Chapter 1

6.1K 340 8
                                    

Alrine POV

Tringgggggg!!!

Suara jam weker membangunkanku dari mimpiku. Aku menggeliat dan membuka mataku melihat keseluruh ruangan yang dindingnya dicat warna putih biru serta lemari-lemari kaca tembus pandang yang berisikan miniatur tokoh-tokoh superhero yang tertata rapi dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Tunggu dulu,

Miniatur superhero??

Inikan kamarnya kak Ian?

Kenapa aku bisa disini?

Oh damn! aku lupa, tadi malam aku yang menyuruh kak Ian dan Ren tidur bareng dikamarnya kak Ian.

Aku melihat ke arah jam digital yang menunjukan pukul 06.05 am.

WHAT?!!

"KAK IAN! REN ! BANGUN!! HARI PERTAMA KITA SEKOLAH!!" teriakku dengan suara menggelegar satu kamar.. atau mungkin satu rumah sambil mengguncang-guncang bahu mereka.

Well, aku akan memperkenalkan mereka a.k.a kakak-kakak kembarku. Yeah, kami triplets; kembar tiga.

Kakak laki-lakiku yang pertama dan yang satu-satunya namanya Alrian Alex Janvers biasa dipanggil Ian. Kak Ian lahir duluan berbeda 10 menit denganku. Dia sangat over proktektif kepadaku dan Ren.

Kadang aku bahagia dengan sikapnya tapi kadang juga kesal karena sifatnya yang usil bin jail.

Dan,

Kakakku yang perempuan namanya Alreni Alexis Janvers biasa dipanggil Reni atau Ren. Ren wajahnya mirip denganku hanya saja dia mempunyai rambut hitam sepinggang dan bergelombang sedangkan rambutku hitam sebahu dan lurus. Dia lahir duluan berbeda 5 menit denganku.
Sifatnya sama seperti kak Ian bedanya jika dia marah langsung ngomel, mirip denganku juga, sih. Hehe.

Ok cukup perkenalannya nanti kami akan terlambat ke sekolah baru kami.

_÷_

Suara decitan rem mobil kami terdengar, oh ya, just for information, aku cukup handal menyetir, walaupun umurku masih 16 tahun dan tinggal menunggu beberapa bulan untuk 17 tahun. Aku di ajarkan supirku tanpa sepengetahuan mama dan kedua kakakku, ya walaupun akhirnya ketahuan. Papa? Melihatku saja dia tak mau.

Okey, back to story,

Mobilku sudah terparkir sempurna diparkiran 'Angkasa High School' sekolah elite nomor satu yang berada di indonesia.

Aku dan Ren berjalan ke arah koridor sekolah itu. Aku dan Ren berangkat ke sekolah bersama sedangkan kak Ian mengendarai motor sport hitam kesayangannya.

"Rin, kak Ian kok belom sampe, ya? Padahal dia yang duluan." tanya Ren padaku.

"Lo ga tau aja sifat kak Ian aja,palingan dia lagi tepe-tepe sama cewek-cewek disini." jawabku lalu terkekeh.

"Oh iya, Kok gue bisa lupa ya?"

"Faktor U mungkin,"

"Gue masih muda tau!"

"Sok muda padahal mah udah tua." gumamku mungki didengar Ren.

"Gue denger!" ketusnya, aku menyengir dan mengangkat jari telunjuk dan tengahku bersamaan membentuk huruf V.

"Hai adik-adikkuh yang cantik dan manis."ucap seseorang dengan nada cempreng, ah siapa lagi kalau bukan kak Ian, dia masuk ditengah-tengah aku dan Ren lalu merangkul kami.

Alrine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang