.
.
.
"Satu yang ingin aku tanyakan padamu. Aerin atau Sungyeol?"
"Haruskah kau menanyakan itu hyung?"
"Aku hanya ingin dengar darimu."
"Kau tahu hyung, aku adalah orang yang sangat egois. Tentu saja aku ingin mereka berdua."
"Kalau begitu, biarkan mereka berdua menyelesaikan masalah mereka. Mungkin butuh waktu seminggu hingga mereka kembali." Begitulah Hoya mengakhiri percakapannya dengan L.
L menatap punggung Hoya yang berjalan menjauh darinya. Jadi Sungyeol akan bersama Aerin selama seminggu? "Setidaknya ini yang bisa aku berikan untukmu Yeollie, karena kau maupun Aerin, kalian begitu berharga bagiku."
@~@~@~@~@
Sungyeol dan Aerin baru saja tiba di Seoul. Hari sudah gelap di Seoul. Dan pemandangan malam Seoul yang indah, menyambut mereka dengan hangat. Mereka menaiki mobil biru tua kesayangan Sungyeol. Mungkin Aerin tengah terhipnotis dengan pemandangan malam Seoul hingga tidak menyadari bahwa mereka tidak sedang menuju dorm. Melainkan berhenti disebuah supermarket yang cukup sepi. Aerin terlihat bingung begitu menyadari sungyeol benar-benar memberhentikan mobilnya.
"Kau bilang ingin makan? Kita harus membeli bahannya nona cantik." Ajak Sungyeol yang kini tengah membukakan pintu untuk Aerin. Aerin tertawa geli. Sungyeol si choding menjadi dewasa? Mengerikan.
"Semua yang aku inginkan?" Tanya Aerin memastikan.
"Semua." Ujar Sungyeol lembut.
Mereka menusuri lorong tiap lorong dan mengambil apa saja yang mereka butuhkan. Semua yang mereka butuhkan untuk makan malam ini hingga besok. Sungyeol mengambil cemilan yang ia ingin makan. Begitu pula Aerin. Hingga keranjang dorong mereka mulai penuh. Aerin dan Sungyeol tertawa geli melihat apa yang sudah mereka perbuat. Mereka seperti orang yang sudah tidak makan berbulan-bulan dan akan menghabiskan semua ini dalam waktu sekejap.
"Kita akan menginap di apartemen milik Dae. Hanya beberapa hari hingga Dae kembali. Kau tidak keberatan bukan?" Terang Sungyeol begitu mereka dalam perjalanan menuju apartemen Daeyeol. Aerin hanya mengangguk pasrah. Pantas saja Sungyeol membawa baju di bagasi mobilnya. Jarak antara supermarket dengan apartemen Daeyeol tidak jauh. Dan mereka pun sampai.
Begitu sampai mereka sibuk merapikan barang-barang mereka. Hingga semuanya selesai dan Sungyeol menarik Aerin untuk duduk diruang tengah. "Dengarkan aku." Pinta Sungyeol serius.
"Ini, begitu kau meminumnya kau akan menemukan ingatan yang telah kau lupakan. Aku tidak tahu kenapa kau ingin melupakan semua hal tentangku dan Myungsoo, tapi pil ini adalah milikmu. Dan aku harus mengembalikannya. Mungkin setelah kau memakannya, semua yang terjadi diantara kita akan berubah. Tapi aku tidak apa-apa. Aku akan tetap menjagamu. Apapun keputusanmu." Jelas Sungyeol yang kemudian memberikan kotak kecil berisi sebuah pil. Aerin menatap Sungyeol bingung. Mungkin ini adalah jawaban dari sikap aneh Sungyeol dan Myungsoo akhir-akhir ini.
"Aku akan memakannya begitu aku kembali kerumah. Aku tidak ingin merusak momen bersamamu Oppa. Karena mungkin ini adalah kesempatan terakhirku untuk benar-benar merasakan rasanya menyukaimu, disukai olehmu, dan bersama denganmu. Aku menyayangimu oppa." Ujar Aerin seraya menyimpan kotak itu di saku bajunya. Aerin menatap Sungyeol lekat. Begitu pula Sungyeol. Rasa sesak didadanya mulai muncul lagi. Aerin menginginkan namja yang berada dihadapannya kini. Perlahan Aerin meletakkan tangannya mengitari leher jenjang Sungyeol. Mengalungkan tangannya dengan nyaman disana. Aerin mendekatkan wajahnya lebih dekat dengan wajah Sungyeol. Menggesekkan hidungnya dengan hidung milik Sungyeol. Dan sampai akhirnya mendaratkan bibir mungilnya diatas bibir pulm milik Sungyeol. Cukup lama hingga Aerin menarik bibirnya dari bibir Sungyeol.