takut?"
"Gue takut kalau suatu saat nanti gue bakalan kehilangan elo. Apalagi kalau lo udah punya pacar. Lo nggak mungkin punya waktu buat gue. Lo pasti sibuk sama pacar lo."
Nata menggenggam jemari Ara. Tatapannya lurus ke depan, sementara Ara sibuk memperhatikan wajah Nata.
Laki-laki itu tidak bersuara sedikit pun. Tidak menjawab ucapan Ara.
"Kasih gue kesempatan, Nat. Kita mulai semuanya dari awal," ucap Ara sedih.
Dalam benaknya, ia terus berharap jika laki-laki itu mengerti dengan ucapan Ara.
Nata menghela napas, melepaskan jemari Ara dan menatap gadis itu."Kita ke lapangan yuk, sebentar lagi acara api unggun udah mau dimulai."
----------
Nata merebahkan tubuhnya di kasur. Meregangkan otot-otonya yang pegal karena acara persami. Nata mengacak rambutnya dengan frustasi. Pikirannya melayang pada kejadian tadi malam di ruang musik.
Ucapan itu masih berputar dipikirannya.
"Gue jatuh cinta sama orang yang udah jatuh cinta sama orang lain.
Kasih gue kesempatan, Nat. Kita mulai semuanya dari awal."Nata tidak bodoh, ia hanya berpura-pura bodoh. Ia paham dengan ucapan Ara. Ia sadar jika Ara mulai menyukai dirinya.
Kedua matanya melihat frame foto yang berada di atas meja belajarnya. Foto yang berhasil Nata ambil saat Ara mengenakan baju putih abu-abu.
"Elo terlambat, Ra. Perasaan lo juga terlambat. Kenapa lo baru sadar setelah gue udah bisa berjalan ke depan? Gue nggak mungkin berjalan mundur lagi. Gue nggak mungkin balik ke elo. Gue nggak mau semuanya sia-sia.
"Maaf, Ra. Maaf karena elo harus ngerasain apa yang pernah gue rasain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Untuk Ara
Teen FictionCerita ini tentang Nata yang jatuh cinta sendirian. Tentang Ara yang masih menyukai masa lalunya. Tentang Ana yang bertemu dengan Nata. Tentang Damar yang mencoba untuk memperjuangkan Ara. Dunia tahu jika Nata menyukai Ara. Bahkan dunia juga tahu ji...