"Prof, bolehkah saya melihat data mahasiswa bernama Kim Myungsoo ini?" Pintaku pada Prof. Park. Dan Prof. Park mengijinkan Woohyun dengan member tahu rak tempat daftar data mahasiswa tersimpan. Woohyun terus menelusuri nama Kim diantara dokumen-dokumen hingga menemukan satu. Kim Myungsoo. Dengan perasaan berdebar-debar, Woohyun membuka dokumen itu perlahan.
[Kim Myungsoo, 13 Maret 1992.]
"Ini benar Myungsoo. Foto ini, foto saat promosi album be back. L? sejak kapan dia?" Guman Woohyun. Tubuhnya sedikit bergetar. Ini sebuah kebohongan besar dan lagi-lagi Myungsoo sembunyikan. Prof. Park sedikit cemas melihat keadaan Woohyun, memutuskan untuk menghampirinya. "Dia lulusan universitas ternama dengan jurusan music. Dan dia adalah member dari Boygrup INFINITE. Aku tahu dia sedang berbohong kepada semua orang tentang kuliahnya ini, namun saya mendukungnya. Dan kau adalah salah satu dari INFINITE. Benar?" Deg! Woohyun terkejut. Dia tertangkap basah.
"Duduklah, dan saya akan menjelaskan semua yang terjadi. Antara Aerin dan Myungsoo. Dan anda akan tetap menjadi wali Aerin. Berjanjilah."
"Baik Prof." Woohyun pun mengikuti Prof. Park untuk duduk ditempat mereka semula dan mulai mendengarkan cerita Prof. Park.
@~@~@~@~@
"Woohyun bilang kau tidak perlu menjemputnya. Sunho hyung akan mengantarmu ke kantor Woollim." Ujar Sunggyu begitu melihat Aerin berlalu dihadapannya. Schedule Sunggyu belum sepenuhnya selesai, namun karena Aerin masih dalam masa training, Aerin harus mempelajari berbagai macam schedule member disaat pekerjaan individu seperti ini.
"Tapi untuk apa aku ke kantor? Bukankah aku harus mengantar Woohyun-ssi ke rumah sakit untuk melepas perbannya?" Tanya Aerin setelah ditarik oleh Sunggyu untuk duduk disampingnya. Ini waktu break Sunggyu. "Woohyun tidak memberitahumu? Hari ini ujian trainer. Disaat ini lah yang menentukan para trainer bertahan atau harus pulang." Jelas Sunggyu pada Aerin. Aerin mengangguk mengerti.
"Daeyeol-ssi juga akan berada disana?" Tanya Aerin. Sunggyu mengacak-acak rambut Aerin dan tertawa kecil. "Tentu saja. Kenapa akhir-akhir ini kau bertanya tentang Daeyeol? Kau membuatku curiga." Canda Sunggyu, namun Aerin mencubit lengan Sunggyu.
"Tidak, hanya saja. Kenapa Woohyun-ssi pergi kesana? Aku sedang tidak ingin bertemu dengan Jungyeop samch-, ah Jungyeop sajangnim." Aerin merutuki dirinya. Hampir saja. "Aku juga tidak ingin bertemu dengannya. Dia gila! Sebaiknya kau tidak terlalu dekat dengannya." Canda Sunggyu lagi. Mereka pun tertawa.
Tak lama kemudian, waktu break Sunggyu telah berakhir. Dan itu menandakan bahwa Aerin harus meninggalkan Sunggyu dan pergi menemui Woohyun yang mungkin sudah menunggunya disana. Sunggyu melambaikan tangannya dan tersenyum lebar kepada Aerin yang hendak memasuki mobil milik Sunho, sang manajer senior INFINITE. "Sampai jumpa nanti!" Pekik Sunggyu sekeras mungkin agar didengar oleh Aerin.
Aerin mengangguk seraya melambaikan tangan mungilnya kepada Sunggyu. Kepalanya yang muncul dari jendela mobil yang terbuka membalas teriakan Sunggyu dengan penuh semangat. "Sampai jumpa Oppa!" Pekik Aerin. Begitulah akhirnya sampai mobil yang ditumpangi oleh Aerin menjauh dan menghilang dari pandangan Sunggyu.
"Bagaimana? Apa mereka menyakitimu?" Sunho membuka pembicaraan. Aerin menggeleng.
"Tidak oppa. Mereka sangat baik. Mungkin wajar jika mereka sedikit buruk diawal. Namun selama tiga bulan ini kami semakin membaik." Ujar Aerin. Sunho hanya mengangguk kecil.
"Tiga bulan ya. Hanya tersisa empat bulan lagi. Kau yakin akan baik-baik saja. Kau tahu, jika kalian semakin dekat, aku tidak yakin kau akan baik-baik saja saat waktu itu tiba." Aerin terdiam. Perkataan Sunho membuatnya termenung.
"Oppa tidak melarangmu untuk dekat dengan mereka. Hanya saja, alasanmu berada disini, dan juga tujuanmu. Kau tahu, itu bisa berubah karena perasaan. Ceritakan padaku, kau pasti menyukai salah satu dianta mereka. Siapa? L? atau Sunggyu? Aku dengar kau sudah memanggilnya oppa. Aku rasa kalian sangat dekat."
