Sungyeol tiba di dorm tepat setengah jam setelah Sunggyu tiba. Dorm mulai ramai. Mereka semua sudah terbangun. Woohyun dan Hoya sedang menyiapkan sarapan. Sungjong, L dan Dongwoo sedang membersihkan Dorm. Sementara mereka berpikir Sunggyu dan Sungyeol kembali dari jogging pagi mereka.
“Dimana Aerin?” Tanya Sungyeol pada Sungjong yang kebetulan lewat didepannya.
“Dikamarnya. Aku rasa dia belum bangun. Aku lihat semalaman dia belajar. Jadi aku rasa dia kelelahan, jadi kami memutuskan untuk membiarkannya tidur dan membantunya menyelesaikan tugasnya.” Jelas Sungjong kemudian kembali membersihkan kamarnya.
“Aku akan pergi ke kampusnya pagi ini untuk meminta ijin hari ini untuknya. Aku rasa dia kelelahan.” Ujar Sungyeol kepada Sunggyu. Sunggyu hanya mengangguk mengerti. Didalam hatinya, ingin sekali ia melakukan apa yang Sungyeol lakukan. Tapi schedule menghalanginya.
“Dongwoo akan tetap tinggal di dorm. Aku rasa Dongwoo bisa menghiburnya. Aku, Sungjong, Hoya, dan Woohyun akan pulang larut malam. Kau setelah selesai dengan L, segera pulang dan lihat keadaan Aerin.” Ujar Sunggyu. Sungyeol menepuk pundak Sunggyu lalu meninggalkan Sunggyu untuk kembali ke kamarnya.
“Aku akan sibuk sampai sore. Kau jemput saja aku jam 5 sore nanti.” Ujar L begitu Sungyeol menutup pintu kamar mereka. “Baiklah, kau hubungi saja aku begitu kau selesai. Aku akan segera menjemputmu. Jangan lupa bekalmu.” Sahut Sungyeol yang kemudian bersiap-siap untuk mengantar L untuk menimba ilmu.
“Kau harus belajar dariku setelah ini. Aku akan lulus sebagai sarjana sastra.” Seru L penuh semangat. Ini adalah jalan yang sedari dulu ingin L tempuh. Namun entah kenapa, Sungyeol merasakan hal lain. Hanya senyuman pahit yang tersirat diwajahnya.
@~@~@~@~@
Sinar matahari memaksa masuk dari cela kelopak mata Aerin yang sedikit terbuka, itu sangat mengganggunya, namun itu juga pertanda bahwa Aerin harus bangun. Hari sudah menantinya. Walaupun dia tahu hari ini dia hanya akan membersihkan dorm. Dengan malas Aerin menggeliat dan merenggangkan otot tubuhnya yang kaku. Setelah cukup relax, Aerin memutuskan untuk membersihkan dirinya.
“Eoh? Kenapa sepi sekali? Ah, benar! Aku kesiangan hari ini.” Ujarnya seraya menepuk dahinya. Langkah kecil Aerin menuju kamar mandi membuat seseorang yang terngah memperhatikannya tersenyum gemas seraya menggelengkan kepalanya heran. “Lucunya.” Desis orang itu.
Aerin baru saja selesai mandi dengan rambut basah setengah kering yang sedang digosok-gosokannya menggunakan handuk yang bertengger di lehernya. Mendengar suara cukup ribut dari dapur, Aerin memutuskan untuk mengintip dapur. Penasaran dengan asal suara berisik yang cukup mencurigakan bagi Aerin mengingat bahwa dorm begitu sepi.
“Seharusnya aku belajar memasak dari Sungyeol” Sesal seseorang seraya menatap hasil karyanya. Aerin tahu suara itu, dan dia terkikik geli melihat ekspresi orang itu. Jang Dongwoo. Dibalik usianya yang sudah matang itu, sifat kekanak-kanakan masih melekat erat didalam dirinya. Aerin segera menghampiri Dongwoo dan memutuskan untuk mengejutkannya.
“Dino oppa!” Seru Aerin seraya menepuk punggung Dongwoo. Dongwoo terkejut hebat sampai ingin menangis. Dia sangat takut dengan hal-hal yang berbau mistis. Itu membuat Aerin tertawa. Lihatlah ekspresi wajahnya! Lucu sekali.
“Mianhaeyo Oppa. Aku hanya ingin bercanda denganmu.” Jelas Aerin setelah puas menertawai Dongwoo. Dongwoo masih meringis ketakutan. “Jangan mengagetkanku dengan keadaan dorm sesepi ini. Aku takut sekali dengan hantu.” Ujarnya memohon.
Aerin tersenyum hangat dan merentangkan tangannya untuk memeluk Dongwoo yang lebih besar dan tinggi darinya. “Aku janji tidak akan melakukannya lagi. Oppa tidak perlu takut. Ada aku disini. Aku akan melindungimu disaat aku bisa melindungimu.” Ujar Aerin lembut. Bagaikan hembusan angin musim semi yang berhembus lembut memasuki hati Dongwoo. Nyaman sekali.