"Bun, nanti malam ada acara nggak?" tanya Ara penuh harap.
"Nggak ada," jawab Salsa sambil menggelengkan kepalanya.
"Ayah nggak mau ngajakin Ara jalan-jalan gitu?"
"Nanti malam ayah ada undangan rapat dari kantor," jawab Adi yang semakin membuat Ara kesal.
"Kalau Bang Denis gimana?"
"Karena hari ini malam minggu, gue mau jalan-jalan sama pacar gue."
Ara mendengus kesal. "Nggak ada yang mau jalan-jalan sama Ara gitu?"
"Enggak," jawab mereka secara bersamaan.
"Tumben banget kamu pengen jalan-jalan. Biasanya lebih suka betapa di dalam kamar," sindir Salsa.
"Ra, kenapa lo nggak ngajak Damar buat jalan-jalan?" Tanya Denis.
Ara memutar bola matanya dengan kesal dan beranjak pergi dari ruang makan.
"Eh, lo mau kemana?" Tanya Denis yang semakin bingung.
Ara mengambil handphonennya, mengirim pesan untuk Damar.
To : Damar
Mar, aku lagi sakit. Maaf ya malam ini nggak bisa makan malam bareng.
Setelah selesai mengetik, Ara kembali membaca ulang pesannya. Kemudian ia menghapus pesan yang sudah ia ketik.
"Ah, alasannya klasik," ucap Ara kesal.
To : Damar
Mar, jam delapan nanti aku free. Mau makan malam dimana?
Ara menghela napas berat dan menekan tombol send dengan berat hati.
Tak berapa lama ada balasan dari Damar.
From : Damar
Rahasia:)
Ara merebahkan tubuhnya di kasur, menatap langit yang hampir gelap. Ia hanya bisa berharap jika malam ini hujan turun.
-----
"An, tolong buka pintunya," perintah Dea.
Ana mengangguk dan membuka pintu rumahnya. Tampak sepasang kekasih dengan pakaian yang senada.
"Kita makan di sini?" tanya si perempuan dengan perasaan terkejut.
"Iya, ini rumah tante aku, Bundanya Ana."
Ana tersenyum kikuk, menatap tamu yang ada di depannya.
Tak berapa lama, seorang laki-laki yang Ana tunggu sudah tiba dengan motor kesayangannya. Ia merapikan rambutnya.
"Sori, gue telat."
"Loh, kalian berdua di sini juga?" tanya Nata dengan ekspresi terkejut.
Nata menatap mereka bertiga secara bergantian. "Kenapa sih, kok malah bengong? Ada yang salah sama penampilan gue?"
Nata melirik perempuan yang berdiri di samping pacarnya. Mereka bertatapan cukup lama, tak ada yang ingin melepaskan pandangan mereka. Seperti ada kerinduan yang tersirat di antara batin masing-masing.
Ana berdeham. Memecahkan keheningan di antara mereka berempat.
"Ayok masuk," ucap Ana datar.
"Ana, tamunya udah datang semua?" tanya Dea.
Ana mengangguk. "Udah, Bun."
"Hai tante Dea," sapa Damar.
Dea tersenyum senang. Memperhatikan perempuan yang ada disamping Damar. "Pacar kamu? Siapa namanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Untuk Ara
Fiksi RemajaCerita ini tentang Nata yang jatuh cinta sendirian. Tentang Ara yang masih menyukai masa lalunya. Tentang Ana yang bertemu dengan Nata. Tentang Damar yang mencoba untuk memperjuangkan Ara. Dunia tahu jika Nata menyukai Ara. Bahkan dunia juga tahu ji...