24. Bold Pretensions

15.7K 1.3K 384
                                    

Hermione menutup matanya, mengambil nafas dalam dan perlahan mengeluarkannya.

"Kau akan mengetuk, Mummy? Kita akan mengetuk?" tanya Aurelian, menatap ibunya penuh harap.

Hermione membuka mata dan tersenyum ke bawah pada bocah yang tangannya dia pengang.

"Ya." Hermione menatap pintu hitam besar di depannya, batu abu-abu besar mansion bergaya Greogorian, Malfoy Manor dan mengetuk buku-buku jarinya yang cerdas di depan pintu. Pintu terbuka segera dan mereka menhadapi wajah kecil, tersenyum si peri rumah dengan sarung bantal merah muda.

"Selamat malam, Miss Hermione Granger dan-"

"Pernie!" teriak Aurelian gembira sambil memeluk peri rumah kecil itu.

"Eee!" Pernie menjerit kaget.

"My miss you, Pernie," kata Aurelian, lengannya merangkul kuat ke leher si peri rumah. Agak aneh melihat mereka berdua memiliki tinggi yang hampir sama, tapi proposionalnya begitu berbeda. Sementara Aurelian tampak gembira, si peri rumah tampak ketakutan.

"Aurelian," Hermione meminta perhatiannya, menepuk bahu putranya, mencoba agar Aurelian melepaskan si peri rumah.

"P-Pernie pikir anda keliru, Young Sir," Pernie tergagap, tidak yakin apa yang harus dikatakan dalam situasi seperti ini.

"Aurelian," kata Hermione tegas. "Kau harus melepaskannya. Dia sedang melakukan pekerjaannya."

Dengan itu Aurelian melepaskan si peri rumah, tapi masih berseri-seri kepada si peri rumah. Pernie menatap gugup Aurelian sesaat sebelum bicara. "Master Draco mengharapkan anda. Pernie akan memimpin jalan anda Miss dan Young Sir, mereka hanya perlu mengikuti."

Pernie agak tak nyaman pada Aurelian dan tetap melirik penasaran dan gelisah di belakang bahunya.

"Kita ke kamarku, Mummy?" tanya Aurelian berharap.

"Tidak, Aurelian. Aku bilang kita tidak kesini untuk bermain hari ini. dan kau tau ini bukan rumah kita lagi. Kita kesini untuk makan malam dan bertemu seseorang yang baru," balas Hermione berbisik.

"Miss Hermione Granger dan Young Aurelian sudah tiba," Pernie memberitahu saat mereka sampai ke ruang lukisan. Hemione menatap sekeliling ruangan tak nyaman sampai matanya bertemu dengan mata Draco.

"Terima kasih, Pernie. Bisakah kau memanggil Mother bahwa tamu kita sudah sampai?" pinta Draco.

"Yes, Sir," Pernie melirik penasaran sekali lagi pada Aurelian sebelum menghilang.

"Daddy!" teriak Aurelian semangat. Draco berlutut ke salah satu lututnya dan untuk pertama kali memungkinkan Aurelian untuk memeluknya. Tidak sampai lengan Draco mengelilingi tubuh Aurelian yang kecil dan dia menyadari, itu terasa agak aneh, tapi dia menikmati kedekatan itu. Senyum kecil terpeta di wajahnya ketika dia bisa menangkap wangi rambut Aurelian. Wanginya bau kelapa, dia berasumsi itu wangi sampo Aurelian, tapi dia tidak bisa menyembunyikan perasaan jika mungkin si bocah mendapatkan sesuatu di dapur lagi.

"Miss you, Daddy."

"I miss you, too. Aku senang akhirnya kau bisa kesini untuk makan malam, malam ini," kata Draco.

"Mummy say no playin," rajuk Aurelian.

"Ya. Tidak main malam ini, tapi akan tetap menyenangkan, kau siap bertemu nenekmu?" tanya Draco.

"Granma Helen disini?"

"Tidak, bukan Grandma Helen, Grandma Helen adalah ibunya ibumu. Malam ini kau bertemu dengan ibuku, nenekmu, Grandmother Narcissa," Draco menjelaskan.

Aurelian (Terjemahan) -REVISI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang