Yeol's chapter 3

131 15 7
                                    

.

.

.

"Yeoboseyo?"

"Aku akan membunuhmu jika kau menangis oppa." Deg! Tidak mungkin.

"Aku tidak menangis."

"Kau tidak bisa bohong dariku. Aku bi-"

"Dari mana kau tahu?" Aerin terdiam begitu Sungyeol memotong perkataannya.

"Aku tidak tahu. Tapi tiba-tiba aku memikirkanmu dan... Aku merasakan kau sedang menangis. Uljimayo oppa. Berjanjilah padaku kau tidak akan menangis lagi."

Mereka terdiam. Larut dalam pikiran masing-masing. Sungyeol tahu Aerin sedang kehilangan ingatannya, dan Aerin tahu ada yang aneh dari dirinya tentang Sungyeol. Tiba-tiba Sungyeol tertawa kecil. Dan itu membuat Aerin semakin cemas.

"Berjanjilah padaku, kau tidak akan jauh dariku." Pinta Sungyeol. Aerin meng-iyakan permintaan Sungyeol. Sungyeol merasa lega kini. Aerin sudah berjanji padanya bukan?

Sungyeol menutup panggilan mereka tanpa persetujuan Aerin. Cukup sudah. Ia harus memasak untuk para member. Satu sisi yang membuat siapa saja akan jatuh cinta pada seorang Lee Sungyeol. Ia selalu berpikir positif dan melakukan yang terbaik untuk orang yang ia sayangi. Tangan manisnya dengan lihai memotong sayuran yang akan ia gunakan sebagai bahan campuran pada omeletnya. Bahkan Sungyeol dapat menggunakan dua tangannya sekaligus jika sedang memasak.

Tidak butuh waktu lama untuk Sungyeol menyelesaikan ini. Sekarang ia harus membangunkan Hoya dan Youngmin.

-----

Aerin menatap langit biru busan seraya bersenandung kecil. Duduk di teras rumah kediaman Ho. Seperti yang Hoya katakan, Aerin harus berada disini sampai Hoya menjemputnya. Lagi pula, Aerin bisa sedikit bersantai dan menenangkan diri disini. Namun ada satu hal yang masih mengganggu pikiran Aerin. Sosok Kim Myungsoo. Atau L.

Entah apa yang terjadi pada dirinya. Myungsoo tidak bisa hilang dari pikirannya. Bahkan saat mengetahui kenyataan ia ditipu mentah-mentah oleh Myungsoo, Aerin hanya memaafkannya. Tapi bukan hanya itu. Sesuatu terus saja berputar dipikiran Aerin. Aerin seperti merasa mengenali pakaian yang Myungsoo kenakan kemarin. Entah dimana, Aerin seperti pernah melihatnya. Dan Aerin merasakan hal yang aneh di dadanya. Sesuatu yang hangat.

Berkali-kali Aerin menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Berharap itu akan mengurangi rasa aneh di dadanya. Namun nihil. Rasa itu semakin terasa jika Aerin semakin memikirkan sosok itu. "Tidak mungkin aku suka dengan L-ssi. Dia menyebalkan." Dengus Aerin menyangkal perasaannya. Bagi Aerin, alasan L yang membencinya selama ini hanya karena Aerin mengabaikan Myungsoo sungguh keterlaluan. Kenapa dia tidak mengaku saja? Dia sendiri yang membuat keadaan semakin rumit.

"Sampai kapan kau akan duduk disana Aerinnie. Apa kau tidak mau makan? Imo sudah menyiapkan sarapan untukmu." Nyonya Ho menghampiri Aerin lalu memeluk Aerin dengan lembut. Aerin suka sekali dipeluk. Terutama pelukkan hangat dari orang yang menyayanginya. Tiba-tiba Aerin teringat Sungyeol. Dengan cepat Aerin melepaskan pelukan Nyonya Ho.

"Imo, apa Imo dekat dengan member INFINITE?" Tanya Aerin.

"Tentu saja. Mereka sudah Imo anggap seperti anak Imo sendiri. Terutama Sunggyu. Tapi kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu?"

"Hanya saja. Kemarin sikap Sungyeol oppa tiba-tiba aneh. Dia bilang aku melupakannya. Padahal kami baru saja bertemu, tapi seakan-akan kami sudah bertemu sebelumnya. Ini aneh Imo." Nyonya Ho tersentak. Nyonya Ho bingung harus menjawab apa. Yang Nyonya Ho tahu, Aerin mengalami kecelakaan dan kehilangan sebagian ingatannya.

With..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang