06. -Guilty Trip and Coffe-

19.3K 2.2K 53
                                    

Matahari pagi bersinar cerah menyinari pepohonan dan tanah lapang Hogwarts dimana Harry dan Hermione berdiri dengan sabar diluar pintu gerbang. Meskipun berlindung ditempat yang teduh dan fakta bahwa sekarang masihlah pagi tapi panas di musim panas menghangatkan mereka. Hermione memutar-mutar batu dibawah sandal sambil menunggu dengan khawatir.

"Apakah kau pikir dia akan datang?" tanyanya melirik Harry.

Harry menyandarkan punggungnya di pilar yang diatasnya terdapat patung babi bersayap. "Ya. Dia akan datang," jawabnya. Sesungguhnya Harry tidak terlalu mengenal Draco, dia pernah bekerja sama dengan Draco sebelumnya dan Harry tau Draco tidak akan mau ditinggalkan dalam ketidaktahuan. Itu bukan cara Draco Malfoy, setidaknya dia sudah belajar akan hal itu.

Baru saja Harry selesai berbicara, bunyi 'pop' kecil memberitahukan kedatangan Draco. Dia berdiri bersama mereka dan mengangguk menyapa. "Potter, Granger," katanya.

"Malfoy," Harry mencondongkan kepalanya. Hermione hanya mengangguk tak bisa menemukan suaranya untuk sesaat. Pastilah Draco bukan satu-satunya orang yang merasa tak nyaman dengan kejadian kemarin. Hermione tidak tau harus bersikap seperti apa. Dia merasa malu, sedikit marah dan terluka.

"Jadi?" tanya Draco tak sabar setelah beberapa waktu meraka hanya diam. "Kita hanya akan melakukan ini?"

"Ya, tadi pagi, kami menerima burung hantu dari McGonagall, katanya ada sesuatu yang harus dia lakukan dan dia menunda pertemuan kita sampai beberapa jam kedepan."

"Dan kau tak bisa menyampaikan padaku sebelum aku datang kesini?" tanya Draco kecut.

"Burung hantu tidak akan sampai tepat waktu," jawab Hermione simpel.

"Kau tak pernah mendengar tentang jaringan floo?" tanya Draco mengejek.

"Maafkan kami," kata Harry dengan suara keras. "Tapi tanpa adanya ayahmu dan juga pelahap maut dirumahmu, Hermione dan aku tak nyaman melakukannya."

"Jangan berani-berani kau menyinggung tentang ayahku," komentar Draco panas. Walaupun Draco mengambil bagian besar dalam menangkap para pelahap maut, dia tetaplah didikan ayahnya.

"Kami minta maaf karena tak mengabarimu, tapi kami tetap datang pada waktu yang dijanjikan," kata Hermione kepada Draco, dia berharap dapat meredakan argumentasi.

"Yeah, tapi apa? Kau berharap kita akan berdiri disini saja?" tanyanya kecut.

"Kau bisa lakukan apapun yang kau mau," kata Harry angkuh. "Hermione dan aku akan pergi sarapan di Three Brommstick. Kau bisa ikut dengan kami kalau kau mau, atau melakukan apapun yang kau inginkan, ayo Hermione."

Hermione berjalan dibelakang Harry, tapi melirik penasaran apa yang akan Draco lakukan. Draco merasa aneh ketika mengikuti mereka. "Kau akan ikut atau tidak?" tanya Harry menuruni lereng.

"Baik," kata Draco tapi tak mencoba mengejar mereka. Hermione berjalan pelan-pelan sehingga dia tak jauh tertinggal.

"Ah, selamat pagi," Madam Rosmerta mengantarkan mereka ke meja di pojok ruangan. "Apa yang kalian bertiga lakukan pagi begini?" suaranya ceria namun diakhir kalimat dia mengerutkan dahi menyadari bahwa Draco ada disitu. Madam Rosmerta pastinya tak akan melupakan bahwa Draco pernah meng-imperius nya. Harry secara personal telah menyakinkannya untuk memaafkan perbuatan Draco. Dia tak pernah tahu kenapa Harry memintanya, Harry hanya mengatakan bahwa Draco dalam ancaman dan dia tak punya pilihan. Harry juga mengatakan bahwa sekarang Draco membantunya untuk menangkap para pelahap maut. Dia setuju untuk memaafkan Draco hanya untuk kepentingan Harry dan Draco. Namun dia tak pernah berhenti berpikir apakah penyesalan Draco pantas untuk menyelamatkannya dari azkaban. Dia mengingatkan dirinya lagi tidak masalah dengan alasan apapun dia tidak bisa mendiami dan setuju untuk melupakan.

Aurelian (Terjemahan) -REVISI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang