Thank you for waiting!
[Fresh Blood Detected]
If you scared, you can read the next chapter.
Happy Reading!
Sierra POV
Aku melindungi kepalaku dengan nampan besi dan mendorong masuk kedalam gerombolan mereka -Kuakui ini aksi konyol-. Aku merunduk dan menendang memutar, mereka pun kehilangan keseimbangan dan terjatuh, aku segera mengambil belati dari ikat pinggang salah satu polisi, kenapa aku tidak mengambil pistol? Aku belum mahir menggunakan pistol, mengokangnya saja aku tak tahu.
"Apa yang kalian lakukan? Serang dia!" Ferron memerintah. Mereka pun mulai maju, salah satu polisi mengacungkan belati dengan yang sama dengan polisi tadi yang sudah jadi punyaku.
Aku memutar bola mataku, dan menendang dengan cepat juga kuat alatnya ia menjatuhkan belatinya dan memegang alatnya yang ku tendang -uhh pasti sangat sakit-. Lalu ku tendang keras wajahnya.
Krek
Tersisa 4 polisi lagi,
Mereka menyerangku bersamaan, dengan cara yang sama seperti tadi,
Kuayunkan belatiku ke leher dua polisi sambil menangkis pisau dari dua polisi yang lain.Dua polisi yang ku gorok, memegang lehernya masing-masing, darah mereka mengucur deras.
Dua polisi yang lain, menghujaniku dengan tembakan, dengan sigap aku berlindung dengan nampan besi itu.
Dor
Dor
Dor
Kakiku berlutut, kaki kananku tertembak. Aku melepas belatiku dan menekan lukaku.
"Argh..." ringisku.
Aku menarik nafas dalam-dalam lalu bangkit berdiri perlahan, mengambil belatiku kembali. Kuambil ancang-ancang dan ku lemparkan belatiku ke salah satu polisi dan... tepat menusuk jantungnya.
Polisi itu limbung dan ambruk sambil memegang dada kirinya.
Tersisa satu polisi lagi,
Polisi yang tersisa terlihat marah walaupun raut wajahnya masih kelihatan ketakutan.
Dor
Tak kuduga ia menembakkan pistolnya, alhasil perutku tertembak. Aku memegangi perutku yang mengucurkan darah.
"Menyerahlah, nak." Ferron tertawa angkuh. Ferron mendekatiku sambil mengacungkan pistolnya di dahiku, "ada kata-kata terakhir sebelum kau di hukum mati?"
"Maaf..." Ferron mengernyit bingung. Dengan cepat dan tentunya keras, kutendang junior-nya. Heuh, aku beruntung polisi-polisi disini laki-laki, hahaha. Ia merintih kesakitan.
Saat dia lengah ku ambil belatiku, kulempar belati itu kepada polisi yang menembakku dan... lagi-lagi tepat menusuk di jantungnya.
Tak puas hanya menendang junior-nya, aku mengambil pisau disaku salah satu mayat polisi-polisi itu, lalu mendorong Ferron hingga ia jatuh terlentang ke belakang. Aku menindih sambil mengunci tangan Ferron.
Ku torehkan pisau itu ke dahinya membentuk huruf 'S', sedikit sulit, namun berhasil.
"ARGH!!" Ia menjerit kesakitan, darahnya bercucuran dari dahinya. Sepertinya aku terlalu dalam menorehkannya. Itu bagus.
Aku tertawa mengejek, "It means, that i, always watching you!" ucapku sambil menekan huruf di dahinya.
Mendengat suara orang yang sedang menuju ke sini, aku segera berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alrine (End)
Misteri / Thriller[PART MASIH LENGKAP] Rating : 15+ Genre : Mystery/Thriller, Teen Fiction. Alrine adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang menderita penyakit mental DID (Dissociative Identity Disorder) atau gangguan kepribadian, ia hanya ingin menjalani kehidupan...