.
.
.
Entah kenapa, hari ini matahari terasa begitu hangat bagi namja yang kini tengah melangkahkan kakinya menuju sebuah gedung yang tidak asing lagi baginya. Setelan jas hitam lengkap dengan celana hitam kain dan sepatu hitam mengkilatnya. Begitu formal. Jangan lupakan dasi biru tua dengan motif garis-garis yang ia kenakan saat ini. kedua tangannya dipenuhi dengan makanan dan minuman. Myungsoo, namja ini tengah berada di gedung Woollim ent. Myungsoo sengaja melangkahkan langkah kakinya begitu lamban dan mengedarkan pandangannya ke segala sudut gedung ini. Ya, semua yang ia lihat saat ini mengingatkannya pada seseorang yang sangat ia rindukan.
Langkahnya pun terhenti begitu sebuah pintu menyambutnya. Dengan punggungnya yang lebar, Myungsoo membuka pintu itu. Kedua tangannya sedang sibuk, tentu saja ia harus membukanya dengan punggung atau kaki? Tidak, kaki bukan pilihan yang bagus saat ini. Kehadirannya disambut oleh teriakan para member yang kebetulan sedang break di sela-sela latihan mereka. "L disini!" Pekik Myungsoo seraya mengangkat kedua tangannya yang penuh dengan makanan dan minuman.
"Aku lapar hyung!" Pekik Sungjong sang magnae.
Myungsoo mengambil duduk disamping Sungyeol yang berada di sudut ruang latihan ini setelah meletakkan makanan dan minuman yang dibawanya. Tidak lupa Myungsoo mengambil segelas Ice Americano untuk Sungyeol. "Ini." Ujar Myungsoo seraya menyodorkan segelas Ice Americano ke pada Sungyeol. Hanya dehaman dan tangan yang meraih gelas itu. Myungsoo tahu apa yang terjadi pada Sungyeol saat ini. "Gomawo." Ujarnya lagi.
"Berhentilah berkata itu padaku. Tapi, aku lihat kau sudah jauh lebih baik hari ini." Akhirnya Sungyeol membuka mulutnya.
"Aku baik karenamu, Yeol. Hanya saja, aku sangat takut. Aku takut dia pergi. Jika itu terjadi aku akan-"
"Kau bisa membuat yang lain curiga. Ah iya, aku dengar Jungyeop abeoji akan pulang minggu depan. Kita tunggu kabar dari abeoji okay?" Lagi-lagi Sungyeol berusaha menghibur Myungsoo. Myungsoo hanya mengangguk setuju. Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan.
"Aku suka konsep comeback kali ini. Full Black, dan tanpa aku? Ini menyebalkan!"
"Bukankah kau ikut megisi lagunya? Jangan banyak menuntut Myung."
"Tapi aku tidak memakai kostum itu. Ini menyebalkan. Tapi aku juga harus belajar menjalankan perusahaan. Ini membuatku lelah." Keluh Myungsoo lagi. Sungyeol menjitak dahi Myungsoo dengan keras.
"Tahun depan kita akan comeback bersamamu! Sudahlah, jangan bersikap manja padaku tanpa Ice Americano dan satu box pizza."
"Jika Aerin dengar, dia akan menghajarmu, Yeol."
"Kau benar. Myung.."
@~@~@~@~@
Tepat Seminggu sudah Aerin berada di LA dan menjalankan pengobatannya disini. Namun banyak hal yang terjadi selama seminggu ini, dan itu membuat Aerin menjadi pemdiam. Bayangkan saja, hari-hari pertama Aerin berada di LA begitu membuatnya bahagia. Joshua selalu menemaninya, bersamanya, dan ada untuknya. Namun itu tidak bertahan lama. Pada hari itu, saat mereka tengah menikmati sarapan pagi mereka. Begitu cepat. Entah apa penyebabnya, Joshua tak sadarkan diri begitu saja. Joshua pun segera dilarikan ke rumah sakit dan harus mendekam di ruang ICU. Tidak ada satu orang pun yang menjawab pertanyaan Aerin. Hanya alasan tidak masuk akal yang Aerin dapatkan. Dan itu membuat Aerin tidak tahu harus bagaimana.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada Joshu? Kenapa dia tidak bangun juga?" Keluh Aerin yang masih menatap kosong jendela kamarnya. Sama halnya dengan Joshua, dihari yang sama Aerin juga harus menginap di rumah sakit. Walaupun tidak seperti Joshua.
Jisoo yang kini menemani Aerin, harus menahan rasa bersalahnya. Apa yang terjadi pada Joshua, Jisoo sudah berjanji. "Dia akan baik-baik saja. Bahkan sekarang Joshu sedang menjalani masa pemulihan. Hanya salah makan dan semua akan baik-baik saja." Tuhan, maafkanlah Jisoo yang tengah berbohong saat ini.
"Aku harap juga begitu." Lirih Aerin.
"Jungyeop ahjussi akan pulang ke Seoul hari ini. sebentar lagi ahjussi akan menjengukmu." Lanjut Jisoo. Beginilah Jisoo. Saat bersama Aerin, hanya rasa canggung yang menyelimuti mereka. Berbeda saat Aerin bersama Joshua. Dan hal itu yang membuat Jisoo iri pada Joshua. Ia juga ingin dekat dengan Aerin.
'Tok..tok..tok..' Suara pintu diketuk. Dengan gesit Jisoo segera membuka pintu kamar inap Aerin. Jungyeop sudah tiba.
"Rin-ah! Samcheon membawa es krim untukmu!" Seru Jungyeop seraya mengangkat tangan kanan yang berisi semangkuk eskrim rasa kesukaan Aerin tentunya.
"Jisoo-ssi, makanlah bersamaku." Deg! Jisoo terhentak. Ini pertama kalinya Aerin bicara santai padanya.
"Kau bilang ingin menitipkan sesuatu." Tanya Jungyeop sebelum Aerin sibuk memakan eskrimnya. Aerin pun turun dari ranjangnya dan mengambil sebuah amplop coklat yang cukup besar. Di berikannya amplop itu pada samcheonnya. Jungyeop memandang bingung amplop itu. "Berikan itu kepada Sungyeol oppa. Dan juga suruh dia untuk berhenti meminum Americano." Ujar Aerin yang kemudian melahap sendok berisi eskrim kedalam mulutnya.
"Baiklah, putri kecil. Aku akan segera kembali begitu mereka menyelesaikan comeback mereka." Sahut Jungyeop yang ikut menyendok eskrim milik Aerin. Tidak terima eskrimnya berkurang, Aerin memukul lengan Jungyeop dengan sendoknya.
"Aku mengertii.. makanlah!" Seru Jungyeop yang berpura-pura kesal. Senyuman pun tersungging di bibir Aerin.
"Aku harap kau selalu tersenyum seperti itu." Guman Jungyeop yang masih memandang Aerin yang tengah bercanda dengan Jisoo.
@~@~@~@~@
Ini ketiga kalinya Sunho berdecak kesal melihat Sungyeol yang mulai bertingkah. Benar saja, Sunho baru saja mendapat panggilan dari Jungyeop yang menyuruhnya untuk menjemputnya di bandara, namun makhluk ini memaksa untuk ikut. Sunho pikir tidak masalah mengajak Sungyeol, toh hanya menjemput Jungyeop. Namun itu adalah kesalahan besar. "Tidak bisakah kau bersikap manis dan diam untuk beberapa waktu kedepan? Ini sudah lima barang yang kau minta sejak kita sampai disini Yeol." Keluh Sunho kesal melihat Sungyeol yang tengah polos menyendok eskrim vanilla kedalam mulutnya.
"Aku tidak meminta yang macam-macam hyung." Sahut Sungyeol yang masih peduli dengan eskrim ditangannya tanpa berniat untuk memandang Sunho. Sunho mengacak rambutnya kesal. Oke, memang benar apa yang diminta Sungyeol tidak lah sulit. Hanya dua gelas ice Americano dan beberapa camilan termasuk eskrim yang kini menari-nari dimulutnya.
"Kau sedang diet, Yeol. Lihatlah tubuhmu yang semakin besar itu!" Sinis Sunho. Namun Sungyeol menggelengkan kepalanya.
"Aerin suka aku yang seperti ini." Sahutnya enteng. Tuhan tolong selamatkan Sunho sekarang juga.
Sunho baru saja ingin meninggalkan Sungyeol namun Jungyeop sudah terlebih dulu berada dihadapannya. Dan lagi-lagi Sunho berdecak kesal. "Sajangnim, bisakah kau sedikit lebih rapi? Ingatlah umurmu.." Keluh Sunho melihat penampilan Jungyeop yang sangat kacau. Ayolah, dia seorang sajangnim, dimana wibawanya? Bahkan Jungyeop tidak ada bedanya dengan Sungyeol yang hanya memakai kaos saat ini.
"Baiklah, aku akan merubah penampilanku. Aku lelah. Sungyeol-ah! Cepat kita pulang!" Seru Jungyeop yang berlalu begitu saja diikuti dengan Sungyeol yang masih bermain dengan eskrimnya. Sunho menepuk dahinya, ini benar-benar membuatnya gila.
.
.
.
.tbc