.
.
.
.
Hoya tersenyum penuh kemenangan saat melihat Aerin duduk disampingnya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Busan. Tentu saja Hoya akan pulang kerumah, karena kebiasaan Hoya ini selalu dilakukan begitu INFINITE H akan comeback. Hoya hanya bisa melenturkan tubuhnya yang sudah kaku karena harus istirahat selama cedera di sanggar dimana Ia berlatih dance untuk yang pertama kalinya.
"Imo pasti memarahiku." Aerin akhirnya membuka mulutnya seletah hampir setengah perjalanan bungkam. Hoya tertawa kecil. Namun terdengar seperti ejekkan ditelinga Aerin. "Kau sama sekali tidak membantu, Oppa." Kesalnya.
"Eomma tidak pernah bisa marah padamu. Kau adalah keponakan perempuan satu-satunya. Mana mungkin Eomma marah padamu. Kecuali Jungyeop samcheon sudah menikah dan memiliki anak perempuan yang jauh lebih cantik dan imut. Posisimu pasti tersingkir." Goda Hoya. Aerin melempar tatapan sinis nya pada Hoya yang tengah tertawa puas.
"Tapi apa tidak apa-apa jika aku ikut bersamamu? Kita akan berada di Busan selama tiga hari. Bagaimana dengan pekerjaanku sebagai manajer disana?"
"Hei. Kau saat ini sedang bekerja nona. Ingat? Aku juga member INFINITE. Yang paling tampan tentunya. Dan kau berhutang penjelasan padaku." Dari nada bicara Hoya, terdengar cukup serius. Itu tandanya, kali ini Aerin harus benar-benar menjelaskan apa yang sudah terjadi.
"Jadi begini. Aku sedang menyelesaikan kuliah manajemenku seperti permintaan Appa. Dan juga menerima perjodohan dengan Youngmin seperti perintah Appa. Kau tahu bukan itu yang aku inginkan. Disaat hubunganku dengan Youngmin baik-baik saja. Tiba-tiba aku melihatnya bersama wanita lain. Itu berlangsung selama dua minggu dan hampir setiap hari aku melihatnya." Aerin meremas roknya menahan emosinya yang hampir memuncak kembali.
"Hingga suatu hari dia pulang dengan keadaan mabuk berat. Aku tidak bermaksud untuk meminta penjelasannya. Tapi sikapnya sungguh keterlaluan. Aku tidak tahan lagi dan aku bertanya kepadanya apakah dia masih mencintaiku atau tidak. Youngmin hanya tersenyum aneh lalu meniduriku dengan paksa. Dia merenggut segalanya dariku." Air mata Aerin mulai berjatuhan. Hoya merengkuh tubuh Aerin dalam pelukannya. "Menangislah." Ujar Hoya lembut.
"Dia begitu jahat padaku Oppa.. Bahkan dia tidak mengakui janin yang ada di perutku sebagai anaknya. Bahkan dia menuduhku melakukannya dengan orang lain. Aku sudah tidak tahan lagi dan memutuskan untuk pergi. Hingga aku mengalami kecelakaan dan aku kehilangan janinku. Sunho Oppa menemukanku dan merawatku dibawah perintah Jungyeop samcheon. Saat tubuhku mulai membaik, aku memutuskan untuk memulai hidup baru. Universitas mengijinkanku untuk mempercepat kuliah manajemenku dan memulai kuliah sastraku. Karena aku tidak mau merepotkan Jungyeop samcheon terlalu banyak. Akhirnya kita membuat surat perjanjian itu. Jungyeop samcheon membeliku dan aku gunakan uangnya untuk biaya kuliah. Aku hanya perlu bekerja selama tujuh bulan. Setelah itu aku akan pergi untuk melanjutkan karirku." Aerin menceritakan semua kisahnya kepada Hoya. Hoya mendekap tubuh Aerin seraya mengusap kepala Aerin dengan lembut.
Hoya merasa bodoh dan tidak berguna. Adik yang sangat disayanginya mengalami kejadian seperti ini. "Maafkan aku Aerin-ah.. Aku tidak bisa melindungimu.. Aku tidak berguna.." Sesal Hoya. Aerin yang merasakan Hoya tengah menangis karenanya, menghapus air mata Hoya dengan lembut. Tidak lupa senyuman ia sunggingkan.
"Itu bukan salahmu Oppa. Bukan salah siapa-siapa. Memang sudah takdir nya. Appa belum tahu apa yang terjadi padaku. Yang Appa tahu hanya aku tiba-tiba meninggalkan Youngmin dan menghilang. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku malu pada diriku."