Typo everywhere
Enjoy!
Alrine POV
Kedua kelopak mataku terbuka lebar, tanpa kusadari mulutku juga ikut menganga. Aku terkejut. Sangat.
Bisakah seseorang mencubitku? Karena aku yakin ini adalah sebuah mimpi.
Laki-laki itu berdiri didepanku, menimbulkan kilas-kilas ingatan yang selalu membuatku menangis sendiri karena kejadian waktu itu kini teringat kembali. Mata biru-nya yang dulu menatapku marah saat ini sedang menatapku dalam hingga aku ikut jatuh kedalam tatapannya. Ujung bibirnya bergerak ke atas membentuk senyuman. Ah, jujur, aku merindukan senyuman yang jarang ku lihat sebelumnya itu.
Apa arti dari senyuman itu?
"Leo?" Seakan kekuatanku hilang sehungga lidahku keluh menyebutkan namanya.
Ia menatapku terus menerus tanpa menghiraukan namanya yang disebutkan olehku.
"Ehem!" Suara deheman seseorang mencairkan suasana tegang ini. Tatapan Leo beralih pada Fendy, sahabatnya.
"Gue pinjam temen lo sebentar nggak, Rin?" Tanpa menunggu persetujuanku, Fendy segera menarik tangan Bryant dan membawanya pergi.
Kulihat Bryant bertanya melalui gerakan bibirnya, dia-bukan-gay-kan?
Aku terkikik geli lalu mengacungkan jempolku seolah menjawab, dia-normal.
"Rin..."
Aku langsung menoleh laki-laki didepanku ini. Aku mempersilahkannya duduk disofa yang diduduki Bryant tadi.
Suasana canggung datang meliputiku, Leo kembali menatapku dalam.
Aku terbatuk kecil menghilangkan lendir di tenggorokanku lalu menyedot hingga habis orange juice yang kupesan tadi.
"Maaf," Kata tersebut keluar dari bibirnya. Aku tersenyum pahit, aku yang bersalah disini, biang masalahnya.
Aku yang tidak terus terang pada Leo, aku pergi tanpa menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
"Lo nggak pantas minta maaf, harusnya gue. Lo benar, gue pembunuh, gue pembohong, gue munafik, gue semua yang lo bilang saat itu."
Leo terkekeh. Aku menatapnya bingung.
"Huh?"
Dia menunduk, "Lo juga nggak pantas minta maaf. Karena kebegoan gue saat itu, hingga kejadian waktu itu membuat gue menyesal," Leo menegakan kepalanya menatapku intens. "Setahun lebih gue cari cara bagaimanapun itu buat ngejar lo sampe lo maafin gue."
Aku tergelak, ia sengaja mencariku?
"Maafin gue, Rin. Gue kasar sama lo, gue bakal perbaikin semua yang gue rusakin. Gue akan buktiin kalau gue udah nggak bakal bego lagi kayak dulu,"
Aku diam mencerna ucapannya.
"Karena gue sayang sama elo, Rin. Dan gue nggak peduli dengan kekurangan lo, penyakit lo, atau apapun yang nanti akan kita lalui nanti. Gue terlanjur jatuh cinta sama lo. Will you be mine?"
Badanku menghangat, detak jantungku tak terkendali. Kurasakan darahku naik hingga wajahku.
Leo, laki-laki es ini menembakku!
Apa yang harus aku lakukan?!
Aku bimbang
Aku masih kecewa atas tindakannya waktu itu, namun rasa nyaman saat berada didekatnya seketika menutupi kekecewaan itu.
"Promise me, you'll never disappointed me again?" Aku balas menatapnya dalam.
"I can't promise to you, i'll prove it. I will try. I won't waste your belief to me, anymore." ucapnya tulus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alrine (End)
Mystère / Thriller[PART MASIH LENGKAP] Rating : 15+ Genre : Mystery/Thriller, Teen Fiction. Alrine adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang menderita penyakit mental DID (Dissociative Identity Disorder) atau gangguan kepribadian, ia hanya ingin menjalani kehidupan...