Yeol's Part 1

224 22 1
                                    


.

.

.

"Hanya kau satu-satunya." Sungyeol.

Sungyeol's Heart :

Lee Sungyeol. Nama yang indah. Itu lah yang Aerin katakan padaku saat pertama kali kita bertemu. Walaupun pertemuan yang tidak disengaja. Hanya butuh beberapa waktu hingga aku menyukainya. Dan kini, aku tidak boleh mencintainya. Bahkan setelah aku tahu bagaimana perasaannya. Aku selalu berharap kebahagiaanku akan tiba. Tapi mungkin bukan saat ini. Dan aku tidak bisa melawan takdir bukan? Aerin, bukan untukku. Itu lah yang terjadi sejak kita pertama bertemu.

Aku tidak pernah lupa. Gadis dengan rambut yang selalu diikat dua. Dress biru laut yang cerah. Dan senyuman yang selalu bersinar bagaikan matahari pagi. Mungkin dia lupa, tapi aku tidak. Kebodohanku hingga aku harus menginap di Rumah sakit. Kecanduan kafein. Bodohnya aku. Itu juga yang dikatakan gadis itu. Dia bilang aku seperti ayahnya. Mungkin saja?

Aku menatap Myungsoo lekat. "Bahkan kau berpakaian seperti saat pertama kali kau bertemu dengan Aerin di Rumah sakit." Gumanku. Memang benar apa yang aku katakan. L saat ini adalah L yang sama disaat ia menjengukku di Rumah sakit. Ia selalu menjagaku. Dan disitulah L bertemu dengan Aerin. Garis mata itu. Mereka jatuh kedalam cinta yang sama.

"Bahkan dia selalu memarahi L yang setiap hari mengenakan jaket hitam dan topi hitamnya." Gumanku. Aku ingat dimana Aerin selalu menggerutu saat melihat L datang dengan pakaian serba hitam. Itu memang L. Tapi tidak sampai disitu.

"Kenapa kau selalu membahas L disaat kita sedang bersama?" Gumanku. Aku ingat dimana Aerin selalu menggerutu tentang L sepanjang waktu. Bahkan dia bilang membenci L karena semua yang ada pada L. Kau salah. Tapi tidak apa. Yang terpenting bagiku, kau selalu bersamaku. Walaupun kau tidak tahu siapa aku. Aerin, yeoja yang sangat polos.

Aku ingat sekali disaat terakhir kali aku melihatmu. "Kau bilang padaku, kau melihat L berbicara dengan Appamu. Dan kau bilang kau semakin membenci L." Gumanku, lagi. Jika aku tahu itu adalah saat terakhir aku bersamamu, aku akan menggenggam tanganmu. Aerin, dia bilang akan bicara dengan ayahnya, namun dia malah menghilang. Dan tidak pernah terlihat. Bagaimana dengan L? Aku melihat L menangis keesokkan harinya. Aku ingin bertannya, tapi aku juga tidak suka dengan kenyataan bahwa aku kalah dari L. Kau sungguh bodoh Lee Sungyeol.

Hingga dihari dimana aku keluar dari Rumah sakit. Aku melihatnya. Tapi kenapa wajahmu seperti itu? Aku menghampirinya. Namun belum aku bertanya padanya, kau mengatakan sesuatu padaku. "Aku tidak tahu siapa kau, dan namja hitam itu. Tapi jika kalian bertemu denganku lagi, berpura-pura lah tidak mengenalku. Karena aku tidak akan mengenalimu, Oppa.. maafkan aku.." Lalu kau berlari meninggalkanku. Aku berjanji padamu. Aku menepatinya bukan? Jadi, jangan pergi lagi Aerin-ah..

Aku benci mengenang masa lalu. Tapi ini yang bisa aku lakukan jika aku sangat merindukkanmu. Tapi aku tidak bisa memilikimu. Ini menyiksaku. Tapi aku bahagia. Bahkan dimana aku mengetahui apa yang terjadi padamu setelah kau berlari meninggalkanku. Kenapa kau begitu menderita? Kenapa kau tidak bersandar padaku? Maafkan aku..

@~@~@~@~@

Sungyeol menatap L. Sungyeol tahu perasaan L pada Aerin. "Perasaanmu terhadap Aerin lebih dalam dariku. Lebih baik aku menyerah sekarang, sebelum perasaan ini lebih dalam." Guman Sungyeol. Sekuat tenaga Sungyeol mencoba untuk menahan air matanya. Sungyeol memang cengeng. "Yeol-ah, ikut aku." Bisik Sunggyu yang kemudian membawa Sungyeol menjauh dari taman itu.

With..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang