Sorry for late update and all the typos
Enjoy!
"Kita mau kemana?" tanya Alrine penasaran pada Bryant disampingnya sedang menyetir. Usai acara penamatan, Bryant meminta izin pada keluarga Alrine untuk membawa gadis itu ke suatu tempat.
Alrine mendesah kesal karena pertanyaan hanya di acuhkan oleh Bryant. Sepanjang perjalanan, ia memutar music player dalam mobil Bryant dengan volume keras namun seakan tuli, Bryant hanya fokus dengan jalan didepannya.
Mobil mereka melaju menuju perkotaan ramai kemudian memasuki area rumah sakit yang cukup besar. Memiliki lantai beberapa tingkat, fasilitas-fasilitas pun banyak tersedia seperti area parkir basement maupun out-door, juga cafe dan restoran tak lupa minimarket. Serba lengkap, bahkan tidak tampak seperti rumah sakit.
Setelah memarkirkan mobilnya, Bryant segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Alrine.
Alrine tersenyum geli, dulu ia kira Bryant adalah seorang yang acuh dan menyebalkan. Namun perkiraannya salah, Bryant adalah sosok lelaki yang lucu dan perhatian walaupun sedikit usil.
Selama satu tahun ini Bryant dengan setia mengantar hingga menjemput Alrine kemana pun gadis itu ingin pergi. Bryant juga dengan sabar menghadapi kedua kepribadian Alrine yang 'merepotkan'.
Kara yang bermulut tajam, dan Sierra dengan perkataan tanpa etika. Itu membuat Bryant harus ekstra sabar.
Hubungan mereka?
Tidak ada yang spesial.
Alrine menganggap Bryant sebatas pengganti Alrian, Bryant mengingatkannya pada kakak kembarnya yang satu itu.
Sedangkan Bryant?
Entahlah, Bryant merasa dilema dengan perasaannya. Ia tahu, Alrine mencintai Lionel. Ia tahu, Alrine menganggapnya hanya sebagai kakak.
Ia tidak mau memaksakan Alrine untuk mencintainya.
Lagipula cinta bukan tentang hak kepemilikan seseorang, tetapi tentang mempertahankan. Mudah untuk memiliki, tetapi susah untuk mempertahankan rasa yang sama.
Dan Bryant berusaha untuk mempertahankan rasa cintanya pada gadis itu. Ia ingin mencintai Alrine selamanya tanpa berakhir.
_÷_
Alrine dan Bryant memasuki sebuah ruangan lumayan besar, didalam ruangan itu terdapat anak-anak berusia beragam sedang melakukan aktivitasnya masing-masing. Entah itu bermain, membaca, mendengarkan lagu dan lain sebagainya.
Tiba-tiba seorang gadis kecil tak berambut yang tadinya bermain stetoskop mainan sendirian, menoleh kepada mereka berdua kemudian tersenyum lebar dan berjalan cepat menuju mereka berdua. Anak itu memeluk kaki Bryant yang lebih tinggi darinya.
Alrine menyadari sesuatu, "dia kanker?" bisiknya pada Bryant.
Bryant menggendong anak yang kira-kira berumur 6 tahun itu.
"Semua anak-anak disini memiliki penyakit yang berbeda-beda juga cukup mematikan," jawab Bryant sambil berjalan menuju bangku didalam ruang itu lalu duduk disitu diikuti Alrine, "ini Resya, adik gue. Dia mengidap kanker darah stadium 3."
Alrine membungkam mulutnya terkejut. Ia baru tahu, Bryant memiliki adik apalagi adiknya yang mengidap leukimia atau kanker darah.
"Dulu Resya nggak setuju di pindahin ke rumah sakit ini, karena gue harus menangani lo disini. Katanya lebih enak di Indonesia," Bryant mengusap kepala botak adiknya, "tapi karena disini ada aula untuk anak senasib dengannya, ia akhirnya mau."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alrine (End)
Misteri / Thriller[PART MASIH LENGKAP] Rating : 15+ Genre : Mystery/Thriller, Teen Fiction. Alrine adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang menderita penyakit mental DID (Dissociative Identity Disorder) atau gangguan kepribadian, ia hanya ingin menjalani kehidupan...