Myung's chapter 4

77 7 0
                                    


.

.

.

D-2 sebelum Aerin pergi..

Aerin tengah mengintip L yang sedang sibuk di dapur. Pagi ini, INFINITE kembali kepada schedule individu mereka, walaupun tidak semua dari mereka. Sunggyu, Sungyeol, dan Woohyun masih dalam masa tanpa schedule. Namun karena ada hal penting yang ingin Jungyeop bisacarakan dengan mereka, mereka harus pergi ke gedung Woollim untuk bertemu Jungyeop. Sementara Aerin, ia sengaja pura-pura tidur pagi ini. Hari ini, Aerin sudah merencanakan hal spesial. Untuk Myungsoo.

Saat Aerin masih asyik melihat L yang kebingungan membuat sarapan untuk dirinya dan Aerin, Aerin teringat sesuatu. Sebentar lagi Woohyun akan pergi, ia harus mengantarnya. Dengan berat hati Aerin meninggalkan aktivitas mengintipnya. Dan disanalah ia melihat Woohyun yang tengah kesulitan dengan kemeja dan beberapa aksesorisnya. Aerin tersenyum gemas lalu menghampiri kekasihnya itu. "Biar aku saja." Ujarnya lembut seraya menarik ujung kemeja Woohyun. Apa yang baru saja dilakukan Aerin, membuat Woohyun membeku. Haruskah Woohyun memberi tahu Aerin bahwa ia tidak berdaya jika berhadapan dengannya? Kenapa Aerin tidak menyadari itu? Lihatlah! Bahkan wajah Woohyun telah memerah dengan sempurna.

"Kau harus melakukannya seperti ini, oppa." Ujar Aerin yang tengah mengancingkan satu-persatu kancing kemeja Woohyun. Tolonglah Woohyun sekarang juga! Woohyun tidak sedang memakai apa-apa ditubuh bagian atasnya selain kemeja ini, namun kenapa Woohyun yang harus merasa malu? "E..eeooh..nee.." Gugup Woohyun.

Sentuhan tangan Aerin di permukaan kulitnya membuatnya semakin menggila. Jika Aerin terus seperti ini, mungkin Woohyun akan menyerangnya? Tidak. Walaupun Aerin kekasihnya, Woohyun tidak ingin melakukannya. "Sudah selesai. Ini kemeja yang aku siapkan untukmu. Terimakasih sudah memakainya." Ujar Aerin senang. Woohyun begitu tampan saat ini, dan itu membuat Aerin semakin senang.

"Gomawo, chagiya. Ingat, besok kau hanya milikku." Goda Woohyun yang kini memberanikan dirinya untuk memeluk Aerin. Hey, kenapa Woohyun harus setakut itu untuk memeluk kekasihnya sendiri? Entahlah. Woohyun selalu lemah dihadapan yeoja ini. "Aku mengerti oppa. Sudahlah, kau harus segera pergi. Sunggyu oppa bisa marah jika kau tidak segera pergi." Aerin mengelus lembut pipi Woohyun begitu Woohyun melepaskan pelukkannya.

"Yak! Nam Woohyun! Cepat keluar!" Pekik Sunggyu dari luar kamar Aerin dan Woohyun. Ya, kamar Aerin telah menjadi kamar Woohyun sejak mereka berkencan. Mereka tertawa geli mendengar teriakkan sang Leader. "Kau lihat oppa? Apa aku bilang." Aerin terkekeh geli. "Iya aku mengerti. Aku pergi dulu. Kau baik-baik dengan L. Jika dia mulai emosi, panggil saja aku. Aku akan membunuhnya." Goda Woohyun sebelum meninggalkan Aerin.

Begitu Woohyun keluar dari kamarnya, Sunggyu menyambutnya dengan pukulan ringan dikepalanya. Kebiasaan seorang Nam Woohyun. Sunggyu dan Sungyeol sudah menunggunya lama, namun Woohyun tidak merasa bersalah sedikitpun. Menyebalkan. "Kami pergi dulu. Jika terjadi sesuatu hubungi kami." Pamit Sunggyu lembut. Aerin mengangguk lalu tersenyum hangat mengantar kepergian mereka.

"Ah! Aku lupa dengan L-ssi." Guman Aerin yang teringat kepada L yang mungkin kini tengah kesal di dapur. Aerin segera melangkahkan kakinya cepat menuju dapur. Dan benar saja, L belum melakukan apapun disana. Ia hanya mengeluh dan sesekali membentak alat dapur yang tak berdosa itu. Aerin lagi-lagi hanya bisa tertawa kecil melihat pemandangan lucu itu. "Mungkin aku harus membantunya." Gumannya yang mulai kasihan dengan L. Aerin yakin L pasti sudah sangat lapar.

"Aigo, apa yang tuan L.Kim lakukan pada kalian? Apa dia membentak kalian? Apa aku harus membunuhnya?" Ujar Aerin pada sekumpulan alat dapur yang sudah berkali-kali dibentak oleh L. Melihat Aerin mengelus sekumpulan alat dapur itu dengan kasihan, L membelalakan matanya. Ia tidak percaya apa yang terjadi dihadapannya saat ini.

With..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang