Typo everywhere
Enjoy!
Lionel POV
Aku mengetuk pintu dari sekian rumah yang aku kunjungi di perumahan ini. Menurut alamat yang Fendy kirim, ini adalah perumahan tempat Alrine tinggal, memang tidak ada nomor atau blok rumah yang pasti, ku pikir perumahan ini hanya beberapa hunian saja ternyata banyak. Ingatkan aku untuk mencabut rambut gondrongnya nanti.
Seorang wanita muncul membukakan pintu, "Jeg kan hjælpe dig? (Ada yang bisa saya bantu?) " wanita itu menyambutku ramah.
Aku tersenyum kikuk, "i'm sorry, may i know if the girl names Alrine Janvers live in this house?"
Wanita itu mengernyit mengingat-ingat sesuatu, "hmm, there's no one names Alrine Janvers in here."
"Huh? Okey, thank you." ucapku kecewa kemudian berpamitan pada wanita itu lalu berbalik menuju mobilku.
Sebelum aku menaiki mobilku, mataku sempat melihat seorang gadis sedang membelakangiku dengan tubuh yang mirip dengan Alrine.
Apa itu Alrine? Tapi gadis itu lebih berisi dibandingkan perempuan kurus kering itu. Kecuali kalau Alrine sudah bertambah berat badannya.
Kuputuskan untuk mengejarnya, aku menepuk pundaknya setelah aku sampai di belakangnya, ia pun berbalik.
Namun itu bukan Alrine. Hanya rambut dan postur tubuhnyalah yang mirip.
"I'm sorry, i thought you are my friend." ucapku meminta maaf.
"Nope," ucap gadis ini kemudian akan pergi namun aku menahan pergelangan tangannya.
"Wait, bisakah saya bertanya sesuatu kepadamu?" tanyaku sopan.
Gadis di depanku nampak tidak senang dengan perlakuanku.
"Ask me," jawab ini datar, kulepaskan tanganku dari tangannya. Aku berlega dalam hati, sepertinya gadis berambut gelap ini penduduk perumahan ini, semoga saja dia mengenal Alrine.
Kukeluarkan ponsel dari sakuku lalu menunjukkan foto-foto Alrine yang sedang tersenyum maupun candid itu semua aku ambil secara diam-diam, sebagiannya ku ambil dari social media-nya.
Mata gadis berambut coklat didepanku membulat, melihat foto Alrine kemudian ia menatapku curiga, "siapa kamu?"
Aku mengernyit namun tetap menjawab, "aku Lionel Antares, temannya,"
"Bastard!" gadis ini tanpa sopan mengumpat kasar padaku.
Bug
Tiba-tiba sebuah kepalan tangan mendarat dirahangku. Aku terhuyung, merasakan perih di rahangku. Why the hell she punched me?!
Dia ingin menonjokku lagi, namun segera ku cegat tangannya. You can't, Miss Stranger.
"What the fuck are you doing?" Dia menghentakkan tangannya hingga terlepas dari cegatanku.
"You better go, don't bother her anymore." ucapnya dingin mata abu-abunya menatapku tajam.
"But why? And who are you?" tanyaku tidak terima.
Dia tidak menjawab.
Sebuah mobil berwarna putih berhenti di samping kami berdua. Seorang laki-laki sepertinya lebih tua beberapa tahun dariku turun dari mobil itu dan mendatangi kami lebih tepatnya gadis didepanku.
"Athalia? hvorfor er du her? (Apa yang kamu lakukan disini?)" lelaki itu bertanya dengan raut wajah bingung pada gadis tadi dengan bahasa yang tidak kuketahui. Aku hanya menguasai bahasa Indonesia, Inggris, Prancis dan sedikit Mandarin -itu juga karena dulu mama memasukan aku dan kak Ardo ke les bahasa asing- di luar dari 4 bahasa itu, aku seperti anak bayi baru lahir. Tidak tahu apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alrine (End)
Mystery / Thriller[PART MASIH LENGKAP] Rating : 15+ Genre : Mystery/Thriller, Teen Fiction. Alrine adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang menderita penyakit mental DID (Dissociative Identity Disorder) atau gangguan kepribadian, ia hanya ingin menjalani kehidupan...