"Bibir yang selalu memanggil namaku." Jang Dongwoo.
Dongwoo's Heart :
Jang Dongwoo. Sebagai member tertua kedua, aku juga berperan sebagai hyung kedua bagi dongsaeng-dongsaengku. Aku juga selalu menjadi penengah diantara member yang sedang berselisih. Bahkan terkadang aku tidak mengerti apa yang sudah aku perbuat. Ya, itu lah aku. Jang Dongwoo.
"Hyung, aku lapar. Jangan biarkan Woohyun hyung yang membuatkan makanan. Aku tidak ingin sakit perut lagi." Rengek Sungjong sang magnae kepadaku. Aku suka saat Sungjong merengek manja kepadaku. Lucu sekali.
"Dimana Hoya?" Tanyaku pada Sungjong. Aku tidak melihat keberadaan Hoya disini. Sungjong yang sedari tadi menyandar padaku, bangun dan mendengus kesal. "Kau selalu menanyakan Hoya hyung, hyung. Dia sedang ada schedule hari ini." Sungjong merajuk. Aku tertawa gemas.
"Aigo, Jongie sudah pandai merajuk ternyata. Baiklah, aku akan membuatkanmu ramen. Mau ikut?" Sungjong mengangguk semangat. Segera aku mengikuti Sungjong yang sudah lebih dulu berjalan riang menuju dapur.
Setelah melihat tumpukan gelas yang telah selesai dicuci, aku terpikirkan tentang pertanyaan L beberapa waktu yang lalu. "Hyung, jika ada seseorang menyuruhmu pergi lalu kau pergi. Namun tiba-tiba dia muncul dihadapanmu, seakan-akan tidak mengenalimu dia berbuat baik kepadamu. Apa yang kau pikirkan hyung?"
"Aku tidak pernah merasakan itu. Namun aku yakin, ada sesuatu yang aneh terjadi dengannya. Dan L tidak mengetahui itu. Aigo, apakah L mulai berkencan lagi? Bagaimana jika kejadian waktu itu terulang lagi? Aakkhh, dasar visual." Gerutuku.
Mengingat masa-masa kelam itu membuatku tersiksa. Hyung mana yang tidak tega melihat dongsaengnya harus dibenci oleh sebagian fansnya, dimarahi oleh CEO hingga manajer, dan dikucilkan oleh orang-orang yang tinggal bersamanya. "L-ah, aku mohon tahanlah untuk satu ini."
"Dongwoo hyung! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Woohyun mengagetkanku. Aku hanya menggeleng pelan. "Kau sendiri? Apa yang kau lakukan?" Tanyaku pada Woohyun yang mulai memperlihatkan senyuman anehnya.
"Hyung, hari ini Aerin menemani Gyu hyung untuk schedulenya. Jadi harus ada yang memasak makan malam. Jadi, hyung harus membantuku untuk memasak makan malam." Ujarnya dengan tawa kecil yang mengiringi setiap katanya. "Baiklah.." Pasrahku.
@~@~@~@~@
"Jadi itu yang terjadi hyung. Aku mohon jangan marah kepadaku terutama L." Pinta Sungyeol setelah menjelaskan semuanya kepada Sunggyu. Sunggyu terdiam. Lagi-lagi kesabarannya diuji. Ini sudah sama seperti kejadian waktu itu. Dan Sunggyu tidak bisa menjamin akan memperlakukan L seperti biasannya.
"Siapa saja yang mengetahui hal ini?"
"Sampai saat ini hanya kau dan aku, hyung. Aku sudah menyarankan L agar mengatakan hal ini kepada Jungyeop abeoji(ayah), namun dia menolaknya. L ingin menyelesaikan kuliah ini dengan cepat tanpa hambatan." Jelas Sungyeol lagi.
"Kau masih ingat apa yang terjadi ketika L menyembunyikan hal besar dengan egonya? Aku harap itu tidak terjadi lagi. Setelah ini, kalian harus mengatakan ini pada Lee Jungyeop. Jika tidak, jangan harap kalian bisa masuk ke dalam dorm." Ancam Sunggyu. Sungyeol hanya mengangguk perlahan. Kepalanya semakin menunduk mengingat bagaimana ganasnya Sunggyu ketika sedang marah.
"Baiklah hyung. Tapi apa yang hyung lakukan disini? Bukankah hyung ada schedule hari ini?"
"Setelah ini aku harus bicara pada L. Karena dia, Aerin dalam masalah besar. Dan kau, jauhkan L dari Aerin. Aku pergi." Pamit Sunggyu tanpa berniat menjawab pertanyaan Sungyeol yang baru saja dilontarkan kepadanya. Langkahnya yang tegas dan cepat membawanya untuk segera menemukan Aerin yang bahkan tidak diketahui keberadaannya. Namun tiba-tiba langkah Sunggyu terhenti.
