Waktu masih menunjukan pukul 7 pagi. Namun Sunggyu dan Aerin sudah terlihat sibuk. Sunggyu sedang menyiapkan apa yang harus dibawanya untuk schedule hari ini. Sedangkan Aerin, setelah menyiapkan sarapan untuk para member, dia menyiapkan keperluan untuk kuliah pagi, dan keperluan Sunggyu.
Hari ini member Infinite bangun lebih awal untuk sarapan lebih awal. Mereka memang tidak peduli dengan alasan kenapa mereka harus sarapan lebih awal. Karena itu, setelah para member selesai sarapan, mereka kembali lagi ke kamar masing-masing dan melanjutkan tidur mereka yang tertunda.
Disaat yang sama L juga tengah sibuk menyiapkan sesuatu. Hanya saja L melakukannya dengan tenang, berharap tidak seorangpun yang tahu. Kecuali Sungyeol. "Kelas pagi?" Tanya Sungyeol setengah sadar. L hanya mengangguk. Sungyeol menggaruk kepalanya. "Arasseo. Aku juga akan bersiap-siap." Sahut Sungyeol malas. L tertawa kecil.
"Sudah selesai?" Tanya Sunggyu begitu sampai di dapur. Aerin mengangguk pelan seraya tersenyum. Sunggyu membalas senyuman Aerin dengan otomatis. "Berhentilah tersenyum. Aku akan membunuhmu." Aerin tertawa. Setiap kali Sunggyu sedang bercanda, walaupun dengan kata-kata yang cukup kasar dan terkadang menyeramkan, Aerin selalu tertawa. "Kau lucu sekali Sunggyu-ssi." Ujar Aerin.
Sunggyu mengernyitkan dahinya dan otomatis membuat matanya semakin sipit, bahkan nyaris tidak terlihat. "Bisakah kau berhenti memanggilku dengan panggilan formal? Kita sudah menjadi keluarga."
"Eoh..." Aerin terdiam. Pikirannya menjadi kosong. Bahkan Aerin tidak tahu harus berbuat apa. Sunggyu mendengus. Ini sudah kali ketiga Sunggyu menanyakannya pada Aerin. Namun sama seperti sebelumnya. Aerin hanya terdiam. Kemudian mengalihkan arah pembicaraan mereka.
"Sunggyu oppa. Katakan itu padaku. Sesulit itu kah?"
"Mianhae, tapi-"
"Aku tidak peduli apa yang tertulis pada perjanjian gilamu dengan Lee Jungyeop. Kau sudah menjadi bagian dari kami. Menjadi bagian dari diriku. Jadi aku mohon. Itu membuatku merasa tidak nyaman." Ujar Sunggyu seraya menggenggam erat kedua bahu Aerin.
"Baiklah, jika itu yang kau mau. Aku akan melakukannya. Oppa." Ini adalah sebuah perintah. Aerin harus melaksanakannya. Karena itu yang tertulis dalam kontrak.
"Gomawo. Ayo, kau akan terlambat jika tidak segera berangkat." Sunggyu menarik tangan Aerin dan menuntunnya sampai tempat parkir dimana mobil Sunggyu berada.
Sungyeol yang tidak sengaja mendengar pembicaraan Aerin dan Sunggyu di dapur, memutuskan untuk mencari L dan menanyakan apa yang sedang terjadi. "L-ah, Sunggyu hyung pergi dengan Aerin barusan. Mereka kemana?" Tanya Sungyeol dengan handuk yang masih menutupi bagian bawah tubuhnya.
"Cepat pakai bajumu!" Sahut L seraya melempar baju Sungyeol yang sudah disiapkannya sejak tadi. "Gomawo. Keluarlah.." Rengek Sungyeol. L terkikik geli.
"Kita sama-sama laki-laki bodoh! Jangan bersikap seperti perempuan! Menggelikan!" Ejek L. Sementara Sungyeol membalas perkataan L dengan melempar bantal-bantal ke-arah L. "Arasseo, aku keluar." Sahut L yang masih terkikik geli.
"Kau tidak harus tau Sungyeol-ah. Biarkan aku saja yang menyelidiki mereka berdua." Guman L.
@~@~@~@~@
Sunggyu menghentikan mobilnya tepat didepan pintu masuk Universitas tempat Aerin menimba ilmu. "Aku akan selesai tiga jam lagi. Jika Oppa merasa bosan, Oppa boleh meninggalkanku." Ujar Aerin bersiap-siap sebelum keluar dari mobil Sunggyu. "Aniya, aku akan menunggumu disini. Tepat disini." Sahutnya. Aerin tersenyum gemas. Namja satu ini memang sangat keras kepala.
Setelah berpamitan kepada Sunggyu, Aerin bergegas masuk. Karena universitas ini besar, Sunggyu bisa bebas memarkir mobilnya disembarang tempat. Terutama dia seorang Kim Sunggyu. "Karena ini masih pagi, lebih baik aku buka saja jendelanya. Lagi pula tidak akan ada satupun orang yang akan mengenaliku. Jika aku seorang L, pasti mereka akan mengenaliku dengan mudah." Ujarnya yang kemudian membuka kaca mobilnya.
Udara pagi segar segera menyusup di kedua lubang hidung milik Sunggyu. Mengalir ke tenggorokan hingga sampai ke paru-parunya dan memberikan sensasi segar dan menenagkan. Udara pagi dengan pepohonan rindang. Sunggyu sangat menyukainya. "Sudah lama sejak terakhir kali aku kuliah. Aku sudah semakin tua ternyata." Candanya menghibur diri.
"Aku dengar Myungsoo akan datang pagi ini. Karena ini tugas dari prof. Park? Semua orang takut kepada beliau."
"Benarkah? Kalau begitu dia akan bertemu dengan Aerin? Andwe! Aku tidak akan membiarkannya."
"Mereka pasti bertemu. Yak, lakukan sesuatu. Jangan biarkan apa yang selama ini kau perbuat menjadi sia-sia. Seluruh kampus sudah membencinya, kau harus melakukan sesuatu."
"Ah! Aku punya ide! Aku akan menaruh surat di loker Myungsoo seperti biasa. Jika dia membacanya, dia pasti tidak ingin melihat Aerin pagi ini. Ikut aku, ayo!"
Sunggyu tidak sengaja mendengar pembicaraan kedua wanita yang tepat berada disamping mobilnya. Bahkan mereka tidak menyadari keberadaan Sunggyu. "Aerin? Apa jangan-jangan mereka yang membuat Aerin seperti ini. Tapi tunggu, Myungsoo? Myungsoo? Kim Myungsoo? Aniya aniya. Tidak mungkin. Myungsoo ini tidak kuliah disini." Ujar Sunggyu. Kedua nama yang disebut oleh dua wanita tadi, memiliki nama yang sama dengan orang yang dikenal Sunggyu.
"Bukan Myungsoo, ok? Tenanglah Sunggyu-ya.." Gumannya menenangkan dirinya. Namun tak lama kemudian Sunggyu mengenali sebuah suara yang tidak sengaja ditangkap oleh daun telinganya.
"Aku akan menunggumu disini. Tapi jika aku berada di kantin, aku akan mengirimimu pesan. Jangan membuat keributan lagi."
Sunggyu terkejut. Itu suara Sungyeol! Segera Sunggyu menutup kaca jemdelanya dan beralih ke jok belakang agar dia bisa dengan jelas melihat orang itu. Tidak lupa Sunggyu membuka sedikit kaca jendelanya agar dia bisa mendengar suara mereka.
"Arasseo. Kau baik-baik disini. Aku akan segera kembali. Gomawo Yeollie-ah.." Pamit namja itu lalu meninggalkan Sungyeol. Setelah namja itu berjalan sangat jauh. Sunggyu segera keluar dari mobilnya dan menghampiri Sungyeol sebelum Sungyeol pergi dari tempat ini.
"Yeol!" Sunggyu menarik tangan Sungyeol. Sungyeol yang terkejut otomatis berteriak kepada Sunggyu.
"Yakk! Hyung! Kau mengagetkanku! Hampir saja aku memukulmu. Aahh.." Gerutu Sungyeol seraya mengatur detak jantungnya yang sempat berkontraksi berat tadi. Namun Sunggyu sedang tidak ingin bercanda. Wajahnya menampakan amarah. Dan siap untuk membunuh Sungyeol saat itu juga.
"Cepat jelaskan padaku apa yang sedang terjadi disini." Tegas Sunggyu seraya meremas keras tangan Sungyeol yang masih dipegangnya.
Sungyeol menatap ngeri Sunggyu. Rasa sakit di pergelangan tangannya tidak bisa disembunyikan lagi. "Bb..baiklah hyung. Aku akan menceritakan semuanya. Tapi lepaskan tanganmu. Ss.ss..ssakitt hyung.." Desis Sungyeol.
---
"nega meonjeo marhaesseoya hanneunde, ijeya neowa maju anja. Urideul kkiriman nanuneun iyagi, ijeseoya junbihan na mipji."
"aku seharusnya mengatakan padamu terlebih dahulu, namun saat ini aku duduk berhadapan denganmu. Berbagi cerita hanya tentang kita, sekarang kau harus bersiap untuk membenciku." INFINITE-With
.
.
.
Akhirnya Gyu's chapter selesaaiii😂😂😂Who is next???
Please support ths story🙇