Dino's chapter 3

333 30 0
                                    

Readers maafkan aeyeol yg hiatus ga bilang2ㅠㅠ
Minggu ini aeyeol bakal update tiap hari demi menutup penundaan ini..
Gmsahamnidaㅠㅠ
.
.
.
.
Dongwoo dan Aerin baru saja menaiki wahana yang cukup menegangkan bagi Dongwoo, rollercoaster. Bahkan hampir seluruh wahana sudah dinaiki oleh mereka namun Dongwoo masih tetap bersemangat. Mungkin ini adalah tempat yang sangat menyenangkan bagi Dongwoo. Aerin yang melihat Dongwoo tengah tertawa melompat kegirangan, tersenyum simpul diikuti dengan kikikan kecil yang keluar bebas dari bibirnya. Aerin merasa bahagia karena ia telah membuat Dongwoo senang hari ini.

"Oppa! Aku lapar." Aerin merengek manja seraya memegang perutnya. Dongwoo mengacak rambut Aerin lembut.

"Omo! Uri dongsaeng lapar rupanya. Ayo kita makan!" Dongwoo mencubit pipi Aerin gemas lalu menggandengnya menuju kedai yang tidak jauh dari mereka. Dongwoo dan Aerin memilih meja yang cukup jauh dari tempat pemesanan. Diluar kedai, lebih tepatnya di meja paling pojok. Sembari menunggu Dongwoo memesan makanan mereka, Aerin memilih untuk mengecek ponselnya. Ada sebuah pesan dari Umji.

[From : Umji


Unni, aku sudah mencoba bicara pada Prof Park mengenai kelompok untuk tugas. Tapi Prof Park menolak permohonanku. Tapi beliau bilang ingin bertemu dengan Unni secepatnya. Unni harus segera menghubungi beliau. Tapi Unni tenang saja, aku tidak takut lagi dengan Chanmi dan teman-temannya. Aku menyayangimu Unni, chu~]

Aerin tertawa geli membaca kalimat terakhir yang ditulis Umji. Walaupun Umji sempat meninggalkannya, Aerin tidak marah. Justru ia senang sekali sahabatnya kini telah kembali lagi. Namun seketika senyum Aerin memudar. Kelompok tidak bisa diubah, dan itu artinya Aerin harus menghabiskan banyak waktu bersama Myungsoo yang bahkan sampai detik ini belum pernah ditemuinya.

"Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu?" Tegur Dongwoo dengan nampan berisi makanan ditangannya.

"Aniya oppa, hanya sedikit tugas kampus? Itu tidak terlalu berat." Elak Aerin. Dongwoo hanya mengangguk mengerti.

Mereka menyantap makan siang yang terlambat mereka dengan lahap. Disela-sela proses penyantapan, mereka masih saja bercanda. Bahkan Aerin sudah tiga kali tersedak karena candaan Dongwoo. Dongwoo pun bahagia melihat Aerin tertawa karenanya. Dibalik tawa Dongwoo, sesungguhnya terasa perih dihati Dongwoo.

"Apa kau menyukai seseorang?"

"Eum?"

"Seseorang diantara kami?"

"Uhuk!" Aerin tersedak begitu mendengar pertanyaan Dongwoo.

"Minumlah." Dongwoo menyodorkan segelas minuman dan membantu Aerin. Setelah merasa lebih baik, Aerin menatap Dongwoo yang masih penasaran dengan jawaban Aerin.

"Kita sudah tinggal bersama hampir satu bulan. Aku hanya penasaran, apa kau menyukai salah satu dari kami?" Tanya Dongwoo lagi.

'Deg!'

"Sungyeol. Lee Sungyeol, aku menyukainya." Guman Aaerin dalam hati. Ingin sekali rasanya Aerin meneriakan nama Sungyeol. Namun itu hanya membuat keadaan semakin buruk. Aerin hanya pesuruh yang akan mengikuti semua perintah sesuai dengan perjanjian. Dia tidak boleh mencintai salah seorang dari mereka. Mereka terlalu jauh untuk dicapai Aerin.

"Aku menyukai kalian semua. Kalian baik sekali kepadaku. Terutama kau oppa. Kau selalu bisa menghiburku. Gomawo."

'Blush!' Semburat merah merekah di kedua pipi Dongwoo.

Matanya masih tetap ditempat yang sama dan menatap orang yang sama. Menatap Aerin yang sedang menghabiskan makanannya tanpa berkenan untuk berpaling dari apapun. Kenapa dia bisa seperti ini? Apa yang terjadi padanya? Dongwoo tidak mau memikirkan itu. Dia hanya tahu bahwa menyukai gadis dihadapannya. Hanya itu.

With..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang