Author POV
Alrian terkejut mendengar perkataan adiknya, didepannya ada Alrine yang menatap gadis yang ia tahan. Tatapan Alrine seperti itu tidak pernah di lihatnya. Memang pernah, tetapi itu karena dikuasai oleh Sierra ataupun Kara. Dia tidak pernah melihat Alrine semarah ini terhadap orang. Sepertinya ia sangat kecewa dengan Sofie. Alrian teringat pada kedua adiknya yang sering bercerita tentang Sofie, mereka kasihan pada Sofie yang berpenampilan culun yang selalu menjadi bulan-bulanan Brie dan kawannya. Dan sejak Alrine masuk penjara, Sofie sudah jarang terlihat. Alrian sempat bertanya pada Revan, pacar Sofie. Namun Revan pun tidak tahu dimana keberadaan pacarnya, karena tertutupnya Sofie.
Kara benar, kadang musuh yang paling licik itu orang terdekat. Mereka hebat dalam bermuka dua sehingga tanpa disadari, mereka sedang menusuk perlahan.
Begitu pun dengan Alreni yang berada dibelakangi Alrine. Alreni shock saat pertama kali ia terbangun, ia sudah di gantung menggunakan rantai. Orang bertopeng itu tiba-tiba datang lalu menampar pipinya keras, selama dia disekap di gubuk hutan, ia merasa lemas karena kehausan dan kedinginan ditambah memar dipipinya. Hingga dia mendengar suara mobil berdatangan, orang yang menyekapnya membuka topengnya.
Ia sangat terkejut karena orang itu dia kira laki-laki tetapi ternyata perempuan, tak hanya itu, perempuan itu ternyata Sofie, sahabatnya dan Alrine. Sofie tersenyum licik, mengakui bahwa ialah peneror Alrine, dan dia akan membuat Alrine sengsara hingga mati. Tentunya Alreni sangat kecewa, namun Alreni tak bisa berpikir berlama-lama lagi karena Sofie membuka ikatan rantai yang menggantungnya, dan menyuruh orang-orang suruhannya membawa lari Alreni masuk kedalam hutan. Tetapi sayangnya, gagal, mereka ditangkap polisi yang mengejar, sehingga Alreni dapat kembali ke gubuk dan mengatakan yang sebenarnya pada Alrine. Namun terlambat, Alrine baru saja akan menoleh kepadanya, tiba-tiba ditusuk oleh Sofie.
"Bunuh aku! Kita akan bertemu di neraka sana!" seru Sofie, ia memberontak namun kedua tangannya ditahan oleh Reza dan Alrian.
Alrine tersenyum sinis, "tidak, aku akan bertemu denganmu dalam keadaan hidup. Di 'neraka'-ku sendiri." Gadis itu berbalik ingin pergi.
"Pengecut!" Sofie meludahi Alrine didepannya.
Langkah Alrine terhenti, gadis itu tiba-tiba berbalik lagi kemudian menusuk bola mata kiri Sofie dengan pisau ditangannya.
Gerakannya sangat cepat, Alrian dan Reza tergelak, wajah mereka terkena cipratan cairan berwarna putih dari mata Sofie.
Sofie berteriak kesakitan, dirasakannya ujung tajam pisau itu semakin melesak ke dalam mata kirinya. Alrine memperdalam tusukannya.
"RIN, CUKUP!" Alrian berteriak, ia menarik Alrine namun gadis itu melawan. Alreni yang melihat adegan itu segera membantu Alrian.
Alrine tetap saja makin menekan pisau itu. Sofie mencoba menjauhkan tangan Alrine namun tak bisa, seakan kekuatan Alrine dua kali lebih kuat darinya.
Reza membantu Sofie menyingkirkan pisau yang ditusuk Alrine. Sofie belum boleh mati, dia harus di interogasi, ada apa ia meneror Alrine.
Pisau itu pun terlempar dan jatuh ke tanah. Alrine masih menatap tajam Sofie yang sedang menjerit. Seakan dia belum puas melihat Sofie tak memiliki mata sebelah lagi.
Reza segera memborgol Sofie dan membawa gadis itu keluar dari gubuk itu. Meninggalkan ketiga saudara kembar itu.
Alrian memeluk Alrine. Menyandarkan kepala adik bungsunya ke dadanya. Dirasakannya tubuh Alrine bergetar. Alrine menangis.
"Gue pembunuh..." Alrine meracau berulang-ulang, "gue pembunuh!"
Alreni tak kuasa melihat saudari kembarnya dengan tatapan kosongnya terus meracau bahwa dia adalah pembunuh. Ini yang ia khawatirkan,

KAMU SEDANG MEMBACA
Alrine (End)
Mistério / Suspense[PART MASIH LENGKAP] Rating : 15+ Genre : Mystery/Thriller, Teen Fiction. Alrine adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang menderita penyakit mental DID (Dissociative Identity Disorder) atau gangguan kepribadian, ia hanya ingin menjalani kehidupan...