Final Chapter 2 (end)

26 3 0
                                    


.

.

.

Karena masih hari libur untuk Dongwoo, Dongwoo sengaja pergi cukup jauh dari apartemen barunya menuju mini market dekat apartemen lamanya. Sekeranjang buah tidak lupa Dongwoo bawa untuk ahjumma penjaga kasir disana. Mungkin Dongwoo rindu pada ahjumma itu. Jelas saja, Dongwoo sudah menganggap ahjumma itu sebagai ibunya juga. Dengan senyum lebar khas Dongwoo, ia memasuki mini market itu. Langkah Dongwoo terhenti begitu ia melihat ahjumma yang dicarinya.

"Kau harus pergi." Ujar ahjumma itu kepada seorang yeoja berambut pendek sebahu yang sedang berbicara dengannya. Dongwoo memutuskan untuk berjalan mendekati mereka, namun yeoja itu lebih cepat berjalan melewatinya begitu saja. Tapi sudahlah, mungkin dia kenalan ahjumma itu. Dongwoo pun tidak lagi ambil pusing. Dengan senyum cerianya, Dongwoo berjalan mendekati ahjumaa itu.

"Ahjumma aku datang.." Seru Dongwoo tertawa kecil. Ahjumma itu tersenyum lalu memeluk Dongwoo sayang. "Sejak kau pindah dari sini, Ahjumma kesepian. Bagaimana kalau kita pergi makan bersama? Ahjumma akan memberimu makan. Tunggu disini sebentar, Ahjumma ganti baju dulu." Ujar Ahjumma itu lalu meninggalkan Dongwoo.

Dongwoo mengedarkan matanya hingga ia menemukan sebuah amplop merah muda bertuliskan namanya. Perlahan Dongwoo mengambil amplop itu lalu membukanya. Sebuah foto sebuah biang lala dan seorang yeoja berambut pendek sebahu yang menghadap ke biang lala. "Sepertinya aku tahu ini dimana." Guman Dongwoo. Dongwoo pun membalik foto itu dan menemukan sebuah pesan tertulis disana.

"Annyeong.." Guman Dongwoo.

@~@~@~@~@

Bersenandung kecil dan berjalan riang menaiki anak-anak tangga. Woohyun berteriak sekeras mungkin begitu ia sampai di atap gedung Woollim. Sudah lama sekali sejak Woohyun berada disini. Ingatannya pun berputar begitu ia melihat kearah bangku yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. "Aku kembali." Ujar Woohyun terkekeh. Ayolah, Woohyun tidak sedang bahagia saat ini. Hatinya sesak dan membuatnya harus kembali menangis untuk yang kesekian kalinya. Berjalan perlahan dan mendudukan dirinya dibangku itu. Ditundukkannya wajahnya dalam.

"Sudah setahun. Dan aku masih tidak bisa melupakanmu. Tidak! Aku tidak akan pernah melupakanmu. Aku bahkan tidak tahu kau masih hidup atau tidak. Tapi aku percaya, Tuhan akan memberimu kebahagiaan. Semua kebahagiaanku.." Isak Woohyun lebih keras. Tubuhnya berguncang hebat. Semakin dalam Woohyun menenggelamkan wajahnya dikedua telapak tangannya.

'Sret' Tubuh Woohyun terasa lebih hangat.

Woohyun mengangkat kepalanya dan menemukan sebuah jaket yang kini membungkus punggungnya. Dengan cepat Woohyun membalikan tubuhnya, dan matanya berhasil menangkap sesuatu. Seorang yeoja berambut pendek sebahu yang berjalan menjauhinya. Mata Woohyun yang sangat bengkak tidak mampu melihat wajah yeoja itu dengan jelas. Dilepaskannya jaket itu dan Woohyun menemukan secarik kertas disaku jaket itu.

"Uljimayo oppa.." Woohyun membaca tulisan itu.

@~@~@~@~@

Sungyeol menggerutu seraya membaca secarik kertas yang berisi apa saja yang harus dibeli Sungyeol di mini market. Keranjangnya kini sudah hampir penuh, namun bukan penuh dengan apa yang tertulis di daftar belanjaannya, namun penuh dengan camilan yang sengaja dibeli Sungyeol untuk dirinya dan para member. "Dimana aku harus menemukan telur? Aishh.." Gerutu Sungyeol lagi. Sudah dua kali Sungyeol berputar-putar di mini market ini tapi masih saja kesulitan menemukan telur.

Sungyeol menghentikan trolynya. Buah stroberi. Sungyeol tersenyum melihat keranjang penuh dengan buah stroberi itu. Sungyeol pun memutuskan untuk membeli beberapa buah stroberi. Sebenarnya Sungyeol tidak tahu bagaimana cara memilih buah yang baik dan benar. Namun yang pasti, naluri Sungyeol mengatakan yang berwarna merah jauh lebih cantik. Memilih satu-persatu dan memasukannya kedalam kantong plastic. Sungyeol rasa, ia baru saja menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

With..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang