Belum di edit, typo dan kesalahan eyd bertebaran.
Enjoy!
"ALRINE!" bentakku padanya, sedangkan ia hanya menatapku biasa. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. Apa dia tidak merasa bersalah sama sekali?!
Ergh
Erangan papa membuatku beralih, papa harus dibawa ke rumah sakit. Aku membuka ikatan tali di kedua tangan papa, kemudian aku memapah papa untuk berjalan.
"Ini bukan seperti yang lo lihat." ucap seorang di belakangku dengan nada datar. Aku menoleh ke belakang, hanya ada dia dengan wajah yang sama.
"Bukan seperti yang gue lihat?" balasku sinis, "masih terus mengelak, pembunuh?"
Perempuan itu menatap mataku tajam.
"Suatu saat lo akan menyesal!" gertaknya padaku kemudian ia hanya pergi begitu saja.
Menyesal? Kau yang akan menyesal, pembunuh!
Jika sesuatu terjadi pada papa, kau takkan pernah tenang.
Aku tidak akan kalah pada pembunuh licik sepertimu!
_÷_
Author POV
Alrine terbangun tiba-tiba. Tidak ada ekspresi di wajahnya, tatapannya kosong.
Alreni yang melihat ada yang tidak beres adik kembarnya sedari tadi. Ia mengirim pesan singkat pada Alrian yang sedang berada di ruangan papanya yang berdekatan dengan kamar rawat Alrine.
Tak lama waktu berselang, Alrian sampai di kamar rawat adiknya. Laki-laki itu terlihat cemas. Ia berjalan cepat menemui Alrine, menghiraukan Alreni.
"Rin! Surat lagi!" Alrian berseru. Alrine yang mendengarnya hanya menatap Alrian lalu merebut kertas itu.
Kenangan yang indah.
Kau dan lelaki kecil itu.
Mungkin lebih indah jika itu hancur!Alrine mengingat-ingat setelah membaca isi surat tersebut.
"Kenangan yang indah? Lelaki kecil? Apa lelaki kecil itu anak laki-laki yang nyelamatin lo di danau waktu kita kecil?"
Alrine mengulurkan tangannya, "mana kunci mobil lo?" Gadis itu bertanya dengan nada dingin. Ekspresi masih belum terlihat di raut wajahnya.
Alrian mengernyit bingung, "buat apa?" Alrian merasa aneh dengan adiknya, nada suaranya berbeda ditambah raut wajahnya tanpa ekspresi. Apakah dia bukan Alrine?
Alrian mengeluarkan kunci mobilnya, "lo bisa ambil, kalau lo bilang lo siapa?"
"Gue Kara." jawaban yang keluar dari mulut Alrine yang kini di kuasai oleh kepribadiannya yang kedua, Kara, membuat Alrian dan Alreni yang mendengarnya terdiam membeku.
Kara berdecih, langsung merebut kunci mobil dari tangan Alrian. Kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Ada apa sih? Ada yang gue nggak tahu?" Alreni menatap kakaknya dengan tatapan intimidasinya.
"Nanti aja gue jelasin. Sekarang gue kejar Kara dulu!" Tanpa menunggu jawaban Alreni, Alrian langsung mengejar Kara.
Ia akan takut jika yang menguasai adiknya adalah Sierra. Namun, ia lebih takut jika Kara yang menguasai adiknya. Memang menurut Reyna, tantenya, Kara adalah kepribadian yang sabar atau tidak langsung bertindak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alrine (End)
Mistério / Suspense[PART MASIH LENGKAP] Rating : 15+ Genre : Mystery/Thriller, Teen Fiction. Alrine adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang menderita penyakit mental DID (Dissociative Identity Disorder) atau gangguan kepribadian, ia hanya ingin menjalani kehidupan...