Chapter 39

1.9K 136 23
                                    

Like usually, typo bertebaran.

Enjoy!

Lionel mendaratkan bokongnya diatas sofa yang berada didalam salah satu kafe terkenal. Suhu dingin dari air conditioner kafe ia hiraukan, Lionel sedang menunggu sahabatnya, Fendy, yang seharusnya dari tadi sudah sampai di Denmark.

"Leo!" Seorang laki-laki menegurnya dari belakang. Sontak Lionel beralih menatapnya dengan tatapan kesalnya, sedangkan yang ditatapnya hanya menyengir tak bersalah.

"Peace, bro. Gue cuci mata dulu, bule-bule bohay banyak pake banget disini. Bisa pindah kewarganegaraan gue." ucap laki-laki jangkung bertopi merah.

TAK

Tabokan keras dari Lionel mendarat tepat diwajah mulus seorang Fendy.

Fendy hanya mengelus pipinya yang merah dan menyengir seolah tabokan yang ia terima bukan apa-apa.

"Berkas-berkas perusahaan, tugas kuliah, gue biarin demi jemput lo. Tapi lo malah sibuk tebar pesona disini!" omel Lionel garang. Sedangkan Fendy hanya dengan cengiran bego nya.

Fendy duduk didepan Lionel, mengeluarkan laptop berlogo apple dari tas ransel, jari-jarinya bergerak cepat dan layar monitor menunjukkan sebuah foto dan tulisan-tulisan di bawahnya.

Fyi, laki-laki periang bernama Fendy Louise ini adalah seorang hacker walau masih belum level pro. Keahliannya tidak bisa diremehkan. Hanya saja dia sering ceroboh sehingga sering ketahuan .

"Nih data ter-update tentang cewek yang lo suruh. Thanks for me, dude. Gue begadang semaleman untuk nyari info tentang cewek yang lo nggak tahu namanya."

Lionel tak menghiraukan cerocosan lebar sahabatnya itu, ia hanya membaca deretan huruf yang tercantum.

"Athalia Agneyla, i got you!" batin Lionel sambil tersenyum miring.

_÷_

Alrine membanting tubuhnya ke atas ranjang Queen size-nya. Usai membersihkan sebuah rumah barunya di Berlin dan setelah mengurus kuliahnya sendirian. Ya, ia harus mengurus semua itu sendiri, karena seluruh keluarganya ada di luar Jerman. Untung saja dia sudah cukup menguasai beberapa tempat-tempat ramai di kota besar ini.

Ting

Notifikasi laptopnya berbunyi, dengan malas dia melihat layar monitor laptopnya. Ternyata sebuah panggilan video dari Alrian, kakak kembarnya.

Raut wajah lelahnya terganti dengan wajah gembira, sudah lama mereka tidak berhubungan karena kesibukkan dunia masing-masing.

Alrine menceritakan segalanya termasuk kabar bahagia yang baru ia dengar kemarin, bahwa dia sudah sembuh dari penyakit Alter Egonya.

"Gimana lo bisa sembuh? Gua masih belum percaya," tanya Alreni disamping Alrian.

"Nggak tahu, pokoknya gue cuma ditanyain macam-macam terus terapi-terapi apalah. Gue kurang ngeh sama ketiga psikiater itu."

Alrian dan Alreni tertawa diseberang.

"Dasar pasien jaman now! Makanya cari tahu dong. Biar nggak bingung."

Alrine berdecak, "Btw, kalian disana lagi ngapain? Senang-senang aja keliatannya, gue disini capek plus lelah, tau nggak? Papa ngasih rumah bisa muat sekampung,"

Alrine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang