S A T U

498K 12.4K 285
                                    

Terlihat seorang lelaki berjalan dengan malas di koridor sekolahnya untuk memasuki kelas.

Terdengar suara histeris beberapa murid perempuan karena lelaki tersebut.

Lelaki itu bernama Stevano.

Suara histeris? Sudah biasa, menurut Stevano itu hal biasa yang hampir setiap hari ia dengar. Bahkan ia sudah sangat bosan mendengarnya, jika bisa ia ingin melakban semua mulut wanita-wanita itu. Tapi apalah dayanya.

"Ah! Stevano ganteng banget jir" ucap seorang siswi kepada temannya.

"Iya ganteng banget, tapi masih gantengan Dylan menurut gue" ucap siswi lain menyahuti perkataan temannya.

"Enak aja, gantengan Stevano jelas!" Tandasnya membuat temannya mendengus kesal lalu diam.

Begitulah setiap hari kata-kata yanh terdengar. Ia bingung dengan wanita, kenapa hal-hal yang mereka lakukan hanya itu-itu saja karena menurutnya itu sangatlah tidak penting.

Setelah sampai didepan kelasnya ia memasuki kelasnya dan menghampiri teman-temannya. Sekarang Stevano sudah kelas 12. Dari keempat sahabatnya ia hanya sekelas dengan Julian dan Dylan.

"Eh cimit-cimitku udah dateng" ucap Dylan mengoda Stevano pagi-pagi seperti ini.

"Hmm" gumam Stevano malas lalu duduk dikursinya dan tidur dengan tangan diatas meja.

"Mending ga usah sekolah kalo tidur aja kerjaannya sayang" goda Dylan lagi. Julian belum datang jika sudah pasti sekarang yang diganggu bukan Stevano melainkan Dylan karena 2 pria es bersatu.

"Najis" ucap Stevano mendengus kesal.

"Tai lo" ucap Dylan.

"Bawel" ucap Stevano.

"Serah lo deh ah Van, capek ngomong sama es batu" ucap Dylan yang hanya dibalas Stevano dengan diam.

***
Terdengar suara bel berbunyi. Stevano terlihat berjalan sendirian kearah toilet, sedangkan teman-temannya sudah berada dikantin. Ketika ia sudah menyelesaikan urusannya ditoilet iapun keluar. Namun tiba-tiba..

BRUKK

Terlihat Stevano menabrak seseorang wanita dan wanita itu terjungkal dengan tidak etisnya.

"EH, kalo jalan tuh pake ma..." ucapan wanita itu terhenti ketika ia mendongak dan melihat Stevano dengan lekat.

Stevano kelihatan kebingungan melihat wanita itu yang tiba-tiba memberhentikan perkataannya.

"Bangun" ucap Stevano datar sambil mengulurkan tangannya kearah wanita itu.

Setelah wanita itu berdiri Stevano melegang pergi begitu saja meninggalkan wanita itu yang terdiam menetralkan detak jantungnya karena bersentuhan tangan dengan Stevano.

Setelah dikira detak jantungnya normal kembali ia mulai mengejar Stevano.

"Eh, lo udah nabrak gue ga tanggung jawab banget, sakit tau!" Ucap wanita itu berteriak.

"Berisik" ucap Stevano masih berjalan.

"Eh lo berhenti dulu, capek nih gue"

"Ga" ucap Stevano singkat.

"Ih ngeselin banget" ucap wanita itu lagi lalu menarik tangan Stevano agar berhenti.

Mendapat tarikan dari wanita itu Stevano mendadak berhenti.

"Lo mau apa" ucap Stevano datar. Ia sudah kesal dengan gadis ini. Jelas-jelas tadi ia sudah membantunya berdiri tanggung jawab apa lagi yang diinginkan.

"Karena lo udah buat gue jatoh dan buat gue malu tadi, lo harus tanggung jawab" ucap wanita itu sengit.

Stevano hanya menaikan alisnya bingung dengan wanita gila dihadapannya ini.

"Salah lo sendiri" ucap Stevano singkat ingin pergi lagi namun ditahan lagi oleh wanita ini.

"Ga bisa gitu dong, gara-gara lo gue luka-luka gini" ucap wanita itu sambil menunjukkan luka yang ada ditangan dan kakinya karena jatuh dengan sangat tidak etis tadi.

Melihat itu Stevano sedikit terkejut karena tabrakannya bisa membuat wanita ini luka-luka seperti ini, sedikit tidak percaya namun dalam sedetik raut mukanya diubahnya dengan cepat.

"Terus lo mau apa?" Ucap Stevano membuat wanita itu tersenyum penuh kemenangan.

"Pertama gue mau kita kenalan dulu, gue sih tahu nama lo secara lo terkenal, mungkin lo ga tahu nama gue, gue Olivia Kylie. Kelas gue disebelah kelas lo" ucap Olivia si wanita itu memperkenalkan diri kepada Stevano namun yang diajak bicara terlihat tidak peduli.

"Udah?" Tanya Stevano karena tidak terdengar lagi suara wanita itu. Dan dibalas dengan anggukan oleh wanita itu.

Setelah melihat anggukan itu Stevano mulai pergi, melihat Stevano ingin pergi lagi-lagi Olivia menahan lagi.

"Apa?" Ucap Stevano sudah mulai sangat kesal dengan kelakuan wanita gila ini.

"Gue belom kasih tahu mau gue ih" ucap Olivia yang juga kesal.

"Apa mau lo" tanya Stevano untuk kesekian kalinya.

"Hmm gue belom kepikiran sih, gue bakalan mikirin lagi, dan lo harus mau pokoknya"

"Ga, tergantung" ucap Stevano singkat.

"Ga boleh dong, kan lo harus tanggung jawab" ucap Olivia lagi.

"Serah" ucap Stevano.

"Oke, besok gue bakalan kasih tahu dan kita bakalan ketemuan ditaman belakang sekolah" ucap Olivia.

"Awas aja kalo lo ga dateng" ucap Olivia.

Setelah mendengar ucapan membosankan Olivia, Stevano hanya mengumam seadanya lalu pergi kekantin.

Sesampai dikantin ia duduk dibangku kantin sebelumnya ia sudah memesan batagor dan air mineral.

"Eh, lama amat lo jir, berak lo ya?" Ucap Dylan karena merasa Stevano sangat lama di toilet.

"Ga" ucap Stevano singkat lalu memakan batagornya.

"Anjir, jorok banget lo lan, gue lagi makan nih" ucap Brandon kesal.

"Hehe, sorry bro lupaaa" ucap Dylan.

"Darimana lo Van?" Tanya Julian penasaran.

"Ketemu cewek gila" jawab Stevano singkat, mendengar jawaban Stevano, mereka hanya mengedikan bahu lalu mulai makan kembali karena mereka tahu jika Stevano seperti ini artinya ia tidak ingin bercerita atau menurut Stevano itu hal tidak penting untuk diceritakan.

Ini cerita baru gue, tentang Stevano, dibaca ya, semoga kalian suka.

Thanks.

13 Juli 2016

Difficult LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang