Chapter29

330 27 8
                                    

"An, kamu udah mau berangkat?" Tanya Dea-bunda Ana.

Ana menggelengkan kepalanya dan masih asik menyantap roti.

"An, ada hal serius yang mau Bunda bicarakan sama kamu."

Ana menghentikan ritual makannya. "Mau ngomong apa, Bun?"

"Bunda mau nikah lagi."

Ana terdiam, tak merespon apapun. Pikirannya kembali memutar kejadian tiga hari yang lalu.

"Oh, sama teman Bunda yang pernah jemput Bunda ke sini? Yang pernah kasih aku boneka?"

Dea mengangguk ragu.

"Selama bunda bahagia, aku juga bahagia. Emang sih, aku belum terlalu kenal sosok calon ayah aku kaya gimana. Aku harap bunda nggak salah pilih pasangan lagi."

Dea menghela napas lega ketika mendengar jawaban dari anaknya. Jemarinya mengelus rambut anak kesayangannya.

"Nama calon ayah aku siapa?"

"Namanya Om Deno."

"Kapan bunda nikah?"

"Rencananya dua bulan lagi. Oh ya, besok malam Om Deno mau ke rumah. Kamu ajak Nata ya."

"Kenapa harus ngajak Nata?" tanya Ana bingung.

"Dia pacar kamu. Bunda mau kenal lebih dekat sama Nata."

Suara klakson motor membuat obrolan hangat antara ibu dan anak terhenti.

"Selamat pagi," sapa Nata yang sudah berdiri di samping Ana.

"Kurang ajar! bukannya ketuk pintu dulu malah langsung masuk gitu aja," kata Ana dengan kesal.

"Mertua gue aja nggak ngomel kok," jawab Nata sambil melirik Dea.

"Ngapain lo di sini?"

"Jemput elo."

"Katanya nggak bisa jemput."

"Nyokap gue nggak jadi pergi. Biasalah, nyokap suka labil gitu."

"Nat, besok malam kamu ke rumah ya. Tante mau ngadain acara makan malam keluarga."

Nata mengangguk. "Siap Ibu mertua."

Ana menampilkan raut wajahnya yang mendadak geli. "Ayok kita berangkat."

"Tunggu sebentar, gue baru aja ngobrol sama mertua gue. Ngerusak suasana banget."

"Ih, cepetan. Nanti telat."

"Bentar, gue numpang makan dulu. Gue belum sarapan."

"Bun, aku berangkat dulu ya. Aku mau naik angkot aja," pamit Ana dan sambil melirik Nata dengan kesal.

"Calon mertua, saya pamit dulu ya. Anak tante kalau ngambek serem. Nanti saya nggak dapet jatah malam jumat, Tan."

Dea membulatkan matanya ketika mendengar kalimat terakhir dari Nata.

"Bercanda, Tan," kata Nata dan jarinya membentuk huruf V.

"Nata, ayok cepetan!!!" Teriak Ana dari halaman rumah.

----

"Besok malam ada acara apa sih?"

"Besok calon ayah gue mau ke rumah."

Nata menatap Ana dari kaca spion motor. "Nyokap lo mau nikah lagi?"

Ana mengangguk.

"Lo setuju?"

"Selama bunda bahagia, gue ikut bahagia. Lagipula bokap nggak mungkin balikkan lagi sama bunda."

"Bunda Ratu udah tau?"

Hati Untuk AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang